Penggunaan Aplikasi Video Conference di Era Pandemi COVID-19

Bagus Muarif
Bagus mu'arif, mahasiswa S1 management international unsoed saat ini sedang menjalani kuliah semeseter 5
Konten dari Pengguna
4 Januari 2021 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagus Muarif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemic Covid-19 berimbas pada terbatasnya kegiatan manusia dalam beraktivitas. Banyak perusahaan yang menerapkan system work from home dan social distancing bagi para pekerjanya guna mencegah semakin banyak nya kasus covid 19. Selain itu, juga banyak sekolah dan perguruan tinggi yang pada akhirnya system pembelajaran menggunakan system online. Dengan adanya WFH dan pembelajaran online, penggunaan aplikasi video conference sangat membantu untuk tetap beraktifitas dengan bertatap muka via online.
Foto oleh Anna Shvets dari Pexels
Kini tersedia banyak penyedia layanan aplikasi video conference berbayar maupun gratis. Fitur yang disediakan oleh aplikasi video conference pun banyak seperti berbagi layar, kapasitas pengguna yang bisa menampung banyak orang, fitur chat, dan audio conferences. Aplikasi ini tersedia di smartphone, tablet, maupun perangkat computer.
ADVERTISEMENT
Bagi perusahaan atau organisasi, aplikasi video conference dapat membantu memudahkan rapat dan presentasi secara jarak jauh sehingga tidak perlu berkumpul di suatu tempat. Pada bidang Pendidikan, aplikasi video conference digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dimana para pelajar tidak perlu datang ke sekolah maupun perguruan tinggi. Selain itu dengan aplikasi video conference juga dapat menyelanggarakan seminar berbasis online atau biasa disebut webinar.
Beberapa aplikasi video conference memiliki sistem berbayar sehingga membuka peluang bisnis untuk menyediakan penyewaan akun aplikasi video conference.
Disisi lain, penggunaan aplikasi video conference juga memiliki resiko bahaya yang mengintai. Seperti salah satu aplikasi video conference yang mengalami kasus yaitu membocorkan data pribadi berupa foto dan email milik penggunanya kepada orang asing dan tidak melakukan enkripsi untuk panggilan video yang dilakukan pengguna. Selain itu, orang asing dapat masuk kedalam rapat dan melakukan tindakan yang tidak sewajarnya seperti berkata kasar dan menampilkan video yang tidak semestinya ditampilkan seperti video pornografi. Untuk itu pihak pengembang aplikasi video conference perlu meningkatkan fitur keamanan guna menambah kepercayaan akan produk mereka serta menambah kenyamanan para penggunanya sehingga membentuk loyalitas konsumen yang berkelanjutan. (Bagus mu'arif/prodi management international,FEB,Universitas Jendral Soedirman)
ADVERTISEMENT