Konten dari Pengguna

Dampak Setelah Kenaikan BBM, Haruskah Menangis atau Optimis?

Bagas Rizki Dwi Payana
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang
27 September 2022 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagas Rizki Dwi Payana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pentingnya Menyikapi Kebijakan Kenaikan Harga BBM Untuk Menumbuhkan Sikap Optimis

Salah satu potret SPBU setelah kenaikan harga BBM yang terlihat cukup sepi (Sumber: foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu potret SPBU setelah kenaikan harga BBM yang terlihat cukup sepi (Sumber: foto pribadi)
ADVERTISEMENT
Dampak setelah terjadinya kenaikan harga BBM akan berpengaruh secara langsung terhadap masyarakat, itulah sebabnya kenaikan BBM selalu menjadi perhatian bagi banyak pihak. Kenaikan harga BBM yang terjadi pada Sabtu (3/9/2022) sebenarnya lebih banyak ditujukan untuk jenis BBM yang mendapatkan subsidi besar, yaitu jenis Pertalite, Solar dan Pertamax dengan kenaikan rata-rata berkisar Rp 2.000 per liter.
ADVERTISEMENT
Kenaikan BBM ini biasanya akan diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan lainnya yang membuat berat masyarakat. Namun, kebijakan ini memang harus diambil untuk tidak makin membebani APBN di mana nilai untuk subsidi BBM sudah mencapai kisaran 500 triliun rupiah lebih. Selain disebabkan pembengkakan APBN, kenaikan BBM juga dipicu adanya faktor lain seperti harga minyak mentah dunia yang harganya cenderung fluktuatif, keseimbangan negara-negara produsen minyak Timur Tengah yang tidak menentu, dampak konflik Rusia dan Ukraina serta meningkatnya kebutuhan energi di setiap negara yang mulai bangkit setelah hantaman virus Covid 19.
Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan BBM ini sebenarnya bisa ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatifnya. Dari sisi positifnya yang pertama adalah kenaikan BBM akan mengurangi penekanan pengeluaran APBN. Kenaikan harga BBM akan membuat dana subsidi dari APBN pun akan makin berkurang sehingga bisa dialokasikan untuk kepentingan sektor-sektor lain seperti sektor pendidikan, sektor kesehatan hingga sektor pangan diantaranya pembangunan sekolah dan pemerataan pendidikan beserta fasilitasnya, perbaikan layanan dan fasilitas kesehatan dan pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Kedua, mengurangi konsumsi masyarakat akan BBM. Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap BBM ternyata dinilai sangat besar. Dilansir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi BBM setiap harinya mencapai 800.000 barel atau jika dirupiahkan mencapai kisaran 1,2 triliun rupiah. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya kepemilikan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Kenaikan harga BBM akan membuat masyarakat lebih bijak dalam menggunakan kendaraannya untuk keperluan yang lebih penting daripada hanya sekadar bepergian tanpa tujuan yang kurang jelas.
Ketiga, mendorong penggunaan transportasi publik. Kenaikan harga BBM akan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi publik seperti bus ataupun kereta. Hal ini tentunya akan mengurangi kemacetan karena penurunan penggunaan kendaraan pribadi dan akan menurunkan tingkat polusi udara.
ADVERTISEMENT
Keempat, mendorong penggunaan/pemanfaatan energi terbarukan. BBM merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, yaitu sumber daya yang diambil dari alam dengan proses pembentukan yang membutuhkan waktu jutaan tahun lamanya. Minyak bumi yang termasuk sumber energi yang tidak dapat diperbaharui memiliki jumlah yang terbatas. Akibat tingginya kebutuhan akan bahan bakar minyak, sedangkan bahan yang tersedia menipis, maka dibutuhkan sumber energi lain atau energi alternatif yang dapat diperbaharui seperti pemanfaatan tenaga matahari, angin, biodiesel, dan sebagainya.
Dilihat dari sisi negatifnya, kenaikan BBM diantaranya menyebabkan kenaikan harga-harga di pasar. Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika setelah kenaikan harga BBM juga akan menaikkan harga-harga barang dan kebutuhan masyarakat terutama komoditas bahan pangan dan kebutuhan pokok akibat biaya distribusi yang makin meningkat.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, adalah terkait inflasi dan masalah sosial. Naiknya harga BBM akan berimbas pada sektor nilai tukar rupiah yang makin melemah. Kenaikan BBM juga akan berakibat ke seluruh sektor lini bisnis mulai dari tingginya biaya produksi, meningkatnya biaya transportasi dan juga biaya lainnya. Peningkatan biaya ini akan menyebabkan bisnis melakukan efisiensi dengan melakukan pengurangan karyawan sehingga tingkat pengangguran meningkat yang menyebabkan rendahnya kesejahteraan masyarakat.
Dampak setelah kenaikan BBM memang memberikan pukulan berat bagi masyarakat. Namun, haruskah disikapi dengan cara menangis atas keputusan yang telah dibuat? Jawabannya adalah tidak. Hal yang perlu dilakukan adalah berpikir secara positif dan selalu optimis.
Pemerintah pasti telah melakukan perhitungan dan kajian secara matang mengenai kebijakan yang dikeluarkan. Sebagai masyarakat hanya perlu bersikap secara bijak dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga menurunkan konsumsi akan bahan bakar, beralih ke moda transportasi publik dan mendukung program-program pemerintah dalam pengalokasian dana APBN untuk kepentingan sektor vital lain yang membutuhkan perhatian lebih. Percaya dan selalu optimis bahwa segala kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk menyengsarakan rakyat termasuk kebijakan kenaikan harga BBM ini.
ADVERTISEMENT