Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Seberapa Seringkah Handuk Si Kecil Harus Dicuci?
7 September 2018 16:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tahukah Moms, meskipun terlihat bersih, handuk ternyata dapat menyimpan ribuan mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan kulit si Kecil? Menurut para ahli, handuk adalah salah satu media yang disukai bakteri, jamur, dan mikroba lainnya untuk berkembang biak.
ADVERTISEMENT
Pemakaian handuk kotor dapat menyebabkan infeksi kulit dan bahkan menyebabkan timbulnya penyakit. Salah satu penyakit yang bisa disebabkan oleh kebiasaan jarang mencuci atau mengganti handuk ialah MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus). MRSA adalah sebuah penyakit infeksi pada kulit yang berbahaya dan menyebabkan kulit menjadi bengkak dan kemerahan. Selain itu, handuk yang jarang dicuci dapat menyebabkan badan gatal-gatal, jamuran, hingga tumbuh jerawat di area tubuh si Kecil.
Handuk yang jarang dicuci akan memudahkan kuman untuk berkembang dan dapat membentuk unsur penyakit kulit lainnya yakni scabies atau kudis. Menurut data Departemen Kesehatan RI, scabies menduduki urutan ke-3 dari 12 penyakit kulit yang sering terjadi. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pola hidup bersih pada setiap individu termasuk dalam penggunaan handuk sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Lalu kapan sebaiknya Moms mencuci atau mengganti handuk si Kecil?

Menurut pakar kesehatan dan kebersihan Maeve Richmond, handuk perlu dicuci atau diganti setelah 3-4 kali pemakaian. Jika Anda terbiasa dengan memandikan si Kecil dua kali sehari, maka Moms harus mencuci handuk sebanyak dua hari sekali. Selain itu, indikasi lainnya yang dapat menjadi tolak ukur Moms untuk segera mencuci handuk si Kecil ialah jika handuk sudah tercium aroma yang tidak sedap. Handuk yang memiliki bau menandakan bakteri dan kuman telah banyak berkembang biak.
Apa saja yang perlu diperhatikan saat mencuci handuk bayi?
Menurut dr. Karin Wiradarma dari Klikdokter, sebaiknya handuk direndam dengan air yang bersuhu sekitar 60 derajat celsius. Hal ini bertujuan untuk membantu membunuh bakteri dan kuman pada handuk.
ADVERTISEMENT
Pisahkan handuk bayi dengan cucian pakaian orang dewasa.
Gunakan deterjen khusus untuk perlengkapan bayi secukupnya. Pilih deterjen yang dapat membersihkan kotoran handuk bayi tanpa mengubah tekstur handuk menjadi kasar. Sebaiknya Mom menggunakan deterjen dengan pH yang mendekati dengan pH kulit bayi sehat, yaitu 5,5.
Hindari penggunaan pelembut pakaian. Umumnya pelembut pakaian yang banyak digunakan mengandung zat kimia yang kurang baik untuk bayi.
Jemur handuk dan pastikan terkena cahaya matahari. Hal ini akan menjaga handuk agar tidak lembap dan cahaya matahari dinilai mampu membantu membunuh kuman dan bakteri pada handuk.

Tips memilih handuk yang aman untuk si Kecil
Pilih handuk untuk anak yang memiliki bahan lembut. Hal ini diperlukan agar kulit bayi tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Pilih handuk yang memiliki daya serap yang tinggi. Agar kulit bayi tetap aman dan tidak perlu menggosok handuk secara berlebih pada kulit bayi.
Pilih handuk yang memiliki perlindungan anti-bakteri. Sehingga handuk tahan terhadap jamur, bakteri, dan kuman yang berbahaya.
Pilih handuk dengan label OBA dan APEO Free. Label ini menunjukkan bahwa handuk untuk anak yang digunakan, bebas dari bahan kimia berbahaya seperti brightening agent dan alkyphenol ethoxylates.
Pastikan handuk yang dipilih menggunakan tinta yang aman bagi bayi.
Selain hal-hal diatas, Moms juga perlu memperhatikan beberapa hal tambahan seperti tempat penyimpanan handuk. Hindari menyimpan handuk anak di dalam kamar mandi atau ruangan lembap dalam waktu yang relatif lama karena bakteri dan kuman akan mudah bertambah pada suhu ruangan yang lembap. Hindari pula pemakaian handuk orang dewasa untuk bayi karena kulit bayi lebih sensitif dibandingkan dengan kulit orang dewasa sehingga memerlukan bahan yang khusus.
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat.
By: Babyologist Editor.