Konten dari Pengguna

Review Milna Instan Pudding

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
24 September 2019 17:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Review Milna Instan Pudding

ADVERTISEMENT
Asal anak kenyang!  Ada yang berprinsip begini soal makanan? Semoga sudah banyak yang tahu, ya, kalau kenyang belum tentu artinya bernutrisi. Apalagi kalau punya bayi, please jangan asal dikenyangin biar nggak rewel. Karena kalo nggak mengubah pola pikir, Indonesia bakalan terus ada di garis permasalahan gizi.
ADVERTISEMENT
Sejak Nabilla MPASI, saya banyak mencari pengetahuan tentang gizi yang harus didapat tubuh si anak. Saya memulai perjalanan MPASI Nabilla dengan memberikan serealia. MPASI ini banyak sekali alirannya, Dari mulai mengenalkan sayur dulu, buah dulu, atau serealia dulu. Banyak sekali keyakinan yang berbeda soal makanan pendamping bayi. Walau begitu, salah satu hal yang jadi pegangan untuk memilih ‘keyakinan’ MPASI adalah panduan dari World Health Organization (WHO). Menurut WHO, pemberian makanan bayi ini harus mencakup tiga hal: Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Eksklusif selama 6 bulan, dan pemberian MPASI sambil terus memberikan ASI hingga usia 2 tahun. Apapun pilihannya, make sure you chose the one that make you and your baby happy, enjoying the ‘hello solid food’ stage.
ADVERTISEMENT
MPASI ini penting karena memasuki usia 6 bulan, kebutuhan gizi bayi berkembang pesat, yang bikin sedih kalau lihat data dari Global Nutrition Report tahun 2014, gizi balita Indonesia masyarakat kelas menengah masih mengalami 2 dari 3 masalah nutrisi: stunting (perawakan pendek) dan wasting (perawakan kurus).
Gejala klinis ini disebut gizi salah yang berbeda dengan gizi buruk. Gizi salah ini artinya ada zat gizi yang kurang atau lebih sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi dan nutrisi 1000 hari pertama pertumbuhan anak. Sedih, ya, kalau sudah tahu data begini. Langsung kepikiran banyak hal, mulai dari anak yang kadang mogok makan sampai bayi lain yang ibu-ibunya tidak memiliki akses informasi agar anaknya kecukupan gizi. Karena dari pengamatan selama ini, banyak ibu yang memberikan makanan anak asal kenyang dan terlihat makan tanpa memperhatikan gizi dan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut.
ADVERTISEMENT
Well, nggak usah jauh-jauh dulu, deh. Nabilla ini saya kenalkan dengan berbagai macam jenis panganan mulai dari beras merah, ikan laut, buah naga hingga seledri. Iya, dulu waktu masih MPASI, salah satu menu kesukaannya adalah puree seledri x)) Saya aja pas buatin agak eneg mencium bau langu, tapi Nabilla doyan! I made all food for her. Sampai kaldu, hingga saat ini, masih saya buat sendiri. Kenapa? Karena kalau masak sendiri, kita tahu betul apa saja yang dimasukkan ke makananMemasuki usia dua tahun, Nabilla mulai memilah makanan atau camilannya, dan ini kadang bikin saya harus memutar otak agar makanan bernutrisi yang sudah disediakan bisa habis dimakan.
Nabilla sering sekali melewati waktu makan snack dengan alasan masih kenyang, mengantuk, atau sedang main. Terkadang buah atau biskuit yang saya sediakan dicuekin habis-habisan. Lalu saya mulai mengamati, nih, apa yang jadi camilan kesukaan Nabilla. Ternyata Nabilla mau, kok, makan camilan yang saya sediakan, asal variatif. Jadi camilan pagi kalau bisa beda dengan camilan sore :p Gaya banget, yaaa! Akhirnya ketemu, deh, rumus menyediakan makanan untuk Nabilla agar nutrisinya terjaga.
ADVERTISEMENT
Camilan ini bisa masuk ke Nabilla kalau tidak mengganggu waktunya. Jadi kadang saya melanggar aturan sendiri hehehe.. Iya, Nabilla boleh makan diatas tempat tidur, asal jatah camilannya dihabiskan. Salah satu biskuit favoritnya adalah Milna Toddler Biskuit rasa keju. Ini memang enak, sih, tidak mudah hancur jadi nggak terlalu bikin senewen pas bersihin tempat tidur, hehe. *pembenaran*
