Konten dari Pengguna

My PCO Journey: Part 1

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
24 Juli 2018 14:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
My PCO Journey: Part 1
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pertanyaan yang selalu saya dengar waktu awal-awal menikah adalah, “Kok belum hamil-hamil?”.
ADVERTISEMENT
Saya bukan tipe orang yang bisa dengan mudahnya hamil. Apalagi saya ada PCOS, di mana sel telur saya kecil-kecil, yang paling besar hanya 10 mm padahal normalnya adalah 18 mm. Ditambah saya LDR dengan suami. Mengapa LDR? Karena saya kuliah S2 di Jogja dan suami kerja di Jakarta, yang sebenarnya kualitas untuk bertemu bisa dibilang sangat jarang, sebulan sekali belum tentu bisa bertemu.
Awal saya tahu kalau saya terkena PCO adalah karena saya iseng untuk datang ke dokter kandungan untuk sekadar konsultasi, setelah di periksa saya PCOS. Tapi karena waktu itu ada kendala lain sehingga tindakan dan pengobatan hanya sebatasnya saja, dan kesadaran datang kembali pada tahun ini karena banyak yang menyarankan untuk pengobatan lebih lanjut. Tentu saja, saya periksa tanpa didampingi suami karena suami selalu dinas setiap bulannya.
ADVERTISEMENT
Saya selalu kontrol sesuai dengan yang dokter jadwalkan. Ketika periksa sel telur biasanya menggunakan USG Transvaginal, jadi terlihat sel telurnya memang banyak tapi kecil-kecil. Sekarang saya ada di tindakan pengobatan pertama, yaitu diberi obat Metformin 500 mg yang diminum 2 kali sehari. Moms pasti bertanya, "loh Metformin kan obat untuk diabetes?"
Sebenarnya Apa Itu PCOS?
PCOS (polycystic ovary syndrome), adalah kondisi terganggunya fungsi ovarium pada wanita yang berada di usia subur. Kondisi ini menyebabkan hormon wanita yang menderita PCOS menjadi tidak seimbang karena hal-hal yang tidak diketahui. Tanda-tanda awal PCOS adalah masa ovulasi atau subur yang tidak beraturan, meningkatnya kadar hormon pria (androgen) dalam tubuh wanita, dan munculnya banyak kista (kantong berisi cairan) pada ovarium. Jika seorang wanita mengalami setidaknya dua dari tiga tanda awal itu, maka kemungkinan PCOS.
ADVERTISEMENT
Gejala PCOS
Biasanya gejala-gejala PCOS akan semakin jelas terlihat ketika wanita memasuki usia 16 sampai 24 tahun. Beberapa gejala-gejala umum PCOS adalah:
Pertumbuhan rambut yang berlebihan, biasanya di punggung, bokong, wajah, atau dada.
Kulit berminyak atau berjerawat.
Kesulitan untuk hamil.
Rambut kepala rontok atau menipis.
Berat badan bertambah.
Menstruasi tidak teratur. Dalam setahun frekuensi menstruasi lebih sedikit, atau jumlah darah yang dikeluarkan saat menstruasi lebih banyak. Kalau saya sekali haid hari pertama sampai hari kedua akan terasa nyeri yang teramat sangat dan hanya bisa di tempat tidur saja.
Penyebab dan Faktor Risiko PCOS
Penyebab pasti PCOS masih belum diketahui, tapi diduga ada hubungannya dengan kadar hormon yang tidak normal. Namun, ada beberapa faktor yang mungkin bisa mendorong terjadinya PCOS, yaitu:
ADVERTISEMENT
Resistensi terhadap insulin. Jaringan tubuh resisten terhadap insulin, sehingga tubuh terpacu untuk memproduksi lebih banyak insulin yang mengganggu pembuahan normal dan memicu penambahan berat badan.
Ketidakseimbangan hormon. Hal ini disebabkan antara lain karena naiknya kadar testosteron (hormon yang dominan pada tubuh pria), naiknya hormon lutein (kadar yang tinggi justru akan mengganggu kerja ovarium), turunnya kadar globulin pengikat-hormon seksual (SHBG) sehingga aktivitas testosteron meningkat di dalam tubuh, dan naiknya hormon prolaktin (hormon yang memicu produksi air susu).
Faktor keturunan. Jika salah seorang anggota keluarga mengidap PCOS, maka risiko Anda semakin besar untuk terkena PCOS.
Semoga bermanfaat.
By: Sabrina Adani Halawati Putri.