Konten dari Pengguna

Perasaan Mama Muda

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
30 Juli 2019 22:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perasaan Mama Muda

ADVERTISEMENT
Suatu hari teman sy curhat lalu mengeluhkan tentang mirisnya posisi dia saat ini. Mama baru yang seharusnya benar2 bahagia dan mendapatkan dukungan penuh dari sekelilingnya dalam pemulihan setelah pasca melewati proses yg begitu panjang hingga akhirnya terlahir buah hati yang di nanti-nantikan selama ini.
ADVERTISEMENT
Ini saya tulis krn ternyata saya sendiri merasa sedih karena pernah dan bahkan masih berada di posisinya. Yap kadang-kadang begitu banyak orang merasa lebih berpengalaman dlm mengurus anak di sekeliling kita, sehingga mama baru seperti kita di anggap remeh dan belum tahu apa-apa.
Memang mungkin belum tahu apa-apa, kita hanya anak kemarin sore, pengalaman masih NOL, ilmu parenting sangat terbatas, tapi yang sudah berpengalamanpun belum tentu lebih dn selalu benar bukan?
Kita mengurus seorang anak bukan dengan pengalaman tapi dengan naluri yang Allah hadirkan secara refleks saat kita melihat anak kita.
Suatu hari saya bangun dari melahirkan, sy tdk punya adik dn sy tdk begitu dekat dengan anak kecil bahkan sy seringkali merasa takut untuk menggendong bayi tetangga, jd seumur hidup sy, sy bisa di katakan blm pernah gendong bayi. Sampai suatu hari seorang perawat membawa bayi saya, saya sendiri masih berpikir bagaimana saat itu sy bisa dg tegap kuat dn lihai menggendong bayi sy?
ADVERTISEMENT
Iya semakin hari naluri2 itu pun semakin muncul seperti sebuah keajaiban, memandikan bayi tiap hari, memakaikan baju bayi dan sikap2 sigap lainnya yg muncul dari naluri seorang mama. Sy rasa semua mama pst merasa spt itu, kita merawat anak kita yg masih bayi hingga dewasa bkn dengan pengalaman tapi dg naluri.
Lalu perlukah pengalaman dalam mengurus anak?
Tentu perlu, pengalaman dari orang lain sangat diperlukan krn dg itu kita banyak belajar untuk menghindari atau melakukan sesuatu yg efeknya baik untuk anak kita. Tapi dengan catatan pengalaman itu tidak diberikan dengan memojokkan kita sbg mama baru, lebih-lebih memapas pemikiran dan naluri kita sehingga semua yang kita lakukan di anggap belum becus.
ADVERTISEMENT
Hanya krn usia muda, anak baru satu, nikah baru kemaren, cara urus anak kita harus sama dengan cara dia urus anak nya dulu pdhl kebutuhan anaknya dg anak kita blm tentu sama bkn? 
Tolonglah beri kita arahan yang membebaskan karena sesungguhnya memilih untuk mengikuti atau menolak saran dari orang lain sudah menjadi hak kita bukan? Krn kita pun ingin yang menurut kita terbaik untuk anak kita. 
Maunya sesama mama janganlah seperti ini krn kenyataannya bukan pengalaman salah, kitapun sangat terbuka untuk apapun itu segala jenis masukan berdasarkan pengalaman apalagi fakta krn apalah daya kita para mama muda tanpa mereka yg lebih dulu. Hanya kadang cara penyampaian yang salah yg justru membuat kita merasa tersingkir dn akhirnya menolak semua masukan meski dari orang terdekat.
ADVERTISEMENT
Perasaan kita sbg mama muda yg sll di salahkan bahkan sll di anggap tdk becus, sedikit2 di salahkan apa-apa di salahkan, anak sakit di salahkan, semua itu membuat frustasi dn mengganjal dlm hati. Benar2 membuat sesak dan ingin rasanya menjawab semua ocehan2 itu dengan lantang. Tapi apalah daya kita harus merunduk bahkan kadang meng-IYA kan tanpa berkata2, sedih rasanya ~~
Kalau moms bagaimana pengalamannya sebagai mama baru?