Konten dari Pengguna

Usia Anak Pertama Baru 6 Bulan, Sudah Hamil Lagi?

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
15 Desember 2018 17:20 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Usia Anak Pertama Baru 6 Bulan, Sudah Hamil Lagi?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
"Bi, aku hamil lagi," itulah kalimat yang saya katakan pada suami ketika sudah telat haid dan melihat garis 2 pada alat test pack kehamilan.
ADVERTISEMENT
Sedih bercampur bahagia pastinya, suami pun tersenyum bahagia dan berkata, "Ketika kita dipercaya, maka kita pasti bisa." Kalimat itu yang membuat saya cukup tenang meskipun rasa sedih terus datang. Bagaimana tidak, usia Khaulah saat itu masih 6 bulan, masih sangat banyak membutuhkan perhatian saya sebagai ibu.
Memang kami tidak memakai alat kontrasepsi untuk menjarak kehamilan, karena katanya ASI adalah alat kontrasepsi alami dan kami coba KB sendiri.  Namun, kehendak Tuhan telah memberikan kami rezeki-Nya lagi.
Bagaimana mengurus anak dengan kondisi ibu yang hamil muda? 
Ketika hamil muda, pasti kebanyakan Moms mengalami hal-hal seperti mual, pusing, sensitif terhadap bau, dll. Di saat itu saya coba untuk menguatkan sugesti agar hal-hal itu hilang dan bisa fokus kembali mengurus Khaulah. Bukan hanya itu, cara agar ibu hamil tetap sehat pun saya lakukan, seperti makan sehat dan Istirahat yang cukup. Banyak orang menjadi bertanya-tanya seputar kehamilan saya ini.
ADVERTISEMENT
Kok jaraknya berdekatan, memang tidak kasihan anak pertamanya?
Jawabannya adalah ya, saya kasihan. Untuk itulah saya berusaha semaksimal mungkin agar kasih sayang terhadap Khaulah terus melimpah. Saya selalu mencukupi semua kebutuhannya seperti memandikannya tepat waktu, memberikan makanan sehat, mengajaknya bermain. Hingga saya terus merasa bersyukur karena telah dipercaya untuk memegang posisi seperti ini.
Hamil besar kok masih menggendong, apa tidak bahaya buat si janin?
Tidak, justru dengan adanya Khaulah yang sering saya gendong, memudahkan jalan lahir anak kedua saya dengan proses normal dan lebih mudah.
Rasa lelah yang bercampur emosi terkadang datang. Namun support suami adalah motivasi yang kuat sehingga membangkitkan semangat. Bukan hanya itu, suami juga sering membantu pekerjaan rumah agar saya tidak cepat merasa lelah. Karunia yang diberikan Tuhan memang sungguh luar biasa, perlahan saya bisa menikmatinya dan saya sangat bahagia.
ADVERTISEMENT
 
Semoga bermanfaat.
By: Irna Dini A
Copyright by Babyologist