Konten dari Pengguna

Pentingnya Zat Besi untuk Bayi

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
5 Januari 2019 15:10 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentingnya Zat Besi untuk Bayi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dari dalam kandungan, bayi sudah menyimpan cadangan zat besi (Fe) untuk badannya. Memasuki usia 4-6 bulan, kebutuhan zat besinya meningkat & simpanan zat besi tidak lagi cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
Padahal zat besi merupakan salah satu mineral penting dalam pembentukan komponen darah. Defisiensi zat besi is a very common issue terutama untuk bayi ASI eksklusif. Kurangnya zat besi bisa berefek ke anemia, gangguan tumbuh kembang anak, rendahnya sistem kekebalan tubuh hingga ke masalah jantung.
Pentingnya Zat Besi untuk Bayi (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ciri-ciri defisiensi zat besi antara lain: anak terlihat pucat, mudah lelah, mudah sakit, sulit berkonsentrasi dan kurang nafsu makan. 
Karena itu, perkenalan menu MPASI 4 bintang sangat disarankan karena mengandung makanan yang tinggi zat besi dari sumber hewani (daging sapi, telur, hati, ikan, dll) & nabati (bayam, sawi, kacang-kacangan, dll).
Makanan yang kaya akan Vitamin C juga dapat membantu penyerapan zat besi lebih baik (hingga 4x lipat). Jadi makanan yang tinggi zat besi sebaiknya dicampur dengan sayuran / buah yang tinggi Vitamin C seperti kale, brokoli, kembang kol, tomat atau sambil minum jus jeruk baby. 
ADVERTISEMENT
Selain asupan gizi yang baik, pemberian suplemen dapat diberikan untuk menghindari defisiensi zat besi. Dengan banyaknya tipe suplemen zat besi yang dijual di pasaran, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan DSA dulu sebelum diberikan ke anak. 
 
Semoga bermanfaat.
By: Meylis Yapin
Copyright by Babyologist