Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Metode Kontrasepsi Darurat Menurut WHO
7 Oktober 2018 10:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Metode Kontrasepsi Darurat Menurut WHO](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1538882109/wuxcexpwkknxrlzencai.jpg)
ADVERTISEMENT
Tahukah Moms tentang kontrasepsi darurat? Kontrasepsi darurat merupakan kontrasepsi yang dipakai justru setelah berhubungan. Menurut World Health Organization (WHO), tingkat keefektifan kontrasepsi darurat dalam mencegah kehamilan mencapai 95% jika digunakan dalam 5 hari sejak berhubungan. Kontrasepsi darurat digunakan jika kita khawatir kontrasepsi yang sebelumnya dipakai gagal (kondom bocor, diafragma bergeser, dsb), atau saat lupa meminum pil KB.
ADVERTISEMENT
4 Metode Kontrasepsi Darurat Menurut WHO
Pil KB kombinasi biasaMetode ini paling kecil efektivitasnya dibandingkan kontrasepsi darurat lainnya.
Pil LevonorgestrelPil ini bekerja dengan menunda ovulasi sehingga sperma mati sebelum bertemu sel telur dan mengentalkan lendir rahim supaya sperma sulit bergerak. Pil Levonorgestrel tidak terpengaruh oleh kontrasepsi hormonal yang telah dipakai sebelumnya. Jadi kalau lupa minum pil KB atau terlambat ganti implan, pil ini lebih efektif dibandingkan pil Ulipristal.Namun, pil ini hanya efektif jika dikonsumsi 72 jam setelah berhubungan. Pil jenis ini dijual bebas di pasaran dan tidak membutuhkan resep dokter. Pil jenis ini kurang efektif untuk wanita dengan Body Mass Index (BMI) di atas 25 dan tidak efektif jika BMI nya di atas 30. Cara hitung BMI adalah Berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi dengan pangkat dua dari tinggi (dalam satuan meter).
ADVERTISEMENT
Pil UlipristalPil ini bekerja dengan mencegah terjadinya ovulasi. Pil ini jauh lebih efektif dibandingkan pil Levonorgestrel karena masih dapat bekerja hingga 5 hari setelah berhubungan. Namun menurut Planned Parenthood Federation of America, jika sebelumnya Moms telah menggunakan kontrasepsi hormonal dan mengonsumsi pil Ulipristal ini karena lupa mengonsumsi pil KB misalnya, maka kemungkinan pil ini tidak bekerja dengan efektif. Pil Ulipristal juga tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan pil Levonorgestrel karena akan saling mengacaukan satu sama lain sehingga malah jadi tidak efektif sama sekali. Pil ulipristal dapat bekerja untuk wanita dengan BMI mencapai angka 35. Jika BMI Moms di atas 35, maka pilihan yang tepat adalah IUD tembaga.Pil ulipristal memerlukan resep dokter dan harganya lebih mahal dibandingkan pil Levonorgestrel. Pada tahun 2016, BPOM Indonesia telah memberikan ijin edar untuk pil Ulipristal import dengan merek Ella.
ADVERTISEMENT
IUD tembagaIUD tembaga yang biasa digunakan untuk kontrasepsi jangka panjang juga dapat dijadikan kontrasepsi darurat jika dipasang dalam 5 hari sejak berhubungan. IUD tembaga merupakan metode kontrasepsi darurat paling efektif dibandingkan metode lain hingga saat ini menurut WHO dengan tingkat keberhasilan mencapai 99%.Cara kerja IUD tembaga adalah dengan menghalangi terjadinya fertilisasi. Ion tembaga membuat ekor sperma terpisah dari badannya sehingga sperma tidak dapat berenang dan akhirnya mati.IUD tembaga dapat digunakan wanita dengan BMI berapa pun dan tidak terpengaruh kontrasepsi hormonal yang dipakai sebelumnya. Namun untuk pemasangan dan pelepasannya, disarankan ke dokter.
Kontrasepsi darurat berbeda dengan aborsi. Kontrasepsi bekerja sebelum pembuahan terjadi, sedangkan aborsi menghentikan janin yang telah terbentuk.
Semoga bermanfaat.
ADVERTISEMENT
By: Kristiani Chen