Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Arti Surat Al Balad Ayat 1-10 Sesuai Bacaan Alquran
4 November 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Bacaan Al-Qur'an tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Arti Surat Al Balad Ayat 1-10
Berikut adalah bacaan ayat suci Alquran surat Al Balad ayat 1-10 beserta terjemahan dan tafsir menurut Kemenag RI yang tepat:
1.
لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
Lā uqsimu bihāżal-balad
"Aku bersumpah demi negeri ini (Makkah),”
Tafsir singkat: Aku bersumpah dengan negeri ini, yakni kota Mekah, kota kelahiran Nabi dan kota suci umat Islam.
2.
وَاَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
Wa anta ḥillum bihāżal-balad
"sedangkan engkau (Nabi Muhammad) bertempat tinggal di negeri (Makkah) ini."
Tafsir singkat: Dan engkau, wahai Nabi, bertempat tinggal di negeri Mekah ini, membuatnya bertambah mulia.
3.
وَوَالِدٍ وَّمَا وَلَدَۙ
Wa wālidiw wa mā walad
"(Aku juga bersumpah) demi bapak dan anaknya,"
Tafsir singkat: Dan demi pertalian bapak dan anaknya, demi Adam dan anak cucunya. Manusia dengan kehendak Allah mengalami siklus dari kanak-kanak menuju dewasa, berkeluarga, beranak pinak, dan berakhir dengan kematian. Inilah fenomena kehidupan yang perlu direnungi.
ADVERTISEMENT
4.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْ كَبَدٍۗ
Laqad khalaqnal-insāna fī kabad
"sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah."
Tafsir singkat: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. Siapa pun, termasuk Nabi, dalam masa hidupnya pasti menemui kepayahan, sejak dalam kandungan sampai masa dewasa. Manusia mesti bersusah payah mencari nafkah, mengalami sakit, dan mati. Dalam alam kubur menuju alam mahsyar pun manusia menghadapi kepayahan. Manusia harus mengisi kehidupannya di dunia dengan amal saleh agar tidak menemukan kepayahan lagi di akhirat.
5.
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّنْ يَّقْدِرَ عَلَيْهِ اَحَدٌ ۘ
A yaḥsabu al lay yaqdira 'alaihi aḥad
"Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa atasnya?"
Tafsir singkat: Apakah dia yang Kami ciptakan dalam kepayahan itu mengira bahwa dirinya kuat dan berkuasa sehingga tidak ada sesuatu pun yang berkuasa atasnya? Apakah ia mengingkari kuasa Allah, Pencipta alam semesta, yang mampu menundukkan siapa pun, betapapun kuatnya?
ADVERTISEMENT
6.
يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ
Yaqụlu ahlaktu mālal lubadā
"Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”"
Tafsir singkat: Dia dengan angkuh mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” Sikap ini sangat tidak terpuji, apalagi jika dia membelanjakan harta untuk memusuhi Allah dan rasul-Nya.
7.
اَيَحْسَبُ اَنْ لَّمْ يَرَهٗٓ اَحَدٌۗ
A yaḥsabu al lam yarahū aḥad
"Apakah dia mengira bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya?"
Tafsir singkat: Apakah dia bermaksud pamer dengan perbuatannya itu lalu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya? Tidak demikian. Semua gerak-gerik manusia, kecil maupun besar, selalu dalam pantauan Allah. Dia akan membalas sekecil apa pun perbuatan manusia.
8.
اَلَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ عَيْنَيْنِۙ
A lam naj'al lahụ 'ainaīn
ADVERTISEMENT
"Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata,"
Tafsir singkat: Allahlah yang berkuasa atasnya dan melihat setiap perbuatannya. Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata untuk membantunya melihat sekeliling,
9.
وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ
Wa lisānaw wa syafataīn
"lidah, dan sepasang bibir,"
Tafsir singkat: Dan lidah dan sepasang bibir untuk memungkinkannya mencecap, berbicara, dan memberi penjelasan kepada orang lain,
10.
وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ
Wa hadaināhun-najdaīn
"serta Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)?”
Tafsir singkat: dan bukankah Kami juga telah menunjukkan kepadanya dua jalan, yaitu kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kebatilan, melalui fitrah, akal, dan petunjuk lain? Kami sudah memberinya petunjuk, lalu manusia itu sendiri yang akan memutuskan jalan hidupnya; apakah memilih jalan kesesatan atau kebenaran.
ADVERTISEMENT
Kami selaku penulis sangat terbuka apabila pembaca memiliki kritik dan saran. Silahkan hubungi kami melalui alamat surel berikut: [email protected]