Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Dalam Tentang Gagap

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
8 Oktober 2018 15:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengenal Lebih Dalam Tentang Gagap
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gagap adalah salah satu dari banyak gangguan berbicara yang identik dengan pengulangan suku kata atau perpanjangan penyebutan suku kata ketika sedang bicara. Meskipun gagap dapat dialami oleh segala kalangan usia, biasanya kondisi ini diderita anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Gagap yang terjadi pada usia-usia ini tergolong wajar karena anak masih belum mampu menyampaikan maksud dengan sempurna. Seiring dengan bertambahnya usia, kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Gagap juga bisa disebabkan karena gangguan otak, saraf, dan otot yang berkaitan dengan kemampuan berbicara. Jika gagap disebabkan karena hal-hal tersebut, maka si Kecil harus segera diperiksakan ke dokter dan mendapatkan perawatan yang sesuai. Kondisi ini akan terus memburuk apabila dibiarkan begitu saja. Si Kecil bisa mengalami penurunan kepercayaan diri dan kemampuan berinteraksi sosial.
Gagap dapat disebabkan karena pertumbuhan, neurogenik, dan psikogenik. Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, gagap karena pertumbuhan biasanya dialami anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Anak yang sudah mampu menyampaikan maksud melalui bahasa akan berangsur-angsur sembuh dari gangguan ini.
Sementara itu, penyebab neurogenik gagap dikarenakan adanya gangguan pada anggota tubuh yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi gagap ini bisa terjadi karena penyakit atau kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Penyebab gagap terakhir adalah psikogenik. Gagap karena psikogenik jarang terjadi. Penyebabnya adalah trauma atau masalah dalam pemikiran atau penalaran.
Faktor risiko yang dapat memicu munculnya atau memperburuk kondisi gagap adalah terhambatnya tumbuh kembang anak, stres, keturunan, dan jenis kelamin. Proses tumbuh kembang yang terganggu serta memiliki gangguan bicara merupakan beberapa faktor pemicu gagap.
Anak yang tertekan akibat situasi tertentu sehingga stres akan lebih parah gagapnya. Adanya anggota keluarga yang juga gagap turut memicu munculnya fenomena ini. Selain itu, laki-laki lebih sering menderita kegagapan daripada perempuan.
Selain mengulang atau memperpanjang penyebutan suatu kata, orang yang gagap juga sering mengambil jeda dalam bicara. Untuk menyampaikan maksud, dia juga sering menggunakan kata pengisi seperti “hmm...” atau “eee...” dalam jeda tersebut. Orang gagap diketahui sering menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya.
ADVERTISEMENT
Gejala lainnya tampak dari fisik penderita gangguan gagap. Bibir gemetar, wajah tegang, sering mengepalkan tangan, otot wajah berkedut, dan mata berkedip berlebihan adalah tanda-tanda fisik yang dapat terlihat dari penderita gagap.
Stres, lelah, terburu-buru, atau terlalu bersemangat bisa membuat gejala gagap semakin jelas terlihat. Penderita kegagapan mungkin bisa lancar berbicara ketika berbicara dengan diri sendiri atau sedang bernyanyi.
Periksakan si Kecil ke dokter jika gagap berlangsung lebih lama dari enam bulan atau frekuensi kambuhnya meningkat. Anak yang gagap harus segera diperiksakan ke dokter jika menyebabkan gangguan emosional dan mempengaruhi kemampuan berkomunikasi terhadap orang lain.
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor