Pengalamanku Gagal Induksi di Kelahiran Anak Pertama

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
5 Juli 2019 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil akan melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Desember 2018, saya melahirkan putri pertama dengan sehat. Kebahagiaan benar-benar dirasakan oleh saya, suami, dan keluarga besar yang sangat menantikan anak pertama, cucu pertama, serta cicit pertama, di keluarga. Namun, di balik kebahagiaan ini ada perjalanan yang cukup berkesan.
ADVERTISEMENT
HPL saya diperkirakan tanggal 16 Desember 2018. Saat memasuki usia kandungan 32 minggu, saya sudah rajin induksi alami. Sebelumnya pun saya juga cukup rajin membaca dan mencari tahu soal persalinan normal dan gentle birth. Ya, salah satu keinginan saya ialah ingin lahir normal dan gentle.
Saya mulai yoga sendiri, hingga memanggil instruktur yoga juga. Selama kehamilan, kondisi saya dan janin juga selalu baik. Dari posisi janin, plasenta, atau hasil-hasil yang dilakukan selalu normal. Tensi juga selalu bagus. Berat bayi juga selalu berkembang sesuai umur. Bisa dibilang tidak ada hambatan selama kehamilan. Saya makin optimis bisa normal saat melahirkan nanti.
Saat masuk 32 minggu, posisi kepala bayi sudah di bawah dan tinggal mengusahakan agar kepala masuk ke panggul, karena kepala sudah mengarah ke sana namun belum masuk. Saya main gymball setiap hari dan induksi alami. Saat mendekati HPL, saya kontrol lagi dan belum juga ada tanda-tanda melahirkan.
ADVERTISEMENT
Dokter meminta saya untuk kembali lagi tanggal 19 Desember jika belum lahir juga. HPL memang bukan hari pasti lahir ya. Akhirnya tanggal 19 Desember saya kontrol lagi. Dokter infokan air ketuban sudah mulai berkurang. Usia kehamilan juga hampir memasuki 41 minggu. Walaupun sebenarnya bisa ditunggu sampai maksimum 42 minggu, tapi dokter menyarankan untuk induksi karena beliau tahu betapa inginnya saya untuk melahirkan normal.
Besoknya, saya mulai induksi melalui infus. Bukaan mulai muncul hingga Jumat pagi, namun hanya mentok di pembukaan 4. Setelah pemeriksaan dalam atau vaginal toucher (VT), kepala bayi masih jauh. Dokter mengatakan bahwa ini gagal induksi dan kemungkinan harus operasi caesar, karena ditakutkan bayi mulai stres karena efek induksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Walaupun setiap CTG hasilnya selalu oke. Dokter bilang, selain kepala masih jauh dari panggul, serviks saya masih belum lunak. Ini yang mengakibatkan gagalnya induksi. Dokter tidak memaksa saya untuk langsung operasi. Beliau tetap memberi saya waktu untuk memilih mau langsung operasi atau pulang dan menunggu bukaan bertambah dengan sendirinya. Saya inginnya menunggu karena ingin lahiran normal. Tapi keluarga khawatir dengan kondisi bayi saya dan saya yang sudah terlihat capek dan stres.
Akhirnya, diputuskan operasi dan mulai dipersiapkan semua. Saya masuk ruang operasi jam 17.30 WIB. Di dalam ruangan, saya masih merasakan kontraksi dan ini lebih dahsyat. Saya berharap bukaan bertambah dan bisa lahir normal. Namun saat di VT, bukaan masih tetap sama. Saya pasrah dan akhirnya mulai operasi dilakukan. Pukul 18.27 WIB, saya melihat langsung bayi saya diangkat dari perut saya dan awalnya tidak menangis. Ternyata ada lilitan tali pusat pada leher si bayi. Baru setelah dilepas lilitannya, bayi saya menangis dan saya sangat terharu saat itu. Walau operasi, alhamdulillah saya masih bisa IMD dengan si Kecil, dibantu dengan bidan.
ADVERTISEMENT
Dari pengalaman ini, saya belajar arti berpasrah diri dan ikhlas atas kehendak Tuhan. Walaupun kita sudah mengusahakan yang kita inginkan, tapi Tuhan punya rencana dan jalannya sendiri untuk kita. Yang penting bayi saya sehat, itu yang utama. Buat para calon ibu, persiapkan persalinanmu dengan baik ya. Selain persiapan fisik, mental juga harus disiapkan agar jika terjadi hal yang tidak sesuai, kita bisa menerima dengan ikhlas. Sekian cerita melahirkan anak pertama saya. Have a good day!