Perbedaan PCO dan PCOS

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
13 Agustus 2018 20:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbedaan PCO dan PCOS
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyak wanita yang bingung apakah dirinya mengalami PCO atau PCOS. Walau hanya beda 1 huruf, tapi penyakitnya berbeda lho Moms. PCO adalah singkatan dari Polycistic Ovaries adalah suatu kondisi dimana dari hasil USG terlihat banyak sel telur kecil-kecil di ovarium. PCO merupakan hal yang normal dan dapat terjadi pada setiap wanita. Wanita dengan siklus menstruasi dan ovulasi reguler pun mungkin bisa memiliki siklus PCO sekali dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Hal yang dapat memicu PCO pada wanita normal adalah kondisi stress, kelelahan, perubahan rutinitas, dsb. Begitu faktor pencetus tersebut diatasi, maka sel telur akan kembali normal. Sedangkan, PCOS yang merupakan singkatan dari Polycystic Ovarian Syndrome merupakan kondisi dimana ketidak seimbangan hormon menyebabkan sel telur di ovarium sulit membesar dan berkumpul di ovarium.
Seseorang yang mengalami PCO belum tentu terkena PCOS,  tapi umumnya yang mengalami PCOS pasti  mengalami PCO saat di-USG (terlihat dari banyak sel telur kecil-kecil di hasil USG), walaupun ada juga kasus dimana PCOS saat diUSG sel telur dan ovariumnya telihat normal. Mengapa demikian? Saat ini, kebanyakan dokter menggunakan kriteria Rotterdam untuk menvonis seseorang terkena PCOS. Seseorang dikatakan menderita PCOS apabila positif 2 dari 3 kriteria berikut : 
ADVERTISEMENT
Ketidak-teraturan siklus menstruasi atau terjadi anovulasi (tidak ovulasi)
Kelebihan hormon laki-laki (androgen), yaitu : testosteron.
Hasil USG terlihat PCO, dengan syarat : minimal 12 folikel antral (sel telur kecil-kecil) di masing-masing ovarium dan volume ovarium di atas 10ml.
Karena hanya mensyaratkan minimal 2 dari 3 kriteria di atas untuk divonis PCOS, maka jangan heran bahwa yang menstruasi teratur divonis PCOS, yang sel telur terlihat normal di USG divonis PCOS.Hingga saat ini, dunia kedokteran belum menemukan sebab pasti PCOS. Namun faktor resistensi insulin, genetik, dan inflamasi (obesitas memicu inflamasi di sel-sel tubuh) dianggap berperan dalam PCOS. 
Untuk menegakkan diagnosa bahwa seseorang menderita PCOS tidak bisa hanya melalui USG karena bisa saja itu cuma PCO. Untuk menegakkan diagnosa PCOS harus disertai tes hormon (testosteron, Progesteron, estrogen, AMH). Untuk menegakkan diagnosa bahwa PCOSnya disebabkan resistensi insulin perlu dilakukan tes lab HOMA-IR. Pemberian metformin atau obat diabetes lainnya hanya berdasarkan hasil USG kurang tepat jika diagnosa belum ditegakkan hasil tes lab.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Kristiani Chen