news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisahku Tentang Vaginal Birth After Cesarian (VBAC)

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
8 Mei 2018 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kisahku Tentang Vaginal Birth After Cesarian (VBAC)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
​​​​​​​Aku mengetahui apa itu VBAC semenjak mempunyai 2 anak, itu pun hanya sebatas tahu saja. VBAC (Vaginal Birth After Cesarian) ialah melahirkan normal setelah pasca operasi sesar.
ADVERTISEMENT
Di kehamilan ke-3​​​​​​ aku merasakan lelah karena bayi yang begitu aktif. Pada Minggu ke-32 lahirlah anak ke-3 dengan operasi sesar dikarenakan KPD (ketuban pecah dini) dan Prematur. Itulah pengalamanku yang pertama di ruang operasi, rasanya tak mau terulang kembali.
Kelahiran anak sebelumnya dilakukan dengan normal, itu pun di bidan walaupun ke DSOG hanya sebatas untuk USG.
Kelahiran anak ke-3 membuatku trauma akan halnya ruang VK, dan memutuskan untuk menjaga jarak, karena di kelahiran anak ke-3 ku, aku harus berjauhan selama 14 hari karena bermasalah dengan bayiku.
Ya jelas karena ia lahir prematur dan infeksi akibat terlalu lama dikeluarkan dari perutku. Itu pun terancam juga dengan detak jantung yang semakin melemah. Akhirnya, aku bertekad untuk menjaga baik-baik dia walaupun kondisi tubuh masih kurang baik. 
ADVERTISEMENT
15 bulan usianya aku hamil sebulan rasanya tak bisa dibayangkan antara senang campur sedih. Saya masih ketakutan mengingat ruang operasi. Memang seperti itu rasanya masuk ruang operasi, pasti seluruh tubuh dingin dan menggigil.
Besokannya aku mulai kembali membuka website tentang VBAC dan beberapa grup yang aku follow di Facebook, rasanya semakin menambah ilmuku untuk memantapkan diri.
Lebih dari 5 bidan aku kunjungi dan lebih dari 3 DSOG mereka menolakku untuk melahirkan normal karna jarak yang sangat dekat kurang dari 2 tahun. Bidan hanya bisa membantuku 5 tahun usianya, sedangkan dokter 3 tahun minimal jaraknya.
Rasanya lelah sekali setelah hati ini mantap untuk melahirkan normal karena aku tak mau kembali ke ruangan operasi sebelum mencobanya. Jika di pertengahan melahirkan ada kendala dengan pasrah aku serahkan jalan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Hari H pun tiba, akhirnya aku masuk juga di ruang VK dengan rasa waswas. Banyak tenaga kesehatan mengkhawatirkan kondisiku dengan jarak dekat ingin normal. Waktu 30 menit di pembukaan lengkap menanti DSOG, suster tak mau mengambil risiko mengeluarkan bayiku karena itu wewenang Dokter.
Aku pun harus sabar selama 30 menit padahal posisi kepala bayi sudah sangat terlihat keluar, sekali hentakkan dapat keluar. Tetapi saya tetap menahannya karena khawatir dengan jahitan sesarku. Akhirnya, persalinanku pun spontan ketika dokter datang.
Beberapa tips dan trick untuk sukses VBAC:
1. Jaga jarak, kalau sudah terlanjur hamil, maka edukasi diri;
2. Perkuat ilmu untuk banyak buka-buka website dan membaca kisah-kisah VBAC dan lainnya;
ADVERTISEMENT
3. Hindari Induksi Persalinan karena ini tidak dianjurkan, induksi mengakibatkan robeknya bekas luka sesar karena induksi itu mulesnya terasa 2x mules alami;
4. Percaya diri akan membantu menjauhkan Anda dan bayi dari rasa stres;
5. Dukungan dari tenaga kesehatan (nakes) dan keluarga sangat penting untuk mencapai tujuan akhirnya. Dukungan keluarga paling dekat ialah seorang suami yang harus terus menyemangati istrinya;
6. Untuk rumah sakit, carilah rumah sakit yang mendukung walaupun sangat jarang untuk mendapatkan nakes VBAC. Cobalah terus berusaha jangan mudah putus asa;
7. Jika Anda memiliki kenangan yang sangat traumatis di rumah sakit sebelumnya, atasi trauma itu dulu. 
​ Semoga bermanfaat.
By: Yuni Mardiana.