Konten dari Pengguna

Mengenal Kejang Demam

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
11 April 2018 17:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal Kejang Demam
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kejang demam dibagi dalam dua bagian, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks :
ADVERTISEMENT
Kejang demam sederhana
Berlangsung tidak sampai 15 menit
Kejang bersifat umum (kaku seluruh tubuh dan anak tidak sadar)
Hanya terjadi satu kali kejang demam dalam 24 jam
Kejang demam kompleks
Bisa berlangsung sampai 15 menit
Kejang fokal (gerakan salah satu atau beberapa anggota tubuh)
Kejang lebih dari satu kali dalam 24 jam
Anak yang pernah mengalami kejang demam pertama kalinya, mempunyai peluang 30 – 35% untuk mengalami kejang demam berikutnya, dan tidak ada patokan suhu demam yang sama, serta tidak selalu terjadi pada setiap “episode” demam. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi si kecil bisa mengalami kejang demam, diantaranya adalah memiliki orangtua atau saudara kandung dengan riwayat kejang demam dan mengalami kejang demam saat berusia di bawah 15 bulan.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa hal yang dapat orangtua lakukan apabila si kecil mengalami kejang demam :
Usahakan jangan panik!
Letakan anak di tempat yang datar, jangan digendong apalagi didekap erat.
Posisikan anak miring atau tengkurap, dengan tujuan menghindari tersedak jika anak sedang makan atau minum saat kejang.
Jangan pernah masukan apapun ke dalam mulut dengan alasan khawatir lidah tergigit lalu putus. Tidak pernah ada laporan lidah putus karena anak kejang.
Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera bawa anak ke dokter terdekat.
Jangan pernah memberikan kopi! Kopi tidak terbukti dapat mencegah atau meredakan kejang demam.
Berdoa, dan tetap tenang supaya kejang segera berakhir.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pun juga, kejang demam dipicu oleh demam yang dialami si kecil. Seperti yang sudah kita ketahui, demam bukanlah suatu penyakit melainkan adalah gejala dari penyakit. Apakah itu selesma, roseola, pasca imunisasi, dll. Maka, yang harus dicari tahu adalah penyebab demamnya si kecil.
Oh iya, kejang demam cenderung tidak berbahaya yaa mommies, dan tidak merusak otak. Lain hal nya dengan infeksi susunan saraf pusat (SSP)  yang sangat pontesial merusak otak. Perbedaannya, kalau kejang demam disebabkan oleh demamnya itu sendiri (suhu >38 derajat celcius) sedangkan infeksi SSP yang ditandai dengan kejang dan demam, penyebabnya adalah infeksi kuman di dalam SSP.
Lalu, bagaimana membedakannya? Kejang demam paling lama berhenti sendiri dalam 15 menit. Setelah kejang, si kecilpun sadar dengan sendirinya. Sedangkan infeksi SSP seperti menginitis, kejang bisa berlangsung lebih dari 15 menit dan pasca kejang anak cenderung tidak sadar juga kejang sering berulang dalam waktu yang berdekatan.
ADVERTISEMENT
 
Semoga bermanfaat.
By: Kartika Wulan Sari 
Referensi : dr. Arifianto, SP. A dan dr. Nurul I Hariadi, FAAP. 2017. Berteman dengan Demam. Depok : KataDepan
 
Â