Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Solusi untuk Puting Kering & Lecet Saat Menyusui
25 Desember 2018 12:30 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah yang sering dihadapi oleh ibu menyusui adalah puting lecet. Penyebab puting lecet ada berbagai macam, namun yang paling sering terjadi adalah karena latch on tidak tepat. Biasanya hal ini disebabkan karena bayi yang baru lahir belum "pintar" menyusu, jadi posisi bayi mengisap hanya di bagian puting, dan bukan memasukkan areola payudara secara penuh ke dalam mulutnya ketika menyusu. hal ini yang menyebabkan puting terjepit di antara lidah dan langit-langit bayi. sehingga mengakibatkan puting menjadi sakit, lecet hingga berdarah.
ADVERTISEMENT
Di awal menyusui saya juga mengalami puting lecet, meskipun tidak sampai berdarah. Tapi cukup menimbulkan trauma pada saat akan menyusui anak. Setiap mau memulai proses menyusui, saya suda membayangkan sakitnya. Proses menyusui berubah jadi proses yang paling menyiksa. Nah, waktu itu setiap akan dan sesudah proses menyusui saya suka mengoleskan ASI ke puting. Dalam beberapa hari, luka lecet sudah hilang.
Setalah Daffa usia 11 bulan, puting saya kembali lecet. Bahkan kali ini lebih parah. Waktu itu saya baru sadar setelah melihat hasil pumping, ASI jadi bewarna pink karena bercampur dengan darah. Saya coba lihat ke corong pumping, semuanya darah segar. Begitu saya lihat puting, kondisinya ternyata sudah lumayan parah.
Jadi waktu itu puting saya kering dan pecah. Lalu, karena sudah luka dan masih di-pumping, jadinya sobek.Awalnya puting kanan yang luka, saya tetap lanjut menyusui sambil dioles ASI. Tapi sudah 3 hari, bukannya makin sembuh, malah makin luka parah. Ditambah Daffa juga lagi tumbuh gigi, jadi sambil menyusu, dia suka gigit puting. Posisi latch on juga sudah benar, tapi susahnya anaknya tidak mau diam, dan karena ditarik-tarik terus, puting saya bahkan sampai sobek. Lama kelamaan payudara saya dua-duanya mengalami luka yang lebar. Rasanya sangat perih setiap kali harus menyusui Daffa, dan di hari ke-5 saya demam.
ADVERTISEMENT
Saat-saat itu, rasanya saya ingin menyerah saja dan ingin segera menyapih, tapi saya merasa tidak tega. Lalu saya mulai browsing beberapa nipple cream dan konsultasi ke dokter juga, dan berikut adalah review salep yang pernah saya gunakan:
1. Momilen
Pertama kali dibelkan sama suami di apotek waktu awal-awal lecet. Kemasannya warna pink dan terdapat tulisan melembapkan dan melindungi puting dengan D-panthenol dan vit E. Saya pakai ini hampir seminggu belum sembuh juga. Malah lukanya bertambah lebar.
2. Rash cream
Searching di internet katanya pakai rash cream bisa menyembuhkan puting lecet, tapi berdasarkan pengalaman saya, tidak begitu terlihat perubahan.
3. GOM
GOM merupakan obat sariawan dan bibir pecah-pecah, rasanya manis. Saya dikasi ini sewaktu berobat ke bidan. sebenarnya pakai ini bisa membuat lukanya menjadi kering, tapi kalau lukanya kering dan kemudian mengelupas, maka prosesnya akan terasa sangat perih.
ADVERTISEMENT
Minusnya, GOM bikin aerola makin kering. jadi luka satu kering, malah akan muncul luka baru. Tapi, so far aku cocok pakai yang ini.
4. Antibiotik
Nah ini aku juga diresepkan oleh dokter, dikasi antibiotik dan pereda nyeri. Tapi luka tetap saja masih basah.
5. Lansinoh
Ini dia yang menjadi jawaban untuk solusi puting lecet. Lansinoh mengklaim mampu melembapkan dan melindungi puting pecah-pecah. Lansinoh Cream mengandung HPA lanolin Moms, jadi akan aman kalau secara tidak sengaja tertelan oleh bayi. Saya coba mengoleskan krim ini waktu malam hari. Pas pagi hari, saya melihat lukanya sudah menutup. Terus bagian areola yang kering sudah menjadi lembap.
Minus dari produk ini ialah harganya yang tergolong mahal.
Semoga bermanfaat.
ADVERTISEMENT
By: Windarti listyarini
Copyright by Babyologist