Cara Mengatasi Ketergantungan Gadget pada Anak Usia Dini

Babyologist
The trusted and resourceful media for pregnancy & maternity in Indonesia. Our vision is to make The Journey beautiful and enjoyable!
Konten dari Pengguna
7 Januari 2019 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Babyologist tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cara Mengatasi Ketergantungan Gadget pada Anak Usia Dini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pada era orang tua millenial, atau yang biasa disebut parenial, sebagian besar anak sudah dikenalkan dengan gadget, terutama telepon genggam (handphone). Hal tersebut tidak bisa dimungkiri, di setiap kegiatan, terselip pemberian gadget dengan berbagai macam aplikasi, salah satunya YouTube.
ADVERTISEMENT
Tujuannya tidak lain agar anak menjadi tenang dan penurut. Namun, ketika pemberian gadget diberikan secara terus-menerus, justru akan memberikan dampak buruk pada aspek fisik, kognisi, dan sosial anak.
Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman. Si Kecil mengenal gadget (dalam bentuk televisi dan handphone) sejak usia 5 bulan. Di usia 5 bulan, ia menikmati lagu melalui YouTube di televisi. Hal utama yang terlihat adalah dampak positif pada aspek fisik dan kognisi. Ia menjadi responsif dengan lagu-lagu yang didengar dan gambar yang ditonton.
Tiba di usia 8 bulan, si Kecil sudah bisa mengerti dan mengikuti gerakan satu lagu ‘If You Happy & You Know It’. Hal penting ketika memutuskan untuk memberikan gadget adalah si Kecil harus selalu dalam pengawasan dan terlibat komunikasi dengan orang sekitar. Tak hanya itu, batasan waktu dan konten yang ditonton juga menjadi poin yang penting.
ADVERTISEMENT
Problematika muncul ketika si Kecil memasuki usia 20 bulan. Mata menjadi tidak fokus dengan kata lain sedikit juling. Saya dan suami seketika langsung memberi ketegasan untuk setop pada gadget terutama handphone.
Berdasarkan pengamatan sehari-hari, ketika sudah berhadapan dengan handphone, si Kecil tidak responsif dengan sekitar. Tidak menjawab ketika diajak berbicara, bahkan untuk menoleh pun tidak.
Selain itu, si Kecil enggan mengeluarkan sepatah kata karena dia menganggap tanpa ia berbicara pun orang sekitarnya akan paham. Tiga bulan berjalan ‘No Handphone’, si Kecil mulai menunjukkan perkembangannya. Ia mulai memiliki kemauan untuk berbicara dan menjadi sangat aktif dalam komunikasi. Selain itu, secara fisik, mata sudah kembali normal hingga saat ini. 
Anak main gadget. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak main gadget. (Foto: Thinkstock)
Bagaimana mengatasi ketergantungan gadget pada anak?
ADVERTISEMENT
Beberapa poin di atas saya tulis berdasarkan pengalaman. Kegiatan harian untuk anak bisa dimodifikasi sekreatif mungkin oleh orang tua. Namun, hal yang utama adalah kehadiran orang tua untuk anak saat bermain dan ketertarikan orang tua terhadap kegiatan si Kecil.
ADVERTISEMENT
Contoh, jika anak bermain sendiri komunikasi yang terbentuk hanya satu arah, sedangkan saat bermain dengan orangtua ia akan melakukan komunikasi dua arah. Hal tersebut tentunya mampu mengembangkan aspek sosial, kognisi ,dan bahasa pada anak.
--------------
Semoga bermanfaat.
By: Indria Putri Damayanti
Copyright by Babyologist