Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
5 Kultum Tarawih Singkat untuk Salat Subuh atau Tarawih di Bulan Ramadan
25 Maret 2025 9:01 WIB
·
waktu baca 11 menitTulisan dari Bacaan Doa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Saat salat subuh dan salat sunah tarawih biasanya imam akan memberikan kultum (kuliah tujuh menit) Ramadan dengan berbagai tema. Bagi imam, beberapa referensi kultum tarawih singkat ini dapat disampaikan kepada para jemaah.
ADVERTISEMENT
Kultum tarawih tidak seperti khutbah Jumat. Penyampaian kultum ini disampaikan dalam waktu yang lebih singkat.
5 Kultum Tarawih Singkat
Mengutip buku Kamus Super Lengkap Istilah-Istilah Agama Islam, Abdul Aziz Masyhuri (2018) kultum merupakan akronim dari kuliah tujuh menit. Istilah tersebut merujuk pada ceramah agama Islam yang disampaikan secara singkat, padat, dan penuh makna dalam waktu sekitar tujuh menit.
Kultum biasanya dilakukan sebelum atau setelah salat berjemaah, khususnya pada bulan Ramadan sebagai sarana menyampaikan ajaran Islam. Kultum yang sering disampaikan adalah saat salat tarawih yang terkadang juga disampaikan saat salat subuh.
Berikut beberapa kultum tarawih singkat dalam berbagai tema yang dapat dijadikan referensi.
1. Iktikaf Rasulullah di 10 Malam Terakhir Ramadan
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan dengan bulan Ramadan, bulan penuh rahmat, maghfirah, dan keberkahan. Selawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
ADVERTISEMENT
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah merenungkan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan, terutama di 10 malam terakhir, yaitu i'tikaf. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dalam beribadah, dan salah satu amalan yang tidak pernah beliau tinggalkan di akhir Ramadan adalah i'tikaf.
Secara bahasa, i'tikaf berarti berdiam diri, sedangkan dalam istilah syariat, i'tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan utama dari i'tikaf adalah meningkatkan ketakwaan, memperbanyak ibadah, dan menjauhkan diri dari kesibukan duniawi. Di dalam i'tikaf, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak sholat sunnah, membaca Al-Qur'an, berdzikir, serta merenungkan kehidupan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Hadirin sekalian,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu menghidupkan 10 malam terakhir Ramadan dengan i'tikaf. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi tidak hanya meningkatkan ibadahnya sendiri, tetapi juga mengajak keluarga beliau untuk ikut serta dalam menghidupkan malam-malam penuh kemuliaan. Rasulullah juga sangat berharap mendapatkan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Di antara keutamaan i'tikaf adalah memberikan kesempatan untuk lebih khusyuk dalam beribadah tanpa gangguan duniawi. Dengan berdiam diri di masjid, dapat fokus memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, serta mendapatkan ketenangan jiwa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bahkan pada tahun wafatnya melakukan i'tikaf lebih lama, yaitu selama 20 hari, sebagai bentuk kecintaan dan kesungguhan beliau dalam mendekatkan diri kepada Allah.
ADVERTISEMENT
Maka, marilah manfaatkan momen Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Jika memungkinkan, ikuti sunah Rasulullah dengan berusaha melakukan i'tikaf, walau hanya satu malam. Semoga Allah memberikan kemudahan, menerima amal ibadah, dan mempertemukan dengan malam Lailatulqadar.
Demikian kultum singkat ini, semoga bermanfaat bagi semua.
اللهم تقبل منا صيامنا وقيامنا واجعلنا من الفائزين برمضان يا أرحم الراحمين
Wallahu a'lam bish-shawab.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Menggapai Lailatulqadar ala Rasulullah
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan nikmat iman, Islam, serta kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan. Selawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, terdapat satu malam yang lebih mulia daripada 1000 bulan, yaitu Lailatulqadar. Malam ini penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah swt. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Maka, siapa saja yang beribadah pada malam ini akan mendapatkan pahala yang luar biasa. Para malaikat turun ke bumi untuk menyebarkan kedamaian, dan Allah membuka pintu-pintu rahmat serta ampunan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam ibadah.
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Lalu, kapan datangnya Lailatulqadar? Rasulullah saw tidak menyebutkan tanggal pasti, tetapi dalam hadisnya beliau bersabda:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Maka, dianjurkan untuk lebih giat beribadah terutama pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadan, seperti malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara Rasulullah sawmenghidupkan malam-malam tersebut? Dalam hadis riwayat Aisyah RA, disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Bahwa untuk mendapatkan keutamaan Lailatulqadar, harus meningkatkan ibadah di 10 malam terakhir. Rasulullah saw tidak hanya beribadah sendiri, tetapi juga membangunkan keluarganya agar bersama-sama mendapatkan keberkahan.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk meraih Lailatul qadar? Beberapa amalan yang dianjurkan di antaranya:
Memperbanyak salat malam (Qiyamul Lail), seperti salat Tahajud dan Tarawih.
Memperbanyak bacaan Al-Qur'an, karena Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT
Berzikir dan beristighfar, memohon ampunan kepada Allah swt.
Memperbanyak doa, terutama doa yang diajarkan Rasulullah saw kepada Aisyah RA:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Allahumma innaka 'afuwwun karimun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni."
Bersedekah dan berbuat kebaikan, karena setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Lailatulqadar adalah malam yang penuh keberkahan. Jika bisa meraihnya, maka ibadah pada malam itu setara dengan ibadah selama lebih dari 83 tahun! Maka, jangan sampai melewatkan kesempatan ini. Mari manfaatkan 10 malam terakhir Ramadhan dengan sebaik-baiknya, mengikuti teladan Rasulullah saw dalam beribadah dengan sungguh-sungguh.
Semoga Allah swt memberikan kesempatan untuk bertemu dengan Lailatulqadar, menerima amal ibadah, dan mengampuni segala dosa. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
ADVERTISEMENT
3. Menahan Diri di Media Sosial
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan. Selawat serta salam dihaturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang dapat mengurangi nilai ibadah. Salah satu yang sering luput dari perhatian adalah menjaga lisan, termasuk dalam dunia digital saat ini-media sosial. Rasulullah saw telah mengingatkan dalam sabdanya:
إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ.
ADVERTISEMENT
Jemaah sekalian,
Di zaman digital ini, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan. Namun, sering kali melihat kolom komentar dipenuhi dengan kata-kata kasar, fitnah, dan caci maki. Padahal, sebagai seorang Muslim, diperintahkan untuk menjaga lisan dan perkataan. Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.
Ketika menulis komentar di media sosial, harus bertanya pada diri sendiri: Apakah kata-kata ini bermanfaat? Apakah ini akan membawa kedamaian atau justru menimbulkan kebencian? Sebab, komentar negatif tidak hanya menyakiti orang lain, tetapi juga dapat menurunkan kualitas ibadah.
Jemaah yang dimuliakan Allah,
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melatih diri agar lebih berhati-hati dalam berucap, baik secara langsung maupun di media sosial. Mari manfaatkan media sosial untuk menyebarkan kebaikan, berbagi ilmu, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai jari-jari menuliskan hal-hal yang kelak akan disesali di hadapan Allah swt.
Semoga Allah swt memberikan kekuatan untuk menjaga lisan, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya. Semoga puasa diterima, dan menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadan ini. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
4. Amalan yang Dianjurkan di 10 Hari Terakhir Ramadan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah, tidak terasa telah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan. Hari-hari ini adalah waktu yang sangat istimewa, di mana Allah memberikan kesempatan besar untuk meraih pahala berlimpah, mendapatkan ampunan, dan meraih malam Lailatulqadar.
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri bahwa terkadang semangat ibadah hanya tampak di awal bulan Ramadan. Contoh kecilnya bisa dilihat saat Tarawih. Di awal bulan, masjid penuh sekali, tapi saf salat lama-lama berkurang hingga hanya beberapa deret saja.
Padahal, sebagai umat Islam, sudah sepatutnya semakin meningkatkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadan. Dalam sebuah hadis disebutkan:
Hadis tersebut mengisyaratkan agar ibadah jangan sampai kendur di penghujung Ramadan. Jangan sampai yang awalnya rajin Tarawih, malah malas-malasan, atau yang awalnya rajin mengaji, lebih memilih menonton TV.
Allah sudah memberikan iming-iming berupa malam Lailatulqadar yang bisa muncul kapan saja di 10 hari terakhir Ramadan. Jangan sampai melewatkan malam yang lebih baik dari seribu bulan ini dan menghabiskan waktu-waktu terakhir Ramadhan dengan hal yang tidak bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Lalu, amalan apa saja yang sebaiknya kita lakukan di 10 hari terakhir Ramadhan? Pertama adalah salat malam. Salat malam berarti salat yang dilaksanakan setelah salat Isya hingga terbit fajar. Contoh, salat Tarawih, witir, atau salat hajat yang dilakukan saat malam.
Kedua, memperbanyak sedekah. Sedekah bukan hanya ibadah ritual untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, tapi juga ibadah sosial yang bermanfaat bagi sesama. Bisa bersedekah apa saja, baik itu uang, ilmu, tenaga, atau sekadar senyuman yang menyenangkan orang lain.
Ketiga, sering-seringlah membaca Al-Qur'an. Ingatlah bahwa Lailatulqadar adalah malam turunnya Al-Qur'an dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah atau langit dunia sebelum diturunkan ke bumi pada Nabi Muhammad saw.
Maka, melakukan tilawah Al-Qur'an termasuk amalan yang sangat dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadan, terutama bagi yang ingin berburu Lailatulqadar.
ADVERTISEMENT
Keempat, perbanyak doa dan zikir. Berdoalah memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. Jangan lepas berzikir dan memuji-muji Allah swt yang telah memberikan begitu banyak rahmat dan karunia-Nya.
Kelima, lakukan iktikaf seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Iktikaf berarti berdiam diri di masjid untuk fokus beribadah dan meninggalkan urusan duniawi untuk sementara.
Hadirin yang dimuliakan Allah, marilah manfaatkan sisa-sisa Ramadan ini dengan ibadah dan amalan terbaik dan jangan sampai menyesal setelah Ramadan berlalu. Semoga Allah memudahkan untuk beribadah dan mendapatkan keberkahan di malam-malam terakhir Ramadan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. 10 Hari Terakhir Ramadan dan Anjuran Iktikaf
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah, 10 hari terakhir Ramadan adalah periode waktu yang sangat istimewa. Di waktu inilah kesempatan untuk bertemu dengan malam Lailatulqadar.
ADVERTISEMENT
Salah satu ibadah yang dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadan adalah menjalankan iktikaf. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Aisyah RA disebutkan:
Iktikaf adalah menetap atau berdiam diri dalam sesuatu. Iktikaf pun diartikan sebagai ibadah yang dilakukan dengan cara berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan atau beribadah atas dasar keikhlasan dan mengharap rida Allah swt.
Tujuan iktikaf tentunya adalah mendekatkan diri pada Allah swt. Iktikaf membuat seseorang ‘istirahat’ sementara waktu dari urusan duniawi dan memfokuskan diri untuk beribadah.
Iktikaf dapat melatih kesabaran dan mengajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu. Ketika berada di masjid, meninggalkan urusan dunia dan lebih banyak merenungi kehidupan akhirat. Ini adalah momen yang sangat baik untuk muhasabah diri, memperbaiki kesalahan, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadan.
ADVERTISEMENT
Selain untuk meningkatkan kualitas spiritual, iktikaf juga memperbesar peluang untuk mendapakan malam Lailatulqadar yang lebih baik dari seribu bulan.
Hadirin sekalian, iktikaf dapat dilakukan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Iktikaf lebih utama dilakukan di masjid yang biasa diadakan salat berjemaah. Jika ada kendala, maka diperbolehkan untuk iktikaf di rumah, khususnya di tempat yang telah disediakan untuk salat seperti musala rumah.
Iktikaf dianjurkan dilaksanakan setiap waktu, tapi tidak ada patokan khusus mengenai waktu dan durasi iktikaf. Artinya, bisa beriktikaf selama 1 jam, 2 jam, atau sehari semalam 24 jam.
Hadirin yang dimuliakan Allah, iktikaf bukan ibadah yang sulit apabila memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk beribadah. Marilah manfaatkan 10 hari terakhir Ramadan ini dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
Jika memungkinkan, lakukanlah iktikaf sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah swt. Semoga Allah menerima amal ibadah dan memasukkan ke dalam golongan orang-orang yang kelak berkumpul di surga-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian contoh kultum tarawih singkat untuk memotivasi umat muslim agar lebih giat beribadah. Semoga kultum ini dapat menjadi pengingat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah swt di 10 hari terakhir bulan Ramadan ini.