Konten dari Pengguna

Mitos Seputar Bayi Jatuh

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
10 November 2018 8:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mitos Seputar Bayi Jatuh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Setiap orang tua pasti tidak ingin ada hal buruk yang menimpa bayi mereka. Namun terkadang sebaik apa pun orang tua berusaha mengawasi si buah hati, ada kalanya hal yang tidak diinginkan terjadi tanpa disengaja. Salah satunya adalah jika bayi terjatuh dari tempat tidur ataupun tempat tinggi lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini pernah terjadi terhadap bayi teman saya. Saat itu si bayi ditaruh di atas tempat tidur yang tingginya sekitar 60 cm. Si bayi ditinggal tanpa pengawasan hanya sekitar 2 menit untuk membuatkan susu di tempat tak jauh dari bayi berada. Tiba-tiba si bayi terjatuh dan menangis dengan posisi telentang. Kekhawatiran tentu timbul memikirkan akibat yang mungkin bisa terjadi setelah kejadian tersebut. Tindakan pertama orang tua adalah memeriksakan si bayi kepada ahli pijat spesialis bayi.
Bayi terjatuh bukan perkara yang bisa dianggap remeh. Sebagai orang tua, kita harus terus memperhatikan masa pasca jatuhnya bayi. Terus pantau kondisi atau yang disebut masa observasi hingga 3 hari pasca bayi terjatuh. Pastikan apakah sang bayi muntah, ada luka/memar/benjol, hilang fokus penglihatan, bayi menjadi lemas atau hilang kesadaran, rewel, tidak mau menyusu serta gejala-gejala mencurigakan lainnya. Segera periksakan bayi ke dokter untuk lebih memastikan keadaannya. Mungkin sebagian dokter akan merekomendasikan CT-Scan. Namun menurut beberapa info yang beredar, CT-Scan memiliki dampak radiasi yang berbahaya untuk bayi karena bisa memicu kanker.
ADVERTISEMENT
Di masyarakat kita ada mitos yang beredar bahwa bayi yang pernah jatuh sekali akan jatuh lagi sampai sebanyak 7 kali, setelah itu tidak akan jatuh lagi. Well, itu menurut saya hanya mitos yang kebenarannya masih disangsikan. Bagaimanapun orang tua memiliki tugas utama menjaga sang anak dari hal-hal berbahaya. Jatuh sekali saja sudah cukup membuat orang tua merasa bersalah, apalagi bila sang anak jatuh berkali-kali, patut dipertanyakan keseriusan orang tua dalam menjaga bayi mereka.
Tugas kita sebagai orang tua adalah menjaga anak-anak kita sebaik mungkin dan menghindarkan mereka dari hal-hal yang bisa mencelakai. Terkadang sesuatu bisa terjadi tanpa disengaja, namun setidaknya kita sebagai orang tua sudah melakukan upaya maksimal dalam melindungi buah hati.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Kurniati Solekha