Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN UMY Tiru Program “Sedekah Sampah” Aisyiyah Muhammadiyah
12 September 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Bagaskoro Nur Abu Yogar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam rangka mengabdi kepada masyarakat, kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 157, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisiasi untuk mengimplementasikan program “Sedekah Sampah” yang terinspirasi dari Aisyiyah Muhammadiyah. Program tersebut diterapkan di Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Program Sedekah Sampah bertujuan untuk mengedukasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Gendaran dalam menjaga lingkungan hidup serta memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi warga.
ADVERTISEMENT
Konsep Sedekah Sampah sendiri menekankan pada pengumpulan sampah rumah tangga terutama sampah plastik, seperti kantong plastik dan botol plastik yang kemudian akan dikumpulkan serta diolah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan hasilnya akan dijual. Selain Sedekah Sampah yang berfokus kepada pengelolaan sampah anorganik, kelompok KKN 157 UMY juga memberikan pemaparan tentang pemanfaatan sampah organik sebagai bahan untuk pembuatan pupuk kompos.
Melalui sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2024, acara tersebut dihadiri oleh jajaran pemerintah Desa Gendaran serta enam Kepala Dusun dan masyarakat umum lainnya, acara diawali dengan pembukaan, pemaparan dampak buruk dari limbah plastik, pemaparan tata cara pembuatan pupuk kompos, diskusi, dan penutupan. Selain itu juga dilakukan serah terima tempat Sedekah Sampah dan aktivator EM4 secara langsung kepada Kepala Desa Gendaran, yaitu Ibu Wulan Fitriana yang nantinya akan didistribusikan ke enam Dusun di Desa Gendaran per tanggal 13-14 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Harapan dari program Sedekah Sampah adalah agar seluruh elemen masyarakat dapat memahami dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan, seperti pencemaran udara, laut, dan tanah, serta ancaman terhadap tumbuhan dan hewan. Selain itu, masyarakat juga diberikan pengetahuan tentang cara membuat pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pertanian lokal.