Konten dari Pengguna

Sukses Menghadapi Tantangan MengASIhi dengan Ilmu

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
31 Juli 2019 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sukses Menghadapi Tantangan MengASIhi dengan Ilmu

ADVERTISEMENT
Hai moms pejuang ASI. Saat ini umur Arfa hampir 22 bulan. Artinya sisa 2 bulan lagi saya bisa menyusuinya. Ya, alhamdulillah sejak kecil Arfa full asi. Tidak campur sufor atau susu apapun karena memang Arfa kurang doyan. PeEr saya juga nih untuk menemukan susu pengganti ketika sudah disapih nanti.
ADVERTISEMENT
Nah, perjalanan mengASIhi yang hampir 2 tahun ini bukanlah hal yang mudah moms. Ada 1 titik balik dimana saya akhirnya punya ilmu untuk berjuang mengASIhi si kecil. Sejak Arfa lahir, memang tidak ada kendala apakah Arfa kesulitan menyusu pada saya. Hanya saja saat itu kondisi puting payudara kanan lebih kecil daripada payudara kiri. Otomatis Arfa lebih puas menyusu pada payudara kiri. Selain itu saya sempat mengalami lecet dikarenakan Arfa sempat menolak menyusu dan payudara saya dipaksa peras menggunakan tangan. Lecetnya kecil tapi perihnya luar biasa. 
Di saat Arfa menginjak usia hampir 1 bulan, saya pun mulai mencoba pumping menggunakan pompa asi elektrik yang saya beli saat itu. Saya sangat antusias mengejar stok ASIP untuk persiapan kerja. Namun nyatanya, hasil pumping pertama saya hanya mencapai 20 mL. Waduh, bagaimana ini? Saya pun mulai berfikir untuk siap-siap mencari sufor yang cocok untuk Arfa. Saya memposting permasalahan yang saya alami ini di instagram. Ternyata banyak DM yang saya terima saat itu yang mengatakan bahwa ‘jangan kasi sufor dulu, tetap pumping setiap minimal 3 jam sekali’. Wah, ternyata banyak sekali yang peduli. Saya tidak sendiri. You are not alone moms. Akhirnya saya diberitahu mengenai 1 akun IG yang membahas tentang ASI, namanya @asiku.banyak, dan akun ini menjadi penolong saya saat itu. 
ADVERTISEMENT
Apakah saya sempat membaca semua hal tentang ASI di akun itu? Alhamdulillah bisa kok moms. Saya selalu membaca akun itu sambil menyusui si kecil di malam hari, agar saya bisa menahan rasa kantuk yang luar biasa. Dari akun itulah saya belajar banyak hal. Saya tahu bahwa kondisi puting yang tenggelam tidak menjadi alasan untuk gagal menyusui. Saya tetap mengajarkan Arfa agar mau menyusu di payudara kanan, karena hisapan bayi itu jauh lebih membantu. Alhamdulillah kondisi puting payudara kanan saya membaik dan tidak ada bedanya dengan yang kiri. Arfa pun merasa nyaman menyusu di payudara manapun. Saya pun mulai pumping setiap 3 jam siang dan malam. Ya, siang dan malam moms. Saya memasang alarm di malam hari, terbangun dengan mata berat mengambil pompa asi yang sudah saya siapkan di cooler bag di samping ranjang, lalu pumping selama minimal 15 menit. Hasilnya? Alhamdulillah hasil pumping saya terus bertambah. Saya pun semakin optimis dan semangat untuk pumping. Dari akun itu juga saya belajar tentang LDR (Let Down Reflex) yang sangat mempengaruhi kuantitas asi. Sebelumnya saya sama sekali tidak tahu apa tanda-tanda Arfa benar-benar mendapatkan asi selama menyusui. Saya cuma menyusuinya selama yang Arfa mau. Sejak saat itu saya selalu menghitung berapa kali LDR yang saya rasakan selama menyusui Arfa dalam satu kali sesi. 
ADVERTISEMENT
Saya juga belajar bagaimana menyimpan asip, menyajikan asip, menambah/mengurangi kuantitas asip, dan lain sebagainya. Saya memilih untuk menyimpan asip fresh di dalam botol kaca, lalu letakkan di chiller untuk segera dikonsumsi si kecil saat saya bekerja. Jika asip tersebut belum habis dalam waktu kurang lebih 3 hari, saya pindahkan ke plastik asip lalu dibekukan dalam posisi baring. Saya juga belajar tentang ketahanan asip.
Nah, prinsip yang harus kita pegang untuk berhasil mengaASIhi si kecil adalah supply = demand. Artinya asip yang tersedia sesuai dengan permintaan. Kalau saya lebih mengartikannya seperti sebuah gudang. Misalnya kita menyediakan stok sebanyak 100, namun yang terpakai hanya 60, tentu saja keesokannya kita tidak akan menambah stok di gudang. Namun jika kita menyediakan stok 100 dan yang dibutuhkan ternyata lebih dari itu, anggap saja 120, tentu saja keesokannya kita harus selalu menyediakan stok lebih. Begitu seterusnya.
ADVERTISEMENT
Moms, kita harusnya bersyukur hidup di dunia milenial, dimana kita dapat dengan mudah mengakses informasi tentang apa saja. Orang-orang dulu yang minim informasi saja bisa mengASIhi, mengapa kita tidak? Ayo moms tetap semangat mengASIhi ya. Hasil tidak akan membohongi usaha yang sudah kita lakukan.