Konten dari Pengguna

Menghadapi Masa Terrible Two Dengan Merasakan Perilaku Anak

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
13 Juli 2019 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Menghadapi Masa Terrible Two Dengan Merasakan Perilaku Anak

ADVERTISEMENT
Sebenarnya menghadapi masa terrible two pada anak sudah sering saya baca jauh-jauh hari sebagai bentuk persiapan jika suatu saat masa itu terjadi pada Zikri (31 bulan).
ADVERTISEMENT
Dan benar saja, akhir-akhir ini Zikri kecil kami tengah mencurahkan emosinya dengan sering berkata tidak.Lebih sering menangis marah jika keinginannya tak segera kami penuhi. Pedoman yang saya baca ketika terjun langsung menghadapi Zikri dalam keadaan seperti itu, terkadang lenyap begitu saja. Selain tetap berusaha sabar, agar tak mengeluarkan kalimat-kalimat buruk yang semakin memperburuk suasana.
Tak ingin terus berlanjut tanpa ilmu, kemudian saya mulai menelaah kembali.Bagaimana seharusnya sikap saya atau orang tua menghadapi masa terrible two pada anak.Masa-masa yang yang saya rasa hampir setiap anak mengalaminya.Anak ingin diperlakukan bak orang dewasa, memiliki keinganan yang kuat terhadap segala sesuatu disebabkan oleh meningkatnya perkembangan kognitif dan emosinya.
Berbekal dengan melihat gejala yang terjadi pada Zikri lalu saya menguatkan dengan pemahaman melalui membaca buku parenting atau jurnal parenting terpercaya, maka saya menerapkan untuk merasakan perilakunya dalam menghadapi masa terrible two pada anak.
ADVERTISEMENT

Apa yang pertama kali dilakukan ketika menghadapinya?

1. Bagian terpenting menurut saya, sebelum menangani anak. Saya perlu cepat mengelola emosi saya terlebih dahulu. Kadangkala perilaku yang timbul pada anak adalah cerminan perilaku kita.
2. Sebelum melakukan sesuatu rasakan terlebih dahulu wujud perilaku anak.Apakah termasuk strategi atau emosi?Jika anak mewujudkan perilakunya dalam bentuk strategi tetapi masih dalam batas aman, hal yang perlu saya lakukan adalah tidak menanggapinya. Biarkan ia menangis, namun anggap perilakunya tidak pernah terjadi.
Jika anak mewujudkan perilakunya dalam bentuk emosi tapi tidak menyakiti maka dampingi ia secara pasif. Biarkan ia meluapkan rasanya. Pastikan ia menuntaskan emosinya, tidak disumbat emosinya dengan meredakan tangisannya.
Jika anak mewujudkan perilakunya dalam bentuk strategi dan tidak aman. Misalnya memukul, melempar barang dan sebagainya.Maka yang perlu saya lakukan adalah menyelamatkan korbannya biarkan pelakunya.
ADVERTISEMENT
Jika anak mewujudkan perilakunya dalam bentuk emosi dan tidak aman.Maka saya perlu mengamankannya terlebih dahulu, kemudian sama halnya seperti diatas. Dampingi ia sampai tuntas emosinya.
3. Berikan Arahan yang Jelas Sebelum Tantrum terjadiMisalnya agar tujuan kita tercapai kita dapat menawarkan ia kegiatan yang sebenarnya itu adalah tujuan kita."Adek mau mandi dulu atau makan dulu."Secara tidak langsung dia akan mengerjakan kedua hal tersebut namun dengan arahan yang baik daripada menyuruhnya, "Adek mandi!", "Adek makan!" yang berujung ia akan mengatakan tidak atau menolaknya.
4. Konsisten dan kongruenSepakati aturan dan tetap konsisten terhadap aturan yang telah dibuat walau anak menunjukkan strategi untuk melanggarnya.Kongruen disini artinya apa? yang ibu ucapkan harus sejalan pula dengan apa yang ibu lakukan. Apa yang ibu katakan dan lakukan menjadi contoh terbaik bagi anak.
ADVERTISEMENT
5. Tingkatkan SabarYa Moms terkadang kita hanya perlu bersabar menghadapi perilaku anak yang mungkin tidak sesuai.Tidak perlu ikut menguras emosi dan jiwa. Fikiran kita perlu tetap tenang agar dapat mengambil tindakan yang sesuai.Jika terasa lelah, ambillah time out untuk diri sendiri.Tidak perlu merasa bersalah hanya ketika kita menenangkan diri terlebih dahulu. Menurut saya justru hal ini akan lebih baik daripada menghabiskan energi dengan turut memarahi anak yang sedang emosi.
Dalam masa tenang, saya sering membangun komunikasi dan interaksi yang positif dengan Zikri. Terkadang mengevaluasi serta menyelipkan value dalam setiap kejadian. Mengakui perasaannya pada suatu kejadian dan berharap perlahan ia segera faham apa yang baik dan tidak untuknya.Tenang Moms, saya yakin masa-masa ini akan segera berlalu. Ini hanya sepenggal fase dimana anak sedang menguatkan mental ketika ia mengalami kesulitan-kesulitannya kelak.
ADVERTISEMENT