Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
KSO BLU Puslitbang Geologi Kelautan – PT Timah untuk Optimalkan Cadangan Mineral
20 Maret 2018 10:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Badan Litbang ESDM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Upaya Kerja Sama Operasi (KSO) BLU Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan dengan PT Timah Tbk bertujuan untuk mensinergikan kekuatan Badan Litbang dan Upaya Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya dan Cadangan Mineral. Kerja sama antara Balitbang dengan PT Timah Tbk diharapkan semakin mudah dilaksanakan dengan berubahnya status unit di Badan Litbang ESDM sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
ADVERTISEMENT
KSO ini selain dapat mempersingkat waktu eksplorasi untuk memperoleh lokasi, prospek berdasarkan pemanfaatan asset PPPGL, juga diharapkan dapat mempercepat proses perolehan WIUP bagi PT Timah. KSO ini juga berperan penting terhadap pengumpulan data dan informasi.
Kepala Badan Litbang ESDM, FX Sutijastoto menyampaikan hal tersenuit saat membuka Forum Group Disscussion “Pelaksanaan KSO P3GL - PT TIMAH sebagai Upaya Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya dan Cadangan Mineral oleh Negara” di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung (16/3).
Kepala Badan berharap rencana KSO BLU PPPGL dan PT Timah dapat mengefisienkan kegiatan operasi BUMN dan mengoptimalkan pendapatan negara. Selain itu sebagian biaya untuk aktifitas dengan risiko tinggi masih ditanggung pemerintah. Di sisi lain Kepala Badan memaparkan teknologi advance mulai membutuhkan banyak logam tanah jarang. Industri juga sudah mulai bergerak ke kendaraan listrik yang intinya menggunakan baterei.
ADVERTISEMENT
“Ternyata kita kaya bahan baku baterei dari bahan lithium,” sambung Kepala Badan.
Kepala Badan menyarankan agar produksi timah dioptimalkan terlebih dahulu menyusul logam tanah jarang. Di sisi lain, PT Antam ternyata memiliki IUP yang mengandung banyak Kobalt. Puslitbang Tekmira sudah berkoordinasi dengan PT Antam untuk mengembangkan Kobalt sebagai bahan baku baterei.
Sebelumnya Direktur Keuangan PT Inalum Persero Oggy Ahcmad Kosasih menyatakan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selaku induk usaha BUMN pertambangan terus mendorong BUMN pertambangan untuk menguasai cadangan mineral strategis, mengingat kiprah BUMN masih kecil dibandingkan swasta dan perusahaan asing di Indonesia. Salah satu tujuan pembentukan induk usaha (holding) BUMN pertambangan dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk adalah untuk menguasai cadangan mineral strategis.
ADVERTISEMENT
"Kita melalui pendanaan untuk mendukung penuh upaya BUMN pertambangan untuk menguasai 100 persen cadangan mineral strategis di negeri ini, “ sambung Oggy.
Direktur Pengembangan Usaha dan Niaga PT TIMAH, Trenggono Sutioso menjelaskan PT Timah memiliki sumber daya timah sebesar 796.000 ton. atau 99,9 sumber daya nasonal atau nomor dua setelah China yang memiliki 4.000.000 ton. Produksi timah batangan 31.000 ton per tahun dan 60% bijihnya berasal dari laut. Untuk menjadi perusahaan kelas dunia, pt timah harus mengembangkan kegiatan eksplorasi di luar IUP sat ini. Saat ini PT. Timah juga sudah masuk ke Nigeria dan diharapkan dapat segera membangun smelter di Nigeria.
Tantangan yang dihadapi adalah mendapatkan cadangan baru dan wilayah IUP baru. Untuk itu kerja sama operasi dengan BLU PPPGL diharapkan akan menghasilkan penemuan cadangan baru dan data mengkonversi cadangan timah yang ada. FGD ini ditargetkan akan memiliki rencana kerja target area, penggunaan teknologi efisien dan upaya mempercepat operasional kerja sama.
ADVERTISEMENT
Selain komoditi utama timah, PT Timah tengah mengembangkan mineral ikutan terutama Zirkon dan Monasit dan kerja sama ini juga dapat dikembangkan untuk pemanfaatan logam tanah jarang terutama zirkon.
Pengembangan potensi lainnya yaitu identifikasi Lithium, Nikel dan Kobalt untuk baterei mobil. Tranggono mengharapkan KSO ini telah memiliki rencana kerja target area, teknologi yang efisien untuk mempercepat operasional kerja sama.
Kepala Sub Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Bidang III, Anna Mariana menjelaskan BLU memiliki kemudahan untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki. Aset PPPGL dapat berperan untuk meningkatkan pendapatan negara. Model pengelolan aset bila dapat dimanfaatkan dengan baik, dapat memberikan tambahan pendapatan. Meskipun nilainya kecil namun memberikan tambahan pendapatan sekaligus mengurangi biya operasional perawatan. Anna mencontohkan kapal dan peralatan PPPGL dapat disewakan bersama para peneliti.
ADVERTISEMENT
Anna mengingatkan agar dalam pelaksanaan KSOKSM minimal memuat para pihak yang terlibat, obyek kerja saa, jangka waktu KSO, volume kegiatan, kompensasi, jadwal pembayaran kompensasi, hak dan kewajiban, perhitungan force major, dan penyelesaikan sengketa.
Kepala PPPGL Hedi Hidayat memaparkan, PPPGL punya kapal riset Geomarin III dan peralatan sruvei untuk penelitian migas dan tempat lain dengan memanfaatkan aset yang ada dan tahun ini PPPGL juga menambah peralatan survei.
Setelah penandatanganan MoU antara PT Timah dengan PPPGL pada 17 Januari 2018, PPPGL segera melakukan beberapa aksi. Penyusunan road map dimulai pada Januari 2018 disusul dengan rencana bisnis, penentuan lokasi, penyusunan RAB dan penyiapan kerja pada bulan Februari 2018. KSO ini diharapkan dapat menghasilkan kontrak senilai Rp. 6,5 milyar. (er/Cahyo)
ADVERTISEMENT
#BLUBLB2018 #humasBLB2018
#energiberkeadilan