Konten dari Pengguna

Bacaan Bilal Sholat Jumat: Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Doa
Akun yang khusus membahas tentang doa-doa Islami
13 Februari 2025 16:21 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bacaan Doa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bacaan bilal sholat Jumat. Foto: Pexels.com/Alena Darmel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bacaan bilal sholat Jumat. Foto: Pexels.com/Alena Darmel
ADVERTISEMENT
Bacaan bilal sholat Jumat memiliki peran penting dalam pelaksanaan ibadah Jumat karena menandai beberapa momen utama sebelum dan saat khutbah berlangsung.
ADVERTISEMENT
Sholat Jumat sendiri hukumnya fardhu ain atau wajib dilaksanakan bagi tiap laki-laki Muslim yang sudah akil balig.

Pengertian Bilal Sholat Jumat

Ilustrasi bacaan bilal sholat Jumat. Foto: Pexels.com/Alena Darmel
Mengutip dari nu.or.id, bilal adalah seseorang yang bertugas mengumandangkan azan dan membaca tarqiyyah sebelum khatib naik mimbar.
Dalam Islam, bilal memiliki peran sebagai muazin, yaitu orang yang menyeru umat Muslim untuk melaksanakan ibadah sholat. Perannya sangat penting dalam menandai dimulainya khutbah Jumat.
Perintah untuk melaksanakan sholat Jumat yang hukumnya wajib bagi setiap laki-laki muslim tertuang dalam firman Allah surat Al-Jumuah ayat 9.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Jumuah:9)
ADVERTISEMENT
Pada pelaksanaan sholat Jumat, tugas bilal tidak hanya mengumandangkan azan, tetapi juga membacakan tarqiyyah.
Bacaan ini berfungsi sebagai pengantar sebelum khatib naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah. Selain itu, bilal juga bertugas mengumandangkan iqamah sebelum sholat dimulai.

Bacaan Bilal Sholat Jumat

Ilustrasi bacaan bilal sholat Jumat. Foto: Pexels.com/Alena Darmel
Bacaan bilal sholat Jumat terdiri dari beberapa bagian, dimulai dari azan pertama, bacaan tarqiyyah, hingga iqamah. Setiap bacaan ini memiliki makna dan tujuan tertentu yang sesuai dengan tuntunan sunah.

1. Azan Pertama

Azan pertama dikumandangkan oleh bilal sebelum khutbah dimulai. Bacaan azan ini sama dengan azan pada sholat lima waktu. Berikut bacaannya:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللَّهُ
ADVERTISEMENT
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar
Asyhadu an lā ilāha illa Allāh, asyhadu an lā ilāha illa Allāh
Asyhadu anna Muḥammadan rasūlullāh, asyhadu anna Muḥammadan rasūlullāh
Ḥayya ‘alaṣ ṣalāh, ḥayya ‘alaṣ ṣalāh
Ḥayya ‘alal falāḥ, ḥayya ‘alal falāḥ
Allāhu akbar, Allāhu akbar
Lā ilāha illa Allāh
Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
ADVERTISEMENT
Marilah mendirikan sholat, marilah mendirikan sholat. Marilah menuju kemenangan, marilah menuju kemenangan. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah."

2. Bacaan Tarqiyyah

Tarqiyyah merupakan bacaan yang dilantunkan oleh bilal sebagai tanda bahwa khatib akan segera naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah Jumat.
Bacaan ini memiliki makna mendalam dan mengingatkan jamaah agar memperhatikan khutbah dengan khusyuk. Berikut bacaan tarqiyyah yang dibaca bilal:
مَعَاشِرَالْمُسْلِمِينَ، وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِينَ رَحِمَكُمُ اللهِ،
رُوِيَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ،
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ،
وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ.
(أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا رَحِمَكُمُ اللهِ) ٢×
أَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Ma'āsyiral muslimīn, wa zumratal mu'minīn, raḥimakumullāh.
ADVERTISEMENT
Ruwaya 'an abī hurayrata raḍiyallāhu 'anhu annahu qāla,
qāla rasūlullāhi ṣallallāhu 'alayhi wa sallam:
Idzā qulta liṣāḥibika yaumal jum'ati ansit,
wal imāmu yakhtubu faqad laghawt.
(Anṣitū wasma'ū wa aṭī'ū raḥimakumullāh) 2x
Anṣitū wasma'ū wa aṭī'ū la'allakum turḥamūn.
Artinya:
"Wahai kaum Muslimin dan orang-orang beriman, semoga Allah merahmati kalian.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila engkau berkata kepada temanmu pada hari Jumat, ‘Diamlah!’, sedangkan imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia.’
Dengarkanlah, patuhilah, semoga Allah merahmati kalian. Dengarkanlah, patuhilah, mudah-mudahan kalian diberi rahmat."

3. Bacaan Sholawat Sebelum Khutbah

Ketika khatib mulai menaiki mimbar, bilal kemudian membaca shalawat berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ٢×
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا وَشَفِيعِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ
ADVERTISEMENT
وَرَضِيَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ أَجْمَعِينَ
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā Muḥammad 2×
Allāhumma ṣalli ‘alā sayyidinā wa ḥabībinā wa syafī‘inā wa mawlānā Muḥammad wa sallim
Wa raḍiyallāhu tabāraka wa ta‘ālā ‘an sādatinā aṣḥābi rasūlillāhi ajma‘īn.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, sebanyak dua kali.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan, kekasih, pemberi syafaat, dan pemimpin kami, Nabi Muhammad, serta limpahkanlah kesejahteraan kepada beliau.
Semoga Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi meridai para sahabat Rasulullah seluruhnya.”

4. Bacaan Sholawat Setelah Khutbah

Lalu setelah khatib duduk di atas mimbar, bilal menghadap kiblat dan membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اللَّهُمَّ قَوِّ اْلإِسْلاَمَ وَ اْلإِيمَانَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
ADVERTISEMENT
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى مُعَانِدِيْ الدِّينَ
رَبِّ اخْتِمْ لَنَا مِنْكَ بِالْخَيْرِ يَاخَيْرَ النَّاصِرِينَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā sayyidinā wa mawlānā Muḥammad wa ‘alā āli sayyidinā Muḥammad.
Allāhumma qawwi al-islāma wal-īmāna minal-muslimīn wal-muslimāt wal-mu’minīn wal-mu’mināt, al-aḥyā’i minhum wal-amwāt, wanshurhum ‘alā mu‘ānidī al-dīn.
Rabbikhtim lanā minka bil-khayr, yā khayra an-nāṣirīn, bi raḥmatika yā arḥama ar-rāḥimīn.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan dan pemimpin kami, Nabi Muhammad, serta kepada keluarga Nabi Muhammad.
Ya Allah, kuatkanlah Islam dan iman dalam diri kaum Muslimin dan Muslimat, serta kaum Mukminin dan Mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.
Tolonglah mereka dalam menghadapi orang-orang yang menentang agama ini. Ya Tuhan, jadikanlah akhir hidup kami dalam kebaikan.
ADVERTISEMENT
Wahai sebaik-baiknya penolong, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.”
Bacaan tarqiyyah memiliki beberapa kandungan penting bagi umat Islam.
Pertama, tarqiyyah mengingatkan jamaah untuk mendengarkan khutbah dengan seksama agar mendapatkan manfaat dari nasihat yang disampaikan oleh khatib.
Kedua, bacaan ini juga menegaskan larangan berbicara saat khutbah berlangsung, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Rasulullah saw.
Ketiga, terdapat pembacaan shalawat kepada Nabi Muhammad saw sebagai bentuk penghormatan dan doa agar umat Islam selalu mendapatkan syafaat beliau.
Keempat, dalam doa yang dibaca setelah khatib berada di mimbar, terdapat permohonan agar Allah memperkuat Islam dan iman kaum Muslimin, memberikan kemenangan bagi umat Islam, serta menutup kehidupan seseorang dengan kebaikan.
Bacaan tarqiyyah merupakan bagian dari tradisi Islam yang memiliki makna mendalam dan tetap dipertahankan dalam praktik ibadah Jumat.
ADVERTISEMENT

5. Bacaan Iqamah

Bilal akan mengumandangkan iqamah sebagai tanda sholat Jumat segera dimulai.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ

Dasar Hukum dari Bacaan Bilal dalam Sholat Jumat

Ilustrasi bacaan bilal sholat Jumat. Foto: Pexels.com/Alena Darmel
Dasar hukum bacaan bilal sebelum khatib naik mimbar didasarkan pada tradisi yang berkembang dalam mazhab Syafi'i dan dianalogikan dengan adzan tambahan yang diperintahkan oleh Khalifah Utsman bin Affan.
Meskipun tidak ada dalil khusus yang mewajibkan bacaan bilal, para ulama menilai amalan ini sebagai bid’ah hasanah karena memiliki manfaat dalam mengingatkan jamaah untuk bersiap mendengarkan khutbah.
Dalam kitab Al-Hawi lil Fatawi, Imam As-Suyuthi menyatakan bahwa bacaan bilal sebelum khutbah termasuk amalan baik yang memiliki dasar dalam syariat.
ADVERTISEMENT
Hal ini sesuai dengan kebiasaan para ulama terdahulu dalam memberikan pengingat sebelum khutbah dimulai.
Hal ini juga didukung oleh Syekh Abu Bakar Syatha dalam I’anatuth Thalibin, yang menyebutkan bahwa amalan ini bermanfaat dalam menjaga keteraturan ibadah Juma.
Selain itu juga mempersiapkan hati jamaah agar lebih fokus saat khutbah berlangsung.
Lalu dalam Hasyiyah al-Bajuri, Syekh Ibrahim al-Bajuri menjelaskan bahwa bacaan bilal dapat dikategorikan sebagai bentuk tahmid dan tazkir (pengingat dan pujian kepada Allah) yang memiliki nilai ibadah.
Dengan demikian, bacaan bilal sebelum khatib naik mimbar memiliki dasar hukum yang cukup kuat dalam tradisi Islam, khususnya dalam mazhab Syafi'i.
Amalan ini bertujuan untuk menjaga kekhusyukan ibadah, memberikan pengingat bagi jamaah, dan merupakan bagian dari praktik yang diwarisi dari generasi ulama terdahulu.
ADVERTISEMENT
Selama tidak dianggap sebagai bagian dari kewajiban yang mengikat, bacaan bilal tetap dapat dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap khutbah Jumat dan sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah umat Islam.
Secara keseluruhan, setiap bacaan bilal sholat Jumat memiliki makna dan tujuan yang sesuai dengan tuntunan sunah.
Dengan memahami dan mengamalkannya, diharapkan pelaksanaan sholat Jumat semakin khusyuk dan sesuai dengan ajaran Rasulullah saw. (Shofia)