Konten dari Pengguna

Siklus Menstruasi Normal dan Tidak Normal

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
12 Juni 2018 16:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siklus Menstruasi Normal dan Tidak Normal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Siklus ini adalah sebuah perubahan yang terjadi pada tubuh wanita, khususnya pada bagian reproduksi. Ini terjadi saat dinding Rahim yang semakin menebal menjadi luruh karena tidak adanya pembuahan pada sel telur. Siklus menstruasi yang normal pada wanita biasanya antara 23-25 hari, tapi rata – rata siklus ini mencapai hingga 28 hari. Dapat diketahui juga bahwa siklus pada setiap wanita pun terkadang tidak berjangka waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
Siklus Hormonal
Siklus menstruasi itu dibagi ke dalam beberapa fase yang dilewati oleh lima hormon di dalam tubuh, diantaranya adalah:
Esterogen, hormon ini adalah hormon yang banyak bertidak dalam tubuh dan diproduksi pada ovarium. Hormon ini pula yang memiliki peran dalam perubahan pada tubuh dseorang remaja di masa pubertasnya, dan juga ikut andil dalam penyususan kembali bentuk rahim setelah masa menstruasi.
Progesteron, hormon ini selalu bekerjasama dengan esterogen agar dapat memberikan proteksi pada siklus reproduksi, juga memberikan proteksi pada masa kehamilan. Hormon ini juga sama dihasilkannya dengan esterogen yaitu berasal dari ovarium serta memiliki kinerja dalam penebalan pada dinding rahim.
Hormon pelepas gonadotropin, hormone yang diproduksi oleh otak ini memiliki fungsi untuk merangsang tubuh agar memproduksi hormon pelutein serta hormon perangsang folikel.
ADVERTISEMENT
Hormon Pelutein, hormon ini berguna untuk merangsang sel telur dan juga proses ovulasi yang dibuat oleh ovarium.
Lalu yang terakhir adalah hormon perangsang Folikel, yaitu hormon yang siap membantu mematangkan sel telur dalam ovarium agar siap untuk dilepaskan. Tempat diproduksinya hormon ini adalah pada kelenjar pituitari di bagian bawah otak.
Fase Menstruasi
Menstruasi memiliki tiga fase, diantaranya yaitu sebagai berikut:
Fase pertama, adalah fase menstruasi. Fase ini terjadi sekitar 3 hingga 7 hari sejak hari pertama pada menstruasi. Pada kondisi ini biasanya mengeluarkan darah yang banyak hingga mencapai 30 – 40 ml. darah ini keluar karena luruhnya susunan dinding rahim yang membengkak.
Darah yang keluar pada masa – masa ini biasanya sangat membuat perut terasa sakit. Kondisi ini disebabkan oleh otot otot yang mengalami kontraksi saat mengengeluarkan dan menekan dinding rahim agar dapat luruh menjadi darah menstruasi. Hal ini disebabkan oleh hormon esterogen dan progresteron yang keduanya sama – sama mengalami penurunan. Lalu saat itu juga hormon perangsang folikel sedikit meningkat, dan ini dapat merangsang sebagian folikel yang ada di dalam ovarium untuk menjadi lebih berkembang.
ADVERTISEMENT
Dari sebagian folikel yang berkembang tersebut di dalam ovarium itu, hanya akan ada satu folikel saja yang mengalami perkembangan lebih lanjut, sedangkan sisanya akan menghasilkan hormon esterogen. Pada hari – hari pertama periode menstruasi, wanita akan mengalami penurunan esterogen, namun dengan mengembangnya folikel akan mengembalikan dan menambah esterogen.
Pada fase kedua ada pra ovulasi juga Ovulasi. Pada masa ini, dinding rahim yang sebelumnya telah luruh karena hormon esterogen dan progresteron tadi akan kembali menebal, namun sedikit saja. Ketebalan susunan ini dapat ditembus oleh sperma dengan mudah dan juga bisa bertahan hingga 3 sampai 5 hari ke depan. Penebalan dinding rahim ini terjadi karena berkembangnya hormon esterogen yang semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
lalu selanjutnya menuju fase ovulasi. Pada fase ini biasanya wanita memiliki ketidaksamaan. Misalnya, yang biasanya sering dijadikan patokan oleh wanita bahwa pada hari ke 14 setelah melewati siklus mestruasi pertama itu adalah masa berovulasi. Namun hal ini bergantung pada siklus yang dilewati oleh masing – masing wanita dan tidak bisa dipatok begitu saja. 
Untuk para suami istri yang ingi sekali cepat memiliki anak, maka fase ini yaitu pada masa pra ovulasi sampai ovulasi adalah waktu yang tepat untuk pembuahan. Karena hal tadi bahwa sperma akan dapat bertahan dalam dinding rahim selitar 3 hingga 5 hari.
Lalu pada fase ketiga, yaitu Fase Pra Menstruasi. fase ini adalah fase di mana dinding rahim semakin menebal karena pecahnya folikel lalu menghasilkan sel telur. Setelah itu memproduksi korpus luteum yang dapat menghasilkan hormon progresteron. Hormon inilah yang menjadi sebab dinding rahim pada fase pra menstruasi semakin menebal. 
ADVERTISEMENT
Saat inilah di mana wanita dapat mengalami PMS atau sindrom yang disebabkan karena tidak terjadinya pembuahan pada masa sebelum menstruasi. kondisi ini dapat mengubah perempuan akan menjadi semakin sensitif, lalu fisiknya pun dapat dilihat perubahannya pada payudara yang semakin mengencang, sering merasa pusing, kembung, dan juga cepat mengalami kelelahan.
Siklus Menstruasi Tidak Normal
Siklus yang tidak teratur ini biasanya terjadi karena hitungan hari yang pada umumnya terjadi lebih kurangnya selama 28 hari. Hal ini mkerupakan siklus yang termasuk tidak normal. Dr. Goel Madhu, seorang konsultan kandungan dari Rockland Hospial mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus diketahui mengenai siklus menstruasi yang tidak teratur, yaitu di antaranya:
1. Mengenal tanda – tanda mestruasi yang tidak teratur
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah diungkap di atas bahwa siklus menstruasi normal, umumnya terjadi selama 28 hari. Pada masa ini melewati dua siklus, dengan pendarahan yang terjadi selama 2 hingga tujuh hari, dan rata – rata darah yang dikeluarkan sekitar 60 – 100 ml. jika kondisi menstruasi tidak seperti itu, maka menstruasi Anda dapat disebut tidak normal.
2. Kehamilan
Keluhan mengenai menstruasi tidak teratur pada umumnya datang dari para wanita yang terkait dengan masalah kehamilan. Bila periode sudah melewati batas, maka satu – satunya jalan untuk pemeriksaan adalah tes kehamilan. Kadang kehamilan juga dapat terjadi pada ibu wanita yang mendekati masa menopause. Siklus mestruasi yang tidak teratur juga dapat terjadi setelah masa kehamilan. Ini biasanya terjadi karena pemberian ASI. Namun, jangan khawatir karena hal ini adalah sesuatu yang normal dan tidak akan menjadi masalah. 
ADVERTISEMENT
3. Periode Perimenopause
Perimenopause, merupakan masa wanita mendekati pada masa berhentinya menstruasi. Perubahan siklus yang dialami oleh pasien seperti ini umumnya tidak menjadi masalah bagi pasien dan tidak memerlukan penyembuhan juga. Biasanya sesuatu yang tidak normal terjadi pada pasien perimenopause adalah timbulnya pendarahan, dan ini harus diperiksakan ke dokter dengan segera.
4. Kontrasepsi
Pemasangan alat kontrasepsi juga dapat menimbulkan masalah bagi siklus haid yang membuat haid menjadi tidak teratur. Tidak hanya itu juga, bahkan akan memberikan masalah seperti pendarahan berat yang dialami oleh pengguna.
5. Berat Badan
Naiknya berat badan pada wanita atau penurunannya dapat mengakibatkan siklus haid menjadi tidak normal. Ini bisa disebabkan karena adanya masalah dalam tiroid. Masalah ini memang lazim bagi wanita sehingga dapat mengakibatkan kenaikan berat badan, siklus haid menjadi tidak teratur, cepat merasa lelah, dan efek lainnya. Berat badan yang berlebih dapat juga menimbulkan masalah penyakit pada ovarium polistik.
ADVERTISEMENT
6. Stres Emosional
Masalah terakhir adalah masalah psikis seperti stres yang dialami karena berbagai gangguan. Hal ini dapat mengakibatkan pendarahan yang tidak teratur.
Semoga bermanfaa.
By: Babyologist Editor.