Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pengalaman Menjadi Eping Mom karena Bayi Bingung Puting
31 Juli 2019 18:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengalaman Menjadi Eping Mom karena Bayi Bingung Puting
ADVERTISEMENT
Menyusui itu memang perjuangan ya moms. Terutama bagi ibu baru yang baru pertama kali memiliki anak. Banyak sekali masalah menyusui yang sering terjadi. Seperti ASI yang belum keluar sama sekali setelah melahirkan, puting datar sehingga bayi susah menyusu, hingga bayi menjadi bingung puting.
ADVERTISEMENT
Masalah itu semua saya alami moms. Jadi di hari pertama saya melahirkan, ASI belum keluar hingga anak saya terpaksa diberi susu formula oleh bidan. Saat itu saya belum paham masalah menyusui. Jadi ketika anak saya diberi sufor, saya iya iya saja dan sama sekali tidak mempermasalahkan.Tapi dihari berikutnya banyak keluarga terutama ibu saya dan ibu mertua saya selalu menanyakan apakah ASI saya sudah keluar atau belum. Setiap hari pertanyaan itu selalu muncul karena saya terlihat santai saja tidak ada usaha untuk menyusui langsung anak saya. Lama kelamaan saya jadi sangat tertekan mendengar pertanyaan itu. Kondisi setelah melahirkan yang belum pulih ditambah dituntut untuk menyusui membuat saya stres sampai saya mengalami baby blues. Pengalaman baby blues sudah saya ceritakan sebelumnya ya moms.Sampai akhirnya suami membelikan saya suplemen pelancar ASI. Saya pun minum baru sekali dan keesokan paginya ASI saya tiba-tiba sudah merembes. Saya pun senang bukan main. Buru-buru saya susui anak saya dengan posisi duduk. Tapi apa yang terjadi? Anak saya kebingungan mencari puting. Keluarga saya terus memberi semangat dan mengatakan tidak masalah, si bayi masih belajar menyusu jadi wajar masih kebingungan. Saya sudah mencoba menempelkan puting ke bibirnya tapi anak saya tetap bingung puting sampai akhirnya anak saya malah menangis kencang sekali. Hal itu yang membuat ibu mertua saya risi dan langsung menggendong anak saya dan diberi susu formula dari dot.Setiap hari saya tetap berusaha untuk menyusui anak saya secara langsung. Tapi tidak berhasil dan anak saya tetap bingung puting. Sampai akhirnya saya menyerah karena benar-benar stres dengan tangisan anak saya setiap disusui. Akhirnya saya mencari cara lain agar ASI saya tetap diminum oleh anak saya. Dengan terpaksa saya pompa ASI saya dan saya beri melalui dot. Alhamdulillah anak saya tidak menolak ASIP saya.Akhirnya setiap hari saya pumping ASI. Pompa 2-3 jam sekali dan itu sangat melelahkan. Tengah malam pun tetap harus bangun untuk pumping. Setiap harinya saya selalu pumping untuk diminum hari itu juga. Jadi tidak pernah stock di freezer. Alhasil saya selalu kejar tayang pumping. Kalau diingat itu benar-benar perjuangan. Kondisi pasca melahirkan yang belum pulih masih harus begadang tiap malam. Tapi lama kelamaan saya mulai enjoy dengan aktivitas itu. Saya nikmati proses pumping. Saya pun menjadi eping mom.Namun perjalanan menjadi eping mom hanya berlangsung sampai anak saya berumur 5 bulan. Saya kembali merasakan kejenuhan dengan aktivitas pumping. Ditambah ASI saya semakin menurun karena sering skip jadwal pumping. Saya terpaksa memberi anak saya sufor lagi. Tapi waktu itu masih saya kombinasi dengan memberi ASI di pagi, siang, dan sore. Malamnya baru saya beri sufor. Sampai anak saya umur 6 bulan dan mulai masuk masa MPASI, ASI saya sudah tidak keluar lagi. Akhirnya saya beri dia full sufor sampai sekarang umur 10 bulan. Alhamdulillah anak saya tetap tumbuh sehat dan aktif.
ADVERTISEMENT