Tapi ada satu kuncian, Nabilla sangat suka makan puding. Apapun olahan pudingnya pasti Nabilla makan. Nah, kadang yang jadi persoalan adalah waktu memasak dan menyiapkan puding tersebut. Bikin puding itu harus sabar nunggu adonan agar-agar, air, susu, gula mendidih di panci. Sabar nunggu uap panas hilang, dan sabar nungguin puddingnya dingin di lemari pendingin. Kadang rasanya gemas sendiri nungguin puding dingin sebelum bisa masuk ke lemari pendingin. Tapiiiii akhirnya, pucuk dicinta ulam tiba! Pas lagi jalan-jalan di salah satu supermarket, saya melihat booth Milna ,mata saya tertuju pada deretan kotak puding instan APA INI?
ADVERTISEMENT
Milna Toddler Instant Pudding untuk bayi usia 12 bulan keatas ini sungguh praktis dan mengandung kalsium tinggi. Tapi ini instan ya? Pakai pengawet? Oh enggak, ternyata. Instan ini karena untuk membuatnya hanya membutuhkan air mendidih untuk menyeduhnya, tidak perlu dimasak diatas api. Selain tinggi kalsium, puding instan Milna ini juga mengandung prebiotik inulin untuk membantu menjaga kesehatan saluran cerna serta vitamin A dan C. Baiklah, cobain yuk!
Ternyata untuk membuat puding ini memang benar mudah. Seduh dengan air mendidih, aduk sampai rata, diamkan 15-20 menit, nanti adonan sudah mengeras dan siap disantap. kalau mau disimpan dalam lemari pendingin sebelum disajikan juga bisa. Tapi tanpa perlu menyimpan di lemari pendingin, puding ini cepat padat. Biasanya puding instan Milna ini jadi senjata andalan untuk bekal dalam perjalanan. Cukup menyeduh bubuk puding dari kemasan, dan tuang ke wadah makanan kedap udara setelah diaduk rata. Sambil nunggu uap panas hilang, saya menyiapkan hal lain, dan ketika sudah beres, tutup wadah, masuk tas dan siap. Sungguh memudahkan! 
ADVERTISEMENT
Tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, kalau nggak banyak variasi, Nabilla bisa malas makan. Jadi saya melakukan banyak hal dengan puding ini, dari mulai memasukkan buah ke dalam adonan puding sampai membuat mud pie ala ibu Ayu, hehe. Gaya banget, ya, bikin Mud Pie? Percayalah, kombinasi puding dan pie crust ini sangat mudah tapi enak. Saya aja doyan :p Mau cobain nggak?
Bahan:
- Biskuit yang sudah dihancurkan
- Butter cair
- Milna Toddler Instant Pudding Rasa Coklat
Cara membuat:
1. Campurkan biskuit yang sudah dihancurkan dengan butter cair hingga rata. Hmm, biasanya 2 sdm butter yang dicairkan untuk 1/2 bungkus biskuit yang sudah dihancurkan.
2. Ratakan pada loyang. Saya memakai paper cup dan menempatkan di loyang muffin. Jadi pie crust bisa ‘dicetak’ di paper cup.
ADVERTISEMENT
3. Seduh puding Milna sesuai petunjuk, tunggu hingga tidak panas lagi tapi sebelum puding jadi padat.
4. Tuangkan adonan puding ke paper cup yang sudah diberi alas pie crust.
5. Simpan dalam lemari es agar lebih enak sebelum disajikan.
Seneng, ya, kalau lihat muka bahagia gini menyambut Milna ini memang mendukung program pemerintah dalam rangka perbaikan gizi nasional dan mengikuti regulasi pemerintah dalam memproduksi makanan tambahan untuk bayi. WHO dan UNICEF menulis peraturan dengan jelas bahwa pengawet buatan tidak perkenankan dalam produk MPASI untuk setiap industri makanan bayi. Ini yang bikin saya nggak khawatir untuk memberikan Milna pada Nabilla, karena sesuai SNI, Milna tidak mengandung bahan pengawet.
Saya senang, sih, kalau begini ceritanya. Ada produk yang diciptakan bukan sekadar untuk memanjakan mulut dan perut anak, tapi ikut berperan serta dalam memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) Harian Anak. Milna dengan variasi produknya tentu membantu Ibu dalam menyiapkan panganan bernutrisi untuk anak apalagi jika tidak ada waktu banyak karena banyak yang harus dikerjakan.
ADVERTISEMENT
Kalau yang lain gimana? Usaha apa aja yang dilakukan demi si kecil makan makanan yang bernutrisi? Kalau untuk anak sudah terpenuhi, nggak ada salahnya melongok ke tetangga sekitar, ya. Membuat bubur kacang hijau lalu ajak anak-anak balita yang ada di sekitar untuk makan, sudah cukup membantu untuk memenuhi nutrisi harian mereka, loh. Care to do something?