Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Imunisasi Pneumokokus dan Rotavirus
28 Juli 2018 14:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Imunisasi vaksin pneumokokus (PCV) dan Rotavirus merupakan dua jenis vaksin yang terbilang baru di Indonesia. Vaksin ini kurang diterima oleh orang Indonesia karena dianggap kurang efektif dalam perlindungannya seperti vaksin PCV. Namun, pada tahun 2006 IDAI menyatakan bahwa suntikan vaksin PCV dan Rotavirus ini sangat direkomendasikan untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Vaksin PCV biasanya diberikan pada anak usia 2–6 bulan dengan pemberian sebanyak 4 kali ditambah booster pada saat anak berusia 12–15 bulan. Vaksin ini juga dapat diberikan kapan saja atau tidak harus pada usia seperti di atas. Vaksin PCV dipercaya dapat melindungi anak dari infeksi bakteri pneumokokus yang menyebabkan peradangan paru-paru dan radang selaput otak (meningitis). Bakteri ini dapat menyerang anak-anak ataupun orang dewasa yang memiliki kondisi medis yang rentan terserang infeksi virus.
Fungsi pemberian vaksin PCV adalah merangsang pembentukan sistem imun dan kekebalan dalam tubuh terhadap virus streptococcus pneumonia atau pneumokokus yang dapat menular melalui udara. Manfaat lain dari vaksin PCV ini adalah melindungi anak dari penyakit invasive pneumococcal disease (IPD) yang dapat menyebabkan penyakit meningitis atau peradangan selaput otak, yang penyebaran virusnya melalui sistem aliran darah sehingga bisa dengan cepat memperluas infeksi.
ADVERTISEMENT
Gejala lain yang akan timbul setelah terserang virus ini yaitu demam tinggi sampai menggigil, sering mengigau, hipotensi, tidak sadarkan diri, sampai koma.
Sedangkan vaksin rotavirus ini berfungsi untuk melindungi anak dari infeksi rotavirus penyebab penyakit diare. Anak yang mendapatkan vaksin rotavirus dapat terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan bayi terserang diare hebat dengan mudah dan risiko terkena dehidrasi. Vaksin rotavirus ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu monovalen dan pentavalen.
Pemberian masing-masing dari monovalen dapat diberikan sebanyak dua kali dengan dosis pertama di usia enam sampai 14 minggu dan dosis kedua dapat diberikan dalam interval empat minggu. Vaksin jenis monovalen ini tidak dapat diberikan pada anak yang usianya lebih dari 24 minggu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, vaksin rotavirus jenis pentavalen dapat diberikan sebanyak tiga kali dengan dosis pertama di usia enam sampai 14 minggu dan dosis kedua sampai ketiga dapat diberikan pada anak berusia 32 minggu dengan interval pemberian vaksin empat hingga 10 minggu.
Vaksin PCV dan Rotavirus menimbulkan efek samping yang bisa menyebabkan anak menjadi demam, muncul ruam kemerahan dan rasa nyeri pembengkakan setelah penyuntikan vaksinasi. Efek lainnya juga membuat anak sedikit lebih rewel, dan bisa menurunkan nafsu makan pada anak karena perut terasa mual.
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.