Konten dari Pengguna

Posisi Tidur untuk Mencegah Sesak Napas

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
3 Januari 2019 20:30 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Posisi Tidur untuk Mencegah Sesak Napas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Posisi tidur bayi memang kerap menjadi kontroversi di kalangan orangtua. Ada yang berpendapat bahwa posisi tidur tengkurap dapat membuat bayi merasa nyaman, namun ada juga Moms and Dads yang menganggap bahwa posisi tersebut berbahaya sehingga mereka lebih memilih posisi tidur telentang. Setiap posisi tidur memang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun Moms harus ketahui bahwa posisi tidur si Kecil dapat mempengaruhi kelancaran pernapasannya.
ADVERTISEMENT
Saluran pernapasan menjadi salah satu aspek yang sangat penting karena akan berperan besar dalam menjaga keselamatan bayi ketika ia sedang tidur. Bahkan, masalah pernapasan yang serius dapat berujung pada SIDS (sudden infant death syndrome).
American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan bahwa posisi tidur yang paling aman untuk bayi ialah posisi tidur telentang. Bayi juga tidak dianjurkan untuk tidur tengkurap, terutama ketika ia masih berusia 1-4 bulan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan, seperti:
Posisi Tidur untuk Mencegah Sesak Napas (1)
zoom-in-whitePerbesar
<ul>
ADVERTISEMENT
Karena alasan tersebut, risiko SIDS bahkan bisa meningkat hingga 13 kali lipat saat tidur tengkurap. Moms juga dianjurkan untuk tidak menidurkan si Kecil dengan posisi menyamping, karena ia dapat secara tidak sengaja membalikkan badannya dan merubah posisi tubuh menjadi tengkurap. 
Posisi tidur si Kecil dapat memengaruhi kelancaran pernapasannya.
Namun, tak selamanya tidur tengkurap dapat membahayakan si Kecil ya Moms. Posisi tidur tengkurap sendiri masih dijadikan sebagai salah satu metode untuk melancarkan pernapasan bayi prematur. Menidurkan bayi prematur pada posisi tengkurap menjadi pelaksanaan umum pada ruang neonatal intensive care unit (NICU) di rumah sakit, terutama bagi bayi yang membutuhkan perawatan khusus akibat penyakit tertentu. Akan tetapi, bayi dapat kembali tidur dengan posisi telentang begitu kondisi tubuhnya sudah kembali stabil.
ADVERTISEMENT
Beberapa Moms mungkin beranggapan bahwa tidur telentang dapat menyebabkan bayi sesak napas/tersedak. Namun, setelah diteliti ternyata bayi yang tidur telentang memiliki kemungkinan yang lebih kecil mengalami masalah sesak napas/tersedak dibanding dengan bayi yang tidur dengan posisi tengkurap.
Saat tubuh sedang telentang, posisi saluran pernapasan akan berada di atas esofagus (jalur pencernaan), sehingga akan mengurangi risiko tersedak atau sesak napas selama tidur. Untuk memaksimalkan perlindungan si Kecil dari risiko sesak napas, Moms juga dapat menidurkannya pada posisi telentang dengan kemiringan 15°. Kemiringan ini sangat baik untuk pernapasan dan dapat secara efektif mencegah flu dan infeksi pernapasan.
Tapi mengapa anak saya tidur lebih nyenyak dengan posisi tengkurap?
Mungkin ada beberapa Moms yang pernah menanyakan hal ini. Nyatanya memang tidur tengkurap dapat membuat bayi tidur lebih lelap dan nyenyak karena posisi tersebut dapat membuat responnya terhadap lingkungan sekitar menjadi menurun, sehingga membuatnya tidak mudah kagetan. Namun sebenarnya bayi sendiri masih memerlukan mekanisme respon tersebut agar mereka dapat menunjukkan tanggapan/reaksi ketika tersedak atau kesulitan bernapas. Selain itu, meskipun posisi tengkurap dapat membuat bayi tidur nyenyak, posisi tersebut tetap saja belum menjamin keselamatan dan keamanan sang bayi.
Posisi Tidur untuk Mencegah Sesak Napas (2)
zoom-in-whitePerbesar
 
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist
Copyright by Babyologist
Referensi: