Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Serba-serbi Abses Payudara
4 September 2019 20:08 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serba-serbi Abses Payudara
ADVERTISEMENT
Salah satu kasus yang umum ditemukan pada ibu menyusui adalah abses payudara. Benjolan tersebut adalah kumpulan nanah yang berkumpul di payudara. Biasanya, abses payudara terasa nyeri.
ADVERTISEMENT
Pengertian abses payudara
Peradangan yang terjadi di area payudara biasanya disebut abses payudara. Jaringan tubuh, biasanya yang tepat di bawah kulit payudara, meradang sehingga tumbuh benjolan berwarna kemerahan. Benjolan tersebut biasanya berisi nanah.
Kasus abses payudara biasanya ditemukan pada ibu menyusui usia 18 hingga 50 tahun. Meskipun terasa menyakitkan, penderita abses payudara malah disarankan untuk terus memberikan ASI kepada bayinya. Yang jelas, ASI harus selalu terkuras sehingga payudara terus memproduksi ASI. Bila perlu, ibu menyusui diminta memompa ASI-nya untuk diberikan kepada anak mereka melalui botol.
Gejala abses payudara
Selain terasa nyeri, benjolan abses payudara memiliki ciri-ciri khas yaitu pola tepian teratur, tekstur halus, dan padat mirip kista. Beberapa gejala khas abses payudara lainnya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
- Demam tinggi
- Mual, muntah, meriang
- Kulit terasa panas, kemerahan, dan luka
- Kulit di sekitar abses ikut membengkak
- Badan terasa tidak fit
Penyebab abses payudara
- Infeksi bakteri penyebab mastitis
Beberapa kasus abses payudara sering dihubungkan dengan penyakit mastitis (radang pada payudara yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri). Mastitis diakibatkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus, Bacillus typhoid, atau Anaerob yang masuk melalui celah kecil pada puting payudara lalu menginfeksi payudara tersebut. Celah kecil tersebut bisa diakibatkan oleh luka. Ketika bakteri tersebut berkembang biak secara tidak terkontrol, infeksi dapat muncul.
Bagian tubuh yang terinfeksi akan menerima sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh. Maksudnya, untuk menyerang bakteri agar mati. Serangan sel darah putih tersebut ternyata juga menyebabkan jaringan tubuh pada bagian yang terinfeksi ikut mati. Dampaknya, muncul rongga-rongga kecil berisi nanah. Isi nanah tersebut adalah sel-sel darah putih, jaringan tubuh yang mati, serta bakteri.
ADVERTISEMENT
Penyebab lainnya:
- Pernah mengalami mastitis- Obesitas- Ukuran payudara besar- Trauma- Luka yang menyebabkan saluran payudara tersumbat- Bra yang terlalu ketat- Kebersihan payudara kurang terjaga- Puting tercakar- Teknik menyusui yang kurang tepat- ASI menumpuk karena durasi menyusui kurang lama- Sedang menjalani pengobatan yang menekan daya tahan tubuh- Terinfeksi virus HIV- Mengidap diabetes- Tindik pada puting susu
Jenis abses payudara
Abses payudara memang lazimnya diderita ibu menyusui. Namun, tidak menutup kemungkinan wanita yang sedang tidak menyusui mengalaminya. Oleh karena itu, abses payudara dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Abses payudara menyusui (laktasi)
Kasus ini muncul pada wanita menyusui. Ciri-ciri abses laktasi adalah terbentuk di pinggir atas dari payudara.
2. Abses payudara (non-laktasi)
ADVERTISEMENT
Wanita yang sedang tidak menyusui bisa mengalami abses payudara non-menyusui. Ciri-cirinya adalah pembengkakan terjadi di area pinggir areola atau bagian bawah payudara.
Diagnosis abses payudara
Pertama-tama, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Beberapa pertanyaan akan diajukan seperti deskripsi keluhan, kapan pertama kali gejala muncul, sudah berapa kali mengalami gejala, apakah ada riwayat penyakit lainnya, dan apa saja aktivitas yang biasa dilakukan.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada benjolan. Apabila hasil pemeriksaan kurang memuaskan/kurang dapat memastikan diagnosa, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan bantuan USG atau CT scan. Dari citraan USG atau CT scan, dokter dapat menentukan apakah benjolan pada payudara tersebut merupakan abses atau bukan. Dokter juga akan melihat jumlah kantung nanah di dalam benjolan.
ADVERTISEMENT
Foto rontgen pada payudara (mammografi) juga bisa dilakukan apabila dokter menghendaki informasi lebih. Namun, pemeriksaan ini tidak nyaman dan menyakitkan apalagi dalam kondisi payudara memiliki abses.
Pengobatan abses payudara
Tergantung dari letak abses, derajat abses, dan faktor lainnya, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan abses payudara secara medis atau non-medis.
1. Terapi medis
Jenis terapi ini diberikan utuk mengatasi benjolan abses payudara. Biasanya, obat yang diresepkan adalah antibiotik untuk mengobati peradangan. Dokter juga akan berusaha mengeluarkan nanah dengan cara menyuntikkan jarum atau menyayat benjolan.
2. Terapi non-medis
Teknik pengobatan non-medis bisa dilakukan dengan mengompres area payudara yang terkena dengan kain yang dibasahi air hangat. Meskipun tidak menghilangkan nyeri, cara ini ampuh untuk meredakan rasa nyeri karena abses payudara.
ADVERTISEMENT
Pencegahan Abses Payudara
Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mencegah abses payudara, yaitu:
- Menjaga kebersihan payudara (terutama di area puting susu setiap kali selesai menyusui)
- Menerapkan pola hidup sehat
- Menghindari memakai bra terlalu ketat
- Banyak mengonsumsi air putih
- Makan makanan bergizi seimbang
- Menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol