Pengalaman Hamil dan Melahirkan Anak Pertama

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
16 Juni 2019 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengalaman Hamil dan Melahirkan Anak Pertama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kehamilan merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Begitu pun dengan saya dan suami. Berikut cerita kehamilan dan melahirkan anak pertama saya.
ADVERTISEMENT
Saya menikah saat berusia 23 tahun, suami 3 tahun lebih tua dari saya. Selang 1,5 bulan semenjak pernikahan, saya diberi anugerah yang luar biasa, dua garis merah di testpack. Saya pun menangis bahagia tidak percaya karena Allah telah mempercayai kami secepat ini. Agar semakin yakin, kami pergi menemui obgyn. Dan ternyata benar, sebuah kantong kecil ada di rahim saya yang ternyata sudah berusia 5 minggu.
Di bulan ke-2 kehamilan, saya mulai mengalami mual dan muntah-muntah. Hal-hal aneh mulai terjadi pada diri ini, di mana membuat suami saya kebingungan sekaligus lucu. Ya, saat itu saya tidak suka ke dapur, melihat dapur pun terasa enek. Selain itu saya tidak suka mencium aroma nasi yang lagi dimasak, untuk makan nasi pun langsung muntah.
ADVERTISEMENT
Ada hal yang lebih lucu lagi, saya tidak bisa memegang uang karena baunya yang aduhai bikin mual. Jadi selama hamil, suami memegang peranan sebagai bendahara juga.
Di bulan ke-3, saya harus dirawat. Saat itu malam hari jadwal kontrol kehamilan di obgyn. Saya baru kebagian dicek jam 1o malam. Saat hamil anak pertama ini kondisi saya sering sekali mual dan muntah-muntah, bahkan berat badan saya sudah turun delapan kilogram, ternyata saya mengalami Hyperemesis Gravidarum.
Saya pun harus dirawat malam itu juga karena menurut dokter bahaya untuk janin jika tidak ada asupan makanan yang masuk. Tanpa persiapan apapun akhirnya saya masuk ke kamar inap. Suami langsung pulang ke rumah mempersiapkan baju-baju dan barang lainnya. Saya dirawat 3 malam 2 hari dengan kondisi yang lumayan membaik.
ADVERTISEMENT
Di trimester ke-2 kondisi saya sudah membaik. Makan apa pun sudah terasa enak walau hanya makan nasi sedikit. Tapi masih tidak bisa pegang uang karena masih enek dengan baunya.
Ilustrasi ibu hamil mual. Foto: Shutterstock
Trimester ke-3, segala makanan terasa nikmat sekali. Makan dalam porsi banyak pun sudah tidak merasa bersalah karena perut yang semakin membesar. Pernah saat itu ngidam kue putu, kue yang berwarna hijau berisi gula merah, dengan suara khas ‘ngiiiiiiing’ dari cerobong kompornya. Kue putu di daerah saya sangat sulit dicari karena memang sudah jarang yang menjual.
Beberapa hari kemudian barulah saya bisa menikmati kue putu. Itu pun didapat dari teman suami yang kebetulan ada abang jualan kue putu lewat di rumahnya, sepulang kerja suami langsung mengambil kue putu di rumah temannya tersebut. Setiap ibu hamil pasti punya cerita ngidamnya masing-masing bukan?
ADVERTISEMENT
Di usia kehamilan 39 minggu saya melahirkan anak pertama. Saya mengalami pembukaan pertama selama dua hari. Pada Kamis pagi terdapat sedikit flek merah muda di celana dalam saya yang saya tahu bahwa si Kecil sudah tidak sabar untuk lahir ke dunia. Jam 8 pagi, saya dan suami bergegas ke bidan.
Oiya, untuk anak pertama ini saya melakukan kontrol ke bidan dan dokter, ke dokter pun selalu dokter yang berbeda-beda. Maklumlah hamil pertama kali, masih mencari dokter mana yang cocok. Saat di bidan ternyata sudah pembukaan satu. Saya memilih pulang terlebih dulu ke rumah. Sorenya ke sana lagi ternyata masih pembukaan satu juga.
Akhirnya saya memilih menginap di bidan malam itu karena takut pembukaan akan semakin bertambah. Ternyata si Kecil masih betah di perut saya, malam itu saya masih bisa tidur nyenyak. Jumat pagi saat dicek ternyata pembukaan belum bertambah. Saya memilih pulang ke rumah saja daripada bosan menunggu di tempat praktik bidan.
Ilustrasi ibu baru melahirkan. Foto: Shutterstock
Pada malam Sabtu, saya mulai merasa gelisah karena kontraksi yang mulai teratur, saya tidak bisa tidur malam itu. Sabtu jam 3 pagi saya menyerah karena pinggang dan pantat sudah berasa panas. Saya membangunkan suami dan Mama saya yang kebetulan sudah ada di rumah. Suami menelepon Ibu mertua juga yang rumahnya berdekatan dengan rumah kami.
ADVERTISEMENT
Jam 3 pagi kami berempat berangkat ke RS langsung masuk ke IGD. Setelah dicek oleh bidan ternyata sudah pembukaan 4. Saya dibawa ke dalam ruang bersalin, badan menghadap ke kiri agar pembukaan cepat bertambah.
Jam 7 pagi sudah pembukaan lengkap, tapi si Kecil belum bisa dilahirkan. Kenapa? Karena saya memakai BPJS maka semua tindakan harus dilakukan oleh dokter. Saya masih harus menunggu dokter datang. Dokter datang jam 08.25 pagi, semua bidan dan perawat sudah menyiapkan segala peralatan.
Saat saya berbalik telentang, saya melihat sekeliling saya sudah ramai oleh bidan magang. Ya, saat itu saya melahirkan normal ditonton oleh bidan yang kebetulan hari itu hari terakhir mereka magang. Sambil saya melahirkan, dokter menjelaskan kepada bidan-bidan magang tersebut. Saya sudah merasa ‘bodo amat’, yang terpenting si Kecil cepat-cepat dilahirkan karena saya sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 08.30 WIB, Sabtu, 20 Februari 2016, anak pertama saya lahir. Si Kecil langsung diletakkan di dada saya untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini atau IMD. Perasaan saya campur aduk saat itu. Sedih karena suami tidak bisa menemani saat melahirkan karena sudah prosedur rumah sakit. Senang karena si Kecil telah lahir dengan sehat dan selamat.
Karena saya melahirkan menggunakan BPJS maka tidak dipungut biaya sepeser pun. Ini pada tahun 2016, ya. Semua biaya melahirkan normal masih ditanggung BPJS. Tapi tahun 2019 ini kebijakannya sudah berbeda, BPJS hanya menanggung persalinan operasi Caesar dengan indikasi gawat darurat dari dokter. Saya merupakan anggota BPJS kelas 1, tetapi saat itu saya harus turun ke ruangan kelas 2 karena ruangan kelas 1 sudah penuh.
ADVERTISEMENT