Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Menu Tunggal Membuat Anak GTM?
14 Februari 2019 17:42 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hi Moms, sudah baca artikelku sebelumnya terkait dengan 14 hari menu tunggal untuk anak yang ternyata tidak pernah direkomendasikan WHO?
ADVERTISEMENT
Kali ini aku mau sharing mengenai pengalamanku saat awal memberikan MPASI. Awalnya aku percaya dengan efektivitas 14 hari menu tunggal MPASI. Bahkan, aku sampai browsing dan membaca pengalaman ibu-ibu lainnya saat memberikan MPASI menu tunggal melalui media sosial.
Tidak sedikit aku ikuti tips dan trik mereka hingga akhirnya akupun membuat daftar makanan untuk MPASI menu tunggal. Kebanyakan ibu-ibu memulainya dengan pemberian nasi putih saja diikuti dengan puree buah. Tidak sedikit pula yang juga memberikan ati ayam dan kuning telur karena mengandung zat besi yang tinggi.
Akhirnya hari yang dinanti pun tiba: First day of MPASI. Rasanya excited banget! Soalnya aku suka gemas dengan tingkah anakku yang kelihatan ingin ikutan makan saat aku dan suamiku makan. Makannya, hari pertama MPASI ini aku nanti-nanti. Aku memulainya dengan nasi putih yang disaring. Masih rajin banget aku menyaringnya sampai menghabiskan waktu sekitar setengah jam karena dilakukan manual.
ADVERTISEMENT
Suapan pertama berlanjut hingga suapan-suapan selanjutnya. Namun aku batasi karena namanya juga masih hari pertama, jadi tidak disarankan memberikan terlalu banyak makanan. Saat itu aku senang sekali karena anakku lahap. MPASI menu tunggal dilanjutkan dengan puree buah yang masih bisa diterima oleh anakku.
Memasuki hari kedua aku mulai mencoba makanan tinggi zat besi, yaitu kuning telur dan ati ayam. Saat suapan pertama, anakku masih mau memakannya. Pada suapan kedua hingga suapan ketiga anakku mulai menolak untuk makan. Ya memang terbayang, sih, jika aku sendiri yang harus memakannya. Menunya hanya itu saja tanpa tambahan nasi atau lauk lainnya. Tentunya akan terasa tidak enak. Jadi aku paham dan maklumi mengapa anakku menolaknya. Semenjak saat itu, hari hari MPASI berikutnya pun dihiasi dengan gerakan tutup mulut (GTM) yang membuatku cukup pusing karena takut anakku menjadi sakit.
ADVERTISEMENT
Kebetulan saat hari ketiga menu tunggal MPASI, aku membaca artikel yang dibuat oleh seorang DSA yang menyatakan bahwa 14 hari menu tunggal dapat menyebabkan anemia yang bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak (informasi lebih lanjut ada di artikelku sebelumnya).
Bersyukur juga anakku sempat GTM, sehingga saat itupun aku sudahi menu tunggal untuk anakku. Esoknya aku langsung berikan menu 4 bintang dan alhamdulillah walaupun sempat GTM pada awalnya, tetapi akhirnya anakku mau makan kembali dan mulai lahap lagi.
Sebagai seorang ibu, aku sangat beruntung karena menemukan artikel tersebut disaat yang tepat, namun aku juga menghargai para Moms lainnya yang tetap memilih untuk memberikan menu tunggal untuk anaknya.
Semoga bermanfaat.
By: Editha Aldillasari
ADVERTISEMENT
Copyright by Babyologist