Perubahan Kehidupan Pernikahan Setelah Kelahiran Bayi

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
21 September 2019 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perubahan Kehidupan Pernikahan Setelah Kelahiran Bayi

ADVERTISEMENT
Sebagai new Mom dan belum genap dua tahun membina rumah tangga, ada sedikit kekhawatiran tentang adaptasi perubahan setelah punya bayi. Saya khawatir tidak bisa membagi waktu antara mengasuh bayi dan mengurus suami. Banyak sekali perubahan yang terjadi setelah saya punya bayi, dan memang saya masih belum bisa beradaptasi dengan baik. Dalam kehidupan saya dan suami, ada 6 (enam) hal dasar yang berubah setelah bayi kami, Rubi, lahir.
ADVERTISEMENT
1. Sex Life  Satu hal ini sangat-sangat berubah. Idk why, kehidupan seks saya dan suami menjadi jauh berkurang, dari kuantitas dan kualitas. Awal-awal kehamilan, saya masih "punya nafsu" untuk melakukan hubungan seks, namun seiring berjalannya waktu nafsu saya pun menghilang. Apalagi setelah Rubi lahir, bahkan sampai sekarang Rubi berusia 5 bulan, saya juga masih belum bisa kembali seperti awal pernikahan. Setelah saya mencari tahu, hilangnya nafsu saya untuk berhubungan bisa dikarenakan hormon. Apalagi saat ini saya masih menyusui. Fortunately, suami saya sangat kooperatif dan mau memahami perubahan saya.
2. Finansial Secara finansial juga jauh berubah. Kami saat ini memprioritaskan kebutuhan Rubi dan mempersiapkan dana pendidikan untuknya.
3. Pembagian Waktu dan fokus Waktu saya saat ini tercurah pada pemenuhan hak dan kewajiban saya sebagai Ibu untuk Rubi. Namun, saya pun tidak melupakan kewajiban saya sebagai istri, meskipun pasti selalu ada pengecualian. Sering kali ada beberapa pekerjaan rumah tangga yang terbengkalai karena Rubi tidak bisa ditinggal. Bahkan saya sering juga mengajak Rubi untuk menemani saya memasak di dapur karena Rubi sulit jauh dari saya. Saya hilang sebentar saja dari pandangan dia, dia bisa menangis kencang sekali...
ADVERTISEMENT
4. Husband and Wife Time  Saya dan suami yang dulu bisa setiap weekend jalan-jalan untuk sekedar keliling mal, nongkrong, ataupun nonton film di bioskop, sekarang sudah jarang berduaan. Apalagi kami hanya bertiga di perantauan, jadi kami harus tetap membawa Rubi ke mana pun. Meskipun demikian, kami sudah bisa untuk mengubah mindset bahwa "husband and wife-time" tidak harus keluar rumah dan mengeluarkan uang. Cukup dengan menonton film di rumah saat Rubi sudah tidur, pillow talk, atau saling memijit.
5. Komunikasi Komunikasi kami kurang lebih sama dari intensitas, hanya berbeda topiknya saja. Suami saya sering menanyakan Rubi saat sedang bekerja atau saling mengingatkan jadwal vaksin, dll.
6. Hubungan dengan Anggota Keluarga Lain Nah ini juga salah satu hal yang berubah. Keluarga menjadi lebih aware dan care dengan keadaan kami karena adanya Rubi. Ya meskipun ada beberapa hal yang mengganggu, namun saya harus bisa mengabaikan demi kewarasan bersama...hehe (topik ini related to beberapa artikel saya sebelumnya)
ADVERTISEMENT
Tips yang sampai saat ini saya terapkan agar perubahan yang terjadi bisa teratasi adalah: - menerima kenyataan bahwa bayi/anak akan menjadi prioritas sampai bisa mandiri dan diajak berkomunikasi - tidak membatasi frekuensi berhubungan seks (tentu saja dengan kesepakatan yang dibuat bersama) - selalu menyempatkan untuk mengobrol dengan suami saat malam hari dan bayi sudah tidur (pillow talk). Sekedar bertanya tentang kegiatannya di tempat kerja, ingin lauk apa untuk besok. Sesederhana mungkin. Lain halnya jika memang harus ada hal serius yang dibicarakan, kami akan mengambil momen yang sesuai - merencanakan anggaran keuangan bersama, terutama jika akan membeli barang-barang, kami akan berusaha meminimalisir barang "keinginan" - tetap menyisihkan sekian persen dari anggaran untuk bersenang-senang - selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan suami saat berada di tempat kerja, meskipun hanya sekedar mengirimkan foto si Kecil dan bertanya "sudah makan siang belum?"  - berbagi pekerjaan rumah tangga. Alhamdulillah suami saya tidak segan untuk membantu pekerjaan rumah tangga di sela-sela kesibukannya - berkomitmen untuk mengurus bayi berdua dan saling menjaga - melakukan aktivitas berdua misalnya menonton film (meskipun menonton filmnya di rumah saja dengan cukup menyediakan minuman favorit dan homemade popcorn atau makanan ringan lainnya...XD)  - menerapkan prinsip "my kid my rules" untuk mengurangi intervensi dari anggota keluarga tentang pola asuh
ADVERTISEMENT