Konten dari Pengguna

Siswa Sekolah Negeri Overload, Sekolah Swasta Bangkrut?

Bagas Antariksawan
mahasiswa semester 1 jurusan sastra Indonesia Universitas Pamulang
11 Agustus 2023 9:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagas Antariksawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kepala sekolah dan guru melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Tangsel. Sumber : Doc Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kepala sekolah dan guru melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Tangsel. Sumber : Doc Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Persatuan Kepala Sekolah Swasta (PKSS) di Kota Tangerang Selatan secara serentak langsung menyerbu gedung DPRD Tangerang Selatan, Rabu, 9 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
Penerimaan siswa baru tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tangerang Selatan diwarnai dengan kejanggalan yang sangat nyata, lantaran jumlah siswa sekolah negeri sangat melampaui kapasitasnya, dalam satu kelas yang seharusnya hanya berisi paling banyak 36 siswa, sekarang ada lebih dari 50 siswa didalamnya.
Tidak hanya kepala sekolah saja yang melakukan aksi unjuk rasa ini, tetapi para guru-guru swasta pun ikut serta menyampaikan aspirasinya. Banyak guru yang beranggapan jika terlalu banyak siswa dalam satu kelas, proses belajar mengajarkan pun tidak akan efektif.
”Aksi yang dilakukan oleh PKSS dan para guru swasta sangat baik karena berkaitan dengan marwah pendidikan yang dilukai oleh para oknum dengan memaksa sekolah-sekolah negeri menerima siswa diluar kapasitas nya kelas yang seharusnya disini oleh 32 siswa menjadi 45-50 siswa ini sudah sangat tidak baik bagi proses pendidikan," ujar Hendi Kurniawan, Guru Bahasa Indoneisa, Rabu (9/8) di Tangerang Selatan.
ADVERTISEMENT
Karena banyaknya siswa yang masuk sekolah negeri, kini beberapa sekolah swasta di Tangerang Selatan teracam harus menutup sekolahnya karena kekurangan siswa.
"Selain itu siswa disekolah swasta mengalami pengurangan murid yang cukup drastis banyak sekolah yang asalnya memiliki 800 murid sekarang hanya 200 murid hal ini sangat miris dan membuat banyak sekolah swasta yang tutup. Maka dari itu saya ikut turut dalam aksi ini agar pendidikan bisa lebih baik dan cara-cara korup tidak dilakukan oleh parah oknum-oknum sehingga mengajak anak-anak sejak dini korupsi.” pungkasnya.
Aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk nyata protes atas rasa kekecewaan para kepala sekolah dan guru swasta dengan sistem PPDB yang tidak berjalan secara transparan dan tidak berlangsung sesuai dengan kententuan yang berlaku
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kejanggalan sangat jelas terlihat, para kepala sekolah swasta berharap kepada para anggota dewan pemerintahan Tangerang Selatan bisa mengatasi permasalahan yang sedang terjadi ini. Agar semuanya bisa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.