Menelisik Peristiwa Rengasdengklok

Bagas Wahib Arkan
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
1 Mei 2022 12:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagas Wahib Arkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok Foto: Instagram/@bayubernadi9
zoom-in-whitePerbesar
Monumen Kebulatan Tekad Rengasdengklok Foto: Instagram/@bayubernadi9
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak tahu peristiwa Rengasdengklok ini? Tentunya kita sudah tidak asing lagi ya dengan peristiwa Rengasdengklok ini. Peristiwa Rengasdengklok adalah sebuah peristiwa penculikan terhadap kedua tokoh yaitu Soekarno dan Moh. Hatta yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Rengasdengklok ini sangat berkaitan dengan peristiwa Proklamasi, karena dari peristiwa ini lah yang menentukan kapan Proklamasi di laksanakan.
Yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pemikiran gol muda dan tua. Golongan muda dan golongan tua ini memiliki perbedaan pendapat mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengumumkan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Di samping itu jepang sedang diancam oleh kekalahan perang dunia II, dan tetntunya dengan kekalahan tersebut memberikan dampak yang sangat besar pada Indonesia. Kekalahan jepang tersebut terdengar sampai ketelinga Sutan Syahrir. Sutan Syahrir ketika mendengar kekalahan tersebut dengan cepat melakukan pergerakan dengan mendesak Soekarno dan Moh. Hatta agar segera melakukan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tetapi Soekarno dan Hatta menolak desakan tersebut dan beliau menginginkan agar Proklamasi dilakukan melalui PPKI. Disini perbedaan pemikiran golongan muda dan golongan tua muncul, golongan muda ini ingin segera mungkin untuk melakukan Proklamasi sedangkan golongan tua ini tidak ingin terburu buru untuk melakukan Proklamasi.
ADVERTISEMENT
Golongan muda ini tidak puas dengan jawaban Soekarno dan Moh. Hatta. Akhirnya golongan muda melakukan suatu tindakan yaitu menculik Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Karena menurut golongan muda ini kemerdekaan Indonesia adalah keputusan dari rakyat Indonesia bukan dari Jepang.
Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ini tidak terlepas dari para tokoh yang dimana pada saat itu menjadi dua golongan yaitu golongan muda dan golongan tua. Golongan muda sendiri terdiri dari Sukarni, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Shodanco Singgih, Sayuti Melik, Adam Malik dan masih banyak lainnya. Golongan muda ini sendiri ini biasanya disebut dengan perkumpulan Menteng 31. Sedangkan golongan tua terdiri dari Soekarno, Hatta, dan para anggota BPUPKI dan PPKI.
ADVERTISEMENT
Akhirnya setelah dibawanya Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Soekarno menyepakati bahwa ia akan melaksanakan Proklamasi setelah ia kembali ke Jakarta. Golongan muda dan golongan tua juga setuju dengan keputusan bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan setelah Soekarno kembali ke Jakarta.
Kemudian hasil dari Peristiwa Rengasdengklok yaitu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta.