Konten dari Pengguna

Pejuang ASI Eksklusif

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
3 November 2019 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pejuang ASI Eksklusif

ADVERTISEMENT
Hallo Moms. Semua orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Pastinya Moms semua akan selalu mengupayakannya terutama dalam hal nutrisi si Kecil. Pada 6 bulan pertamanya, ASI saja sudah mencukupi seluruh nutrisi dan zat penting yang dibutuhkan bayi. Oleh karena itu, ASI Eksklusif memang selayaknya harus diperjuangkan.
ADVERTISEMENT
Ini adalah cerita singkat saya memperjuangkan ASI Eksklusif untuk anak saya.
Saat pertama kali Syeron lahir, ASI saya memang tidak langsung keluar. Tapi saya juga tidak terlalu khawatir karena sewaktu hamil, saya sempat ikut seminar dari AIMI dan jadi tau kalau bayi baru lahir masih bisa bertahan sampai dengan 3 hari tanpa ASI. Berbekal ilmu yang saya dapat dari AIMI, saya langsung fokus belajar menyusui Syeron tanpa memikirkan “aduh, ASIku belum juga keluar, gimana nih?” Karena saya yakin, ASI saya akan keluar pada waktunya. Dengan kondisi payudara flat nipple, memang proses menyusui menjadi lebih menantang bagi saya. Karena waktu itu Syeron juga baru belajar menyusu, jadi pelekatannya juga masih belum sempurna. Setelah 3 hari, ASI saya belum juga keluar banyak, Syeron pun juga belum lancar menyusu. Saya mulai sedikit khawatir Syeron dehidrasi. Syeron udah mulai nangis haus minta ASI, tapi tiap saya coba untuk menyusui langsung dia belum bisa “ngenyot”, selalu terlepas dan berakhir nangis. Akhirnya saya memerah payudara menggunakan tangan, saya tampung ASI yang hanya “menetes” di sendok dan saya minumkan ke Syeron dengan sendok kecil. Dan benar saja, dia seperti sangat kehausan. Sepanjang malam saya memerah ASI dan meminumkannya ke Syeron dengan sendok. Keesokan harinya saya mengajak suami untuk beli pompa ASI ke babyshop terdekat. Syeron saya titipkan ke neneknya di rumah.
ADVERTISEMENT
Setelah beli pompa ASI, saya langsung coba pumping dan waktu itu saya dapet 30 ml per payudara. Sedikit lega karena Syeron punya persediaan ASI dan tidak khawatir dia kehausan. Tapi semakin hari Syeron semakin gak sabaran kalo harus minum ASI dari sendok. Karena waktu itu saya masih belum mengenalkan dot ke Syeron, agak sedikit idealis Syeron gak boleh minum dari dot. Kenapa begitu? Karena kondisi payudara saya flat nipple, kalau sedari awal saya kenalkan Syeron sama dot, saya khawatir dia keenakan ngedot dan gak mau nyusu langsung ke saya. Padahal saya ingin sekali bisa menyusui Syeron sampai minimal 2 tahun. Saya takut dia jadi males belajar menyusu langsung ke saya dan malah jadi bingung puting. Sempat agak “disindir” sama mertua karena beberapa hari Syeron cranky gak sabaran nyusu buat kasih Syeron minum ASI pake dot, tapi saya tetep ngotot gak mau kasih Syeron dot. Seminggu berlalu dan Syeron masih belum lancar menyusu. Tiap kehausan, saya susui Syeron tapi dia malah nangis, payudara penuh, pelekatan Syeron juga masih belum sempurna, jadi selalu lepas. Saya coba “mengeluarkan” puting menggunakan spuit dan itu sakit sekali, agar puting bisa muncul dan Syeron bisa menyusu tanpa terlepas. Beberapa kali dicoba Syeron belum juga bisa menyusu langsung dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Setelah 2 minggu, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk mudik ke rumah orang tua saya di desa. Karena kami merasa sangat kurang istirahat dan butuh bantuan untuk mengurus Syeron. Setelah sampai di rumah, drama menyusu Syeron belum selesai. Timbul masalah baru, Syeron menolak menyusu langsung ke saya. Benar-benar menolak, didekatkan ke saya pun Syeron langsung nangis kejer. Rasanya sedih, karena merasa "ditolak" anak sendiri. Cuma bisa nangis karena memang saya harus meluapkannya, tapi saya tidak pernah nangis di depan anak saya. Di dalam pikiran saya, saya harus semangat, harus happy supaya anak saya juga segera lancar menyusu. Alhamdulillah saya mempunyai suami yang sangat support dan keluarga yang juga sangat membantu saya. Jadi saya tidak merasa “sendiri”, saya tetap dengan “sadar” dan sabar belajar menyusui bersama Syeron. Saya selalu sounding ke Syeron, “dek, kita belajar sama-sama ya, kita pasti bisa” kalimat itu terus saya bisikkan ke Syeron saat dia mau menyusu. Perlahan dia mulai mau menyusu langsung lagi ke saya. Pelekatannya pun sudah mulai sempurna. Senang sekali rasanya, sampai pernah dia 3 jam nonstop direct breastfeeding. Saya tau dia mungkin cuma “ngempeng” tapi saya sangat menikmati momen itu. Setelah beberapa hari sempat “ditolak” oleh Syeron, akhirnya saya dan Syeron bisa skin to skin menikmati indahnya menyusui, saling tatap mata, kadang juga bercanda. Sesederhana itu bahagia saya. Butuh sekitar 1,5 bulan dari Syeron lahir untuk dia bisa menyusu dengan baik. Nippleku pun sudah mulai keluar dan Alhamdulillah tidak ada drama puting lecet ataupun berdarah. Sejak saat itu, Syeron sudah mulai lancar menyusu, dan saya bisa memberikan hak Syeron ASI Eksklusif di 6 bulan pertama kehidupannya. Sampai saat ini, saya juga masih memberikan ASI untuk Syeron dan semoga saya bisa terus memberikan hak ASI Syeron sampai dengan minimal 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Itulah sedikit cerita tentang perjuangan memberikan hak ASI Eksklusif Syeron, terima kasih yang sudah baca. Untuk Moms yang juga sedang “berjuang”, tetap semangat dan jangan menyerah. Selalu ingat kunci sukses menyusui, yaitu ibu yang memiliki rasa percaya diri, hindari stres, selalu berpikir positif dan bahagia. Happy breastfeeding Moms.