Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Wayang Kampung Sebelah (WKS) Representasi Modernisasi Warisan Budaya
25 Maret 2025 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Bagus Nur Alim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Wayang Kampung Sebelah (WKS) adalah sebuah pementasan yang diciptakan oleh sekelompok seniman asal Solo. Penciptaan WKS ini membawa udara segar dalam dunia warisan budaya yaitu pewayangan. Terdapat beberapa keunikan yang membuat WKS ini berbeda dengan wayang lainnya. Keunikan WKS tidak hanya terdapat dari fashion sang wayang, melainkan juga dari isi cerita.

Dari segi fashion atau penampilan wayang, sangat mencolok bahwa wayang tersebut menggunakan kostum yang bermacam-macam dan menyesuaikan dengan kondisi zaman sekarang. Seperti halnya terdapat wayang dengan kostum Satpam, Polisi, Guru, dan lainnya yang disesuaikan dengan jalan cerita. Hal inilah yang secara visual cukup memikat dan membuahkan daya tarik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jika melihat dari segi isi cerita, maka juga tidak kalah unik. Cerita yang dibawakan seringkali mengangkat cerita rakyat dan berbagai permasalahan dalam kehidupan kontemporer masa kini. Banyak sentilan-sentilan sosial yang dilempar dengan guyon, namun tetap memiliki pesan yang serius.
Modernisasi ini adalah sebuah bentuk inovasi tambahan untuk mengembangkan unsur yang terdapat dalam pertunjukan wayang. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan kondisi sosial terhadap minat pementasan. Sehingga, sebuah warisan budaya bisa tersampaikan dengan baik.
Keunikan lainnya adalah, Wayang Kampung Sebelah atau WKS tidak terlalu kaku dalam menampilkan pertunjukan. Selain pembawaan yang humoris namun tetap mendidik, WKS juga memberikan persembahan wayang tidak menggunakan Gamelan sebagai iringan. Justru yang dipergunakan adalah alat-alat musik yang jauh dari dunia pewayangan, seperti Gitar, Jimbe, Perkusi, dan lainnya.
Keunikan yang dihasilkan dari pertunjukan Wayang Kampung Sebelah tentu saja menarik minat generasi muda. Sehingga, membuat perspektif baru di kalangan generasi muda, bahwa wayang bukanlah sebuah warisan budaya yang kuno. Hal ini selain menumbuhkan minat tetapi juga membuat generasi muda dapat mengapresiasi wayang ini dengan baik.
ADVERTISEMENT
Wayang Kampung Sebelah atau WKS adalah bentuk wayang yang tidak heran jika mudah diterima oleh masyarakat secara luas. Karena secara visual menarik, memungkinkan generasi muda untuk penasaran dan kemudian turut menyaksikan. Sedangkan secara isi, mengangkat berbagai realitas kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Jadi, warisan budaya peninggalan leluhur yaitu wayang ternyata bisa juga di modernisasi. Memberikan hiasan visual tambahan, menambah cerita yang sesuai dengan kondisi sosial modern, sampai kepada memberikan nuansa musik iringan terbaru yang lebih modern. