Mengoceh Adalah Awal Perkembangan Kemampuan Berbicara si Kecil?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2018 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengoceh Adalah Awal Perkembangan Kemampuan Berbicara si Kecil?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
 “Mamama... bababaa... dadidididi...” ocehan bayi yang kadang terkesan lucu dan tidak jelas ini sebenarnya merupakan sinyal dalam tahap terpenting perkembangan bahasa si Kecil. Faktanya, studi terbaru menemukan bahwa usia saat bayi mulai mengoceh dapat dijadikan sebuah prediksi kapan si Kecil akan mengatakan kata pertamanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Lauren Lowry, ahli patologi wicara-bahasa sekaligus penulis Hanen, bayi telah dapat membuat suara tepat setelah dia dilahirkan yaitu dengan tangisan keras. Selama 6 bulan pertama, bayi belajar membuat suara selain tangisan, seperti menggumam dan tertawa. Suara-suara ini tidak dibuat secara sengaja melainkan adalah refleks yang tidak bisa dikendalikan oleh bayi.
Setelah umur bayi kira-kira 5 hingga 10 bulan, mereka mulai mengatakan beberapa suku kata seperti “ba ba” atau “di di” yang mengandung sebuah konsonan dan sebuah huruf vokal. Ocehan seperti ini disebut canonical babbling yang melibatkan deretan suku kata berulang (contoh : da da da) atau kombinasi dari suku kata yang berbeda-beda (contoh : ma di da). Canonical babbling adalah tahap penting dari perkembangan kemampuan berbicara anak karena tipe suku kata ini sangat mirip dengan yang akan dia hasilkan ketika mulai menggunakan kata-kata.
ADVERTISEMENT
Saat bayi terus berkembang, ocehan mereka mulai terdengar lebih seperti percakapan. Ini kadang-kadang disebut sebagai jargon. Celotehan bayi pada tahap ini memiliki irama dan nada yang terdengar sangat mirip dengan ujaran orang dewasa. Setelah sekitar 1 tahun membuat berbagai bunyi dan suku kata, si Kecil akan mulai mengucapkan kata-kata pertamanya.
Suara, rima, dan nada dalam celotehan bayi dipengaruhi bahasa yang terpapar di sekitar bayi. Bayi mengoceh dengan menggunakan suara yang mereka dengar di sekitarnya.
Selain itu, konsonan yang biasanya muncul saat bayi mengoceh biasanya adalah konsonan yang akan muncul dalam kata-kata pertamanya. Meskipun bayi terpapar lebih dari 1 bahasa, ocehannya tidak lebih banyak dan sering dibanding dengan bayi yang hanya terpapar 1 bahasa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, anak-anak yang mengalami penundaan perkembangan produksi suara atau tidak segera mengeluarkan ocehan berisiko mengalami penundaan kemampuan berkomunikasi.
Beberapa ocehan bayi sangat memiliki arti. Moms dapat mengetahui kapan si Kecil berusaha menyampaikan sebuah pesan tentang hal yang menarik perhatiannya.
Moms dapat Melakukan Beberapa Hal untuk Merespon Ocehan si Kecil
Moms dapat berhenti sejenak dan menunggu si Kecil agar mulai mengoceh. Perhatikan juga kapan dia mengoceh. Dalam beberapa kasus, dia mengoceh untuk menyampaikan pesan kepada Moms. Di lain waktu, dia mengoceh untuk bermain dengan suara-suara dan mempraktikkan kemampuan barunya.
Terkadang, Moms perlu menirukan ocehan si Kecil saat dia tidak menyampaikan pesan spesifik saat mengoceh. Ketika si Kecil mendengar suara familiar tersebut, dia akan merasa diperhatikan dan bahwa suaranya menarik perhatian. Hal ini mungkin akan memotivasinya untuk mengoceh lagi.
ADVERTISEMENT
Moms dapat bertindak sebagai interpreter si Kecil. Jika Moms berpikir bahwa si Kecil berusaha menyampaikan suatu hal spesifik ketika dia mengoceh, “terjemahkan” ocehannya ke dalam kalimat-kalimat sederhana. Hal ini membantu Moms memberikan label untuk hal-hal yang dia coba komunikasikan. Pada akhirnya, hal ini akan membangun kosa katanya.
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor