Konten dari Pengguna

Doa Sholat Istikharah Lengkap: Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Doa
Akun yang khusus membahas tentang doa-doa Islami
16 November 2024 12:28 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bacaan Doa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Bimbingan Islam
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Bimbingan Islam
ADVERTISEMENT
Doa sholat istikharah adalah salah satu amalan yang diajarkan Rasulullah saw untuk membantu umatnya dalam menghadapi pilihan-pilihan sulit. Jenis doa ini dipanjatkan pada waktu khusus, yakni setelah pelaksanaan salat sunah istikharah.
ADVERTISEMENT
Secara Istilah, salat istikharah merupakan salat sunah dua rakaat untuk memohon ketentuan Allah atas pilihan yang lebih baik antara dua hal atau lebih yang belum jelas ketentuan baik buruknya (Mujib dan Tholhah. Said, Kamus Istilah Fiqh, h. 132).
Untuk menyempurnakan keutamaan salat itu, terdapat beberapa versi doa sholat istikharah yang diterapkan Rasulullah saw, sahabat, dan ulama, sebagaimana yang disebutkan pada laman nu.or.id, muhammadiyah.or.id, dan almanhaj.or.id, berikut ini:

Doa Sholat Istikharah versi HR Al-Bukhari 1

Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Imad Alassiry
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى
ADVERTISEMENT
فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى بِهِ
(Allahumma inni astakhî-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adzîm, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyub. Allahumma in-kunta ta’lamu anna hadzal amra*) khairan lî fî dînî;
wa ma’âsyi, wa ‘aqibati amrî, faqdurhu lî, wa yassirhu lî, tsumma bârik lî fîhi. Wa in-kunta ta’lamu anna hadzal amra*) syarrun lî fî dînî wa ma’âsyi wa ‘aqibati amrî, fash-rifhu ‘annî was-rifnî ‘anhu, waqdur lî-al khaira haitsu kâna tsumma ardhi-nî bih)
ADVERTISEMENT
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa;
Engkau Maha Mengetahui, sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal-hal yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (*sebutkan urusannya*) baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku;
dan akhir dari urusanku; maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia bagiku, kemudian berkahilah aku di dalamnya. Namun, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (*sebutkan*) buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari urusanku;
maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya, serta takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun kebaikan itu berada. Kemudian, buatlah aku ridha dengannya."
ADVERTISEMENT
Doa versi HR Al-Bukhari dari riwayat Jabir r.a. adalah doa yang dikhususkan dalam salat istikharah. Pada versi ini, pemohon dianjurkan untuk menyebutkan urusan yang menjadi keraguan, misal “pernikahanku dengan Fulanah,” dalam tanda *) pada teks doa.

Doa Salat Istikharah versi HR Al-Bukhari 2

Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Aldrin Rachman Pradana
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) خَيْرٌ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ
فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ *)شَرٌّ لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى بِهِ
ADVERTISEMENT
(Allahumma inni astakhî-ruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlikal adzîm, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyub. Allahumma in-kunta ta’lamu anna hadzal amra*) khairan lî;
fî ‘âjili amrî wa ájilih, faqdurhu lî, wa yassirhu lî, tsumma bârik lî fîhi. Wa in-kunta ta’lamu anna hadzal amra *) syarrun lî fî ‘âjili amrî wa âjilih, fash-rifhu ‘annî wasrifnî ‘anhu, waqdur lî-al khaira haitsu kâna tsumma ardhi-nî bih)
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedangkan aku tidak kuasa;
Engkau Maha Mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkau adalah Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (*sebutkan urusannya*) baik bagiku dalam urusan dunia dan akhiratku;
ADVERTISEMENT
maka takdirkanlah hal itu untukku, mudahkanlah ia bagiku, dan berkahilah aku di dalamnya. Namun, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (*sebutkan*) buruk bagiku dalam urusan dunia dan akhiratku, maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya.
Takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian buatlah aku ridha dengannya."
Tak jauh beda dengan versi 1, versi ini dibedakan atas pergantian beberapa kalimat, yaitu: kalimat [دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى] diganti dengan [عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ]. Sedangkan untuk penerapan sebutan urusan dalam doanya masih sama dengan versi sebelumnya.

Doa Salat Istikharah versi Imam Al-Ghazali

Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Bimbingan Islam
اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي
ADVERTISEMENT
وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
(Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu;
wa anta ‘allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî;
ADVERTISEMENT
wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi, fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn)
“Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya.
Engkau Yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku;
maka takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku;
ADVERTISEMENT
maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang terbaik untukku apa pun keadaannya. Sesungguhnya engkau Yang Maha Bisa atas segala sesuatu.”

Doa Salat Istikharah versi Abu Hurairah r.a.

Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
اللَّهُمَّ خِرْ لِيْ وَاخْتَرْ لِيْ اَللَّهُمَّ اَسْئَلُكَ التَّوْفِيْقَ لِمَحَابِّكَ مِنَ اْلاَعْمَالِ وَصِدْقَ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ وَحُسْنَ الظَّنِّ بِكَ
(Allohumma khirlî wakhtarlî. Allohumma as-aluka at-taufîqa li-mahabbika minal a’mâli wa shidqat tawakkuli ‘alaika wa husnadz dzanni bika)
“Ya Allah, pilihkanlah dan tentukanlah yang terbaik untukku. Ya Allah, aku memohon pertolongan kepada-Mu untuk mengerjakan amal-amal yang Engkau cintai, (aku memohon) kepasrahan yang benar kepada-Mu, dan berprasangka yang baik kepada-Mu.”

Doa Salat Istikharah versi Lainnya

Ilustrasi untuk doa sholat istikharah. Foto: Unsplash/Hasan Almasi
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
ADVERTISEMENT
(Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat-tibâ'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa lâ taj'alhu multabisan 'alaynâ fanadhilla, waj'al-nâ lilmuttaqîna imâma)
“Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berikanlah kami kemampuan untuk mengikutinya. Tunjukkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berikanlah kami kemampuan untuk menjauhinya.
Janganlah Engkau jadikan kebatilan itu tampak samar bagi kami sehingga kami tersesat, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Selain dalam salat istikharah, doa shalat istikharah ini juga biasa dipanjatkan dalam berbagai ibadah lain, seperti tahajud. Berhubung isi doanya adalah permohonan petunjuk, maka doa ini juga dapat dipanjatkan di waktu istikharah.
Itulah doa sholat istikharah lengkap dalam bahasa Arab, huruf latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia. Dengan memahami dan mengamalkan doa ini, semoga setiap keputusan yang diambil selalu membawa kebaikan serta keberkahan dalam hidup. (NF)
ADVERTISEMENT