Konten dari Pengguna

Syndrome Baby Blues yang Dialami oleh Suamiku

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
24 September 2019 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Syndrome Baby Blues yang Dialami oleh Suamiku

ADVERTISEMENT
Kita sering mendengar, bahkan mungkin pernah mengalami yang namanya baby blues. Baby blues pada wanita merupakan hal yang wajar biasa terjadi pada sebagian ibu pasca melahirkan. Hal itu disebabkan karena adanya perubahan hormonal secara drastis pada wanita setelah melahirkan sehingga membuat para ibu menjadi lebih sensitif terhadap hal-hal yang menurutnya mengusik dirinya dan bayinya. Baby blues pada ibu biasanya ditandai dengan sering marah tanpa alasan yang jelas, murung dan bahkan sampai menangis sejadi-jadinya. Yang lebih parahnya lagi, terkadang sampai tidak memedulikan anak yang baru dilahirkannya.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana jika justru yang mengalami syndrome Baby Blues adalah suami kita? Ayah dari anak kita? Apa iya seorang suami bisa terkena syndrome Baby Blues juga? Padahal jika kita melihat suami kita, kita merasa dia adalah sosok yang tangguh. Namun kenyataannya memang benar lho Moms, para suami bisa saja mengalami syndrome Baby Blues. Baby blues yang terjadi pada ayah berbeda dengan baby blues yang terjadi pada ibu akibat perubahan hormon pada wanita. Pria yang menjadi ayah tentunya tidak mengalami fase hamil atau melahirkan. Yang terjadi pada suami di sini adalah perubahan gejolak batin, di mana hal itu umum dan bisa mengubah keadaan seorang ayah, utamanya dari segi mental dan psikis
ADVERTISEMENT
Saya mau share pengalaman tentang Syndrome Baby Blues yang dialami oleh suami saya yang justru baru muncul di kelahiran anak kedua saya.

Tanda-tanda suami mengalami Syndrome Baby Blues:

1. Memiliki kekhawatiran yang berlebihan tentang masalah keuangan
Menjadi sesuatu hal yang wajar jika seorang suami sangat antusias terhadap kondisi keuangan di rumah tangga apalagi jika dia menjadi satu-satunya yang bekerja menghasilkan uang di keluarganya. Di kelahiran anak kedua, suami saya sangat antusias. Dia benar-benar sangat menyiapkan segala sesuatunya dengan detail termasuk dalam hal keuangan. Dia banyak belajar dari pengalaman kelahiran anak pertama kami. Tapi setelah anak kedua kami lahir dan didiagnosa menderita hipospadia, suami saya berubah. Dia sangat sensitif apalagi menyangkut masalah keuangan. Dia merasa tidak siap secara finansial untuk proses penyembuhan anak kami nanti. Karena itu dia sangat bekerja keras untuk berusaha menghilangkan kekhawatirannya dan bisa membiayai pengobatan untuk anak kami nantinya.
ADVERTISEMENT
2. Tidak siap menghadapi kenyataan dengan kondisi anak yang dilahirkan
Suami saya sangat khawatir tentang kondisi kelainan yang dialami oleh anak kedua kami. Dia merasa memiliki tambahan tanggung jawab agar anak kedua kami bisa seperti anak laki-laki pada umumnya. Waktu mengetahui hal itu pertama kali, suami saya jadi stres. Dia merasa sangat khawatir. Bahkan sampai tidak tidur semalaman memikirkan hal yang terjadi pada anak kami. Biasanya dia akan emosi jika menyangkut tentang anak kedua kami. Saya melihat dia jadi lebih super over protektif terhadap anak kami.
Jika suami mengalami Baby Blues, sebagai seorang istri kita harus berada di garis terdepan untuk menguatkan suami. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar suami bisa lepas dari Baby Blues.
ADVERTISEMENT

Mengatasi baby blues pada suami:

1. Saling Terbuka dan Memberikan Pengertian pada Pasangan
Hal pertama yang perlu disadari saat mengalami baby blues adalah kita harus saling terbuka dan memberikan pengertian kepada pasangan satu sama lain. Biasakan untuk berbicara dari hati ke hati bersama pasangan kita masing-masing. Peran dan tanggung jawab baru tidak hanya bertumpu pada satu orang saja, tapi harus ada kerja sama yang baik antara ayah dan ibu. Karena itu, kita harus saling mendukung satu sama lain. Mencari penyebab bersama-sama akan menjadi langkah awal yang baik untuk mengatasi baby blues. Yakinkan suami jika dia tidak sendiri. Ada kita yang akan selalu mendukung dan menguatkan dalam hal suka maupun duka.
ADVERTISEMENT
2. Mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan masalah yang akan terjadi
Hal ini juga sangat penting. Sebelum menjadi orang tua seutuhnya, kita harus banyak belajar terlebih dahulu. Suami dan Istri harus sama-sama belajar baik secara teori, mental maupun psikis. Ada banyak literatur, referensi dan juga pengalaman orang-orang di sekitar kita yang bisa dijadikan bahan pembelajaran agar kita bisa siap menjadi orang tua bagi anak-anak kita dalam keadaan apa pun.
3. Menghindari hal-hal yang justru akan memperburuk keadaan kita
Terkadang kita tidak bisa saling terbuka seutuhnya pada orang lain mengenai kondisi baby blues yang dialami. Tapi ada baiknya kita mencari atau dekat dengan orang-orang yang memberikan aura positif dengan diri kita sendiri. Misalnya dengan orang yang dapat memberikan komentar dan saran membangun serta memiliki pikiran yang terbuka. Jangan mendekat dengan orang-orang yang malah menambah beban dengan komentar meremehkan atau menjatuhkan mental kita sebagai seorang suami dan ayah.
ADVERTISEMENT