Konten dari Pengguna

Fenomena Campur Kode pada ‘Bahasa Anak Muda Ciledug’

Bagoes Dwi cahyo
Mahasiswa Universitas Pamulang - Fakultas Sastra Indonesia
29 Juni 2022 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagoes Dwi cahyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Afta Puta Gunawan from pexels https://www.pexels.com/photo/men-sits-of-sofa-1036804/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Afta Puta Gunawan from pexels https://www.pexels.com/photo/men-sits-of-sofa-1036804/
ADVERTISEMENT
Bahasa merupakan bagian yang sangat penting dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa akan terus berkembang mengikuti generasinya. Penggunaan bahasa yang baik dan benar perlu untuk diterapkan dalam pertuturan, agar suatu pesan dapat dipahami oleh seseorang yang menjadi lawan komunikasi kita.
ADVERTISEMENT
Dalam penggunannya, bahasa memiliki keunikan tersendiri. Misalnya, terdapat bahasa-bahasa yang unik di beberapa daerah, seperti di daerah Ciledug, Tangerang. Dijuluki sebagai bahasa Ciledug karena kalangan pemuda yang berasal dari daerah Ciledug suka mencampuri bahasa Indonesia dengan bahasa asing, yaitu bahasa Inggris.
Faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya bahasa Ciledug adalah pola masyarakatnya yang terbuka dengan globalisasi. Tentunya, masyarakat dalam konteks ini didominasi oleh kaum milenial atau pemuda. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna media sosial yang lebih banyak digunakan oleh para pemuda. Bahasa Ciledug digunakan oleh para pemuda ketika mereka melakukan suatu kegiatan, seperti berkumpul bersama atau lainnya.
Dengan melihat fenomena maraknya bahasa ini digunakan, kita perlu memperhatikan keunikan apa yang dimiliki oleh bahasa Ciledug ini. Bagaimana bisa bahasa Ciledug digunakan oleh kalangan pemuda? Apa saja bahasa Ciledug itu?
ADVERTISEMENT
Nah, kali ini penulis akan membahas mengenai fenomena bahasa Ciledug. Penulis juga tinggal di daerah sekitar Ciledug, Tangerang. Tentunya beberapa teman-teman penulis juga biasa menggunakan bahasa unik tersebut.
Bahasa Ciledug dikatakan unik karena pada pengucapannya bercampur antara dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mereka yang biasa menggunakan bahasa Ciledug, tentu harus menguasai bahasa Inggris juga sebagai selingan atau sisipan dari bahasa ibu mereka.
Kalangan pemuda menggunakan bahasa Ciledug ini dengan beberapa tujuan, misalnya sebagai hiburan, menambah kosa-kata baru, dan agar terbiasa dalam mengucapkan bahasa Inggris. Akan tetapi, mereka juga harus melihat lawan bicaranya terlebih dahulu. Apakah lawan bicaranya tersebut juga menguasai bahasa Inggris atau tidak. Jika tidak, maka pesan yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya tersampaikan, karena lawan bicaranya tidak mengetahui makna atau arti yang dituturkan oleh pembicara.
ADVERTISEMENT
Bahasa Ciledug termasuk ke dalam bahasa gaul karena lahir di kalangan para kaum milenial atau pemuda. Mereka tidak bisa menggunakan bahasa Ciledug dengan lawan bicaranya orang tua atau anak-anak. Hal ini kemungkinan disebabkan karena mereka tidak menguasai bahasa Inggris. Menggunakan bahasa Ciledug dengan orang yang lebih tua juga dianggap tidak sopan. Jadi, penggunaan bahasa Ciledug hanya digunakan antara para pemuda yang usianya sebaya saja.
Terdapat beberapa bahasa Ciledug yang sering dilontarkan oleh teman-teman penulis, yaitu literally yang artinya secara harfiah, prefer yang artinya lebih suka, sorry artinya maaf, overthinking artinya terlalu memikirkan, whatever artinya terserah, even yang artinya bahkan atau walaupun, dan masih banyak lagi. Dari beberapa teman penulis juga ada yang kurang menguasai bahasa Inggris, sehingga dia selalu bertanya terlebih dahulu artinya apa.
ADVERTISEMENT
Tentunya fenomena bahasa Ciledug tersebut terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan seseorang yang menggunakan pencampuran bahasa atau bisa disebut juga campur kode dalam setiap penuturannya, mereka terbiasa dalam mengucapkan bahasa asing terutama bahasa Inggris serta mereka lebih kreatif dalam berkomunikasi. Sedangkan kekurangannya ialah dapat menggeser atau menggantikan bahasa Indonesia dan kurangnya kesopanan dalam berkomunikasi. Maka dari itu, seseorang yang menggunakan bahasa Ciledug lebih banyak digunakan oleh para pemuda.
Nah, untuk para pembaca, kita seharusnya membiasakan diri dalam berbahasa yang baik dan benar. Menggunakan bahasa yang tidak formal misalnya bahasa Ciledug tersebut boleh-boleh saja asalkan dilakukan kepada orang-orang yang tepat. Untuk itu, kita harus memperhatikan siapa yang menjadi lawan bicara kita terlebih dahulu, dan memperhatikan penggunaan bahasa yang pantas atau cocok untuk dilontarkan kepada lawan bicara.
ADVERTISEMENT