Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Storyku Ketika si Kecil Harus Tes Feses
22 Oktober 2018 11:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjadi ibu untuk anak pertama, memang selalu penuh petualangan. Banyak hal baru yang terjadi pertama kalinya sepanjang hidup kita. Salah satunya tentang tes feses. Saya dan suami sama-sama belum pernah melakukannya. Namun, beberapa waktu lalu bayi kami (14 bulan) harus melakukannya. Tes feses ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tertentu yang memengaruhi masalah pencernaan.
ADVERTISEMENT
Bermula pada suatu siang, pup anak saya berwarna hijau muda, begitu juga sorenya. Lalu keesokan paginya, warna pup didominasi warna hitam namun tetap ada hijau mudanya. Feses bayi saya berwarna hitam karena ia mengonsumsi zat besi.
Saya pun melakukan riset di google, ada artikel yang menyatakan feses berwarna hijau muda dikarenakan bayi kekurangan hindmilk. Fakta ini berbeda dengan ibu saya yang langsung cemas dan berkomentar, ‘kalau hijau begitu biasanya lambung bocor’. Mendengarnya saya memilih untuk tenang.
Ketenangan saya menghilang setelah mendapati anak saya diare. Selama setengah hari, ia pup sebanyak 5 kali. Barulah saya merasa hal ini penting dan bertanya pada dokter via WhatsApp. Dokter menyarankan untuk tes feses di lab. kami pun mengikutinya, karena dikhawatirkan ada infeksi.
ADVERTISEMENT
Saat ingin berangkat ke lab, anak saya baru saja pup. Kami pun mengambil feses tersebut dan membawanya ke lab. feses yang saya bawa-bawa ke laboratorium tidak dapat digunakan.
Ternyata Moms, ada yang perlu diperhatikan saat harus melakukan tes feses di lab
Sampel feses harus sudah diterima laboratorium maksimal sejam setelah diambil. Simpan sampel feses pada wadah yang sudah disediakan pihak lab.
Khusus bayi, feses yang sudah menempel pada pospak tidak dapat digunakan karena dikhawatirkan bercampur dengan urin.
Poin kedua inilah yang agak rumit. Saat membaca di internet bahwa pengambilan feses pada bayi bisa dilakukan dengan meletakkan plastik di dalam popok, kami pun mencobanya. Namun ternyata, hal itu ternyata menimbulkan ruam pantat yang cukup parah pada anak saya. Saya cukup panik mendapati ruam tersebut. Plastik tersebut dikenakan selama tiga jam akibat menunggu bayi saya yang tidak kunjung pup.
ADVERTISEMENT
Pengambilan sampel feses gagal pada hari tersebut. Karena semenjak dibawa ke lab, bayi saya tidak pup lagi. Saat sampai di rumah, barulah anak kami pup. Namun karena pada jam tersebut laboratorium sudah tutup, kami tidak bisa mengambil sampel. Pengambilan feses baru berhasil pada pagi hari berikutnya. Sungguh lega akhirnya dapat melakukan tes feses.
Bagi Moms yang memerlukan tes feses pada bayi, jangan lupa bertanya layanan yang disediakan dari pihak laboratorium. Di tempat saya tersedia layanan antar jemput sampel feses. Zaman sekarang pun, hasil tes lab sudah dapat dikirimkan via email. Konsultasi hasil tes lab pun dapat ditanyakan pada dokter melalui chat personal.
Semoga bermanfaat.
By: Hatfina Dini