Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Siblings Rivalry, Bagaimana Mengatasinya?
21 November 2018 3:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh orangtua yang mempunyai 2 anak atau lebih adalah Siblings rivalry. Siblings rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan.
ADVERTISEMENT
Menurut beberapa sumber yang saya baca, siblings rivalry adalah hal yang amat wajar terjadi, dan di sinilah kecerdasan sosial si Kecil turut berkembang. Oleh karena itu, peran orangtua dalam pengasuhan anak sangat diperlukan agar persaingan ini bermuara pada hal-hal yang positif.
Tantangan ini juga lah yang saya hadapi dalam pengasuhan kedua anak saya, Elkana dan Elora. Meskipun usianya masih terbilang dini, berumur 26 bulan ketika adiknya lahir, Elkana sudah menunjukkan rasa cemburu pada adiknya, seperti menangis sewaktu saya gendong adiknya dan menjadi lebih rewel dan manja. Ia seperti menuntut perhatian lebih dan merasa adiknya adalah saingan.
Hal ini menurut saya tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jangan sampai kakak membenci adiknya. Cinta, kasih dan sayang harus sejak dini ditanamkan pada keduanya. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang saya lakukan.

Cara untuk Menghadapi Siblings Rivalry
ADVERTISEMENT
Melibatkan kakak dalam mengurus sang adikDengan melibatkannya, maka si kakak akan lebih cepat beradaptasi dengan situasi yang baru. Di sini si kakak harus tahu bahwa adiknya bukan hanya milik ayah ibu melainkan adalah juga 'miliknya' yang juga harus mendapatkan kasih sayang dari kakak. Jadi, jangan ragu minta pertolongan kakak untuk mengambilkan beberapa keperluan adik yang simpel. Seperti minyak telon atau bedak adik. Dengan demikian, si kakak juga akan merasa bahwa ia 'berarti' untuk adiknya.Hal ini tetap saya biasakan sampai hari ini, ketika Elkana sudah berumur 4.5 tahun dan adiknya Elora berumur 2.2 tahun. Anak-anak selalu saya arahkan agar peduli satu dengan yang lain. Di pagi hari jika adik lebih dulu bangun tidur dari pada si kakak, maka saya akan instruksikan adik untuk membangunkan kakaknya. Si kakak juga sesekali saya instruksikan untuk menyelimuti adiknya yang terlebih dahulu tidur. Dan pernah sesekali saya memergoki si kakak mengecup pipi adiknya yang sedang tidur, atau memergoki adik sedang menepuk-nepuk paha si kakak yang sudah tidur. So sweet kan Moms.
ADVERTISEMENT
Ajarkan tentang berbagi atau kongsiMemiliki 2 orang anak bukan berarti apa-apa juga harus disediakan 2. Kalau demikian, Moms akan letih sendiri. Bukan hanya soal budget yang harus dipikirkan, tapi membiasakan anak 'harus punya sendiri' akan berdampak buruk pada perkembangan kecerdasan sosialnya kelak. Ia akan sulit berbagi dan cenderung egois. Oleh karena itu, sebagai orangtua kitalah yang harus mendidik mereka untuk berbagi, baik mainan, makanan termasuk ayah dan ibunya. Ayah dan ibu adalah miliki mereka berdua, jadi tidak ada anak ayah, tidak ada anak ibu. Tapi, ayah dan ibu adalah miliki berdua alias kongsi.
Ajarkan tentang gantianJika sudah diajarkan tentang berbagi dan kongsi, berarti mereka juga harus mulai belajar bersabar, karena masing-masing akan mendapat gilirannya. Misalnya, adik dan kakak sama-sama minta digendong ke kamar. Nah, supaya adil saya akan gendong dan antar adiknya dulu, baru saya akan jemput kakaknya kemudian. Atau kalau kuat saya akan gendong adik di depan sedangkan kakak di punggung.Demikian juga hal nya dalam hal membeli barang. Si kakak tidak perlu marah kalau adik dibelikan sepatu baru karena punya adik sudah kekecilan sedangkan punya kakak masih bagus dan pas. Nanti akan ada giliran kakak dibelikan sepatu kalau memang dibutuhkan. Demikian juga, adik tidak perlu menuntut di belikan tas sekolah seperti kakak karena memang adik belum membutuhkannya.
ADVERTISEMENT
Sudah diajar sedemikian, apakah anak-anak saya aman terkendali? Tentu tidak juga Moms, mereka masih suka bertengkar karena berebut mainan dan saling cemburu. Tapi, seperti yang saya katakan diawal hal tersebut amatlah wajar, dan tugas kitalah tetap memberi mereka pengertian bahwa sebagai saudara mereka harus saling sayang.
Semoga bermanfaat.
By: Sarah Brahmana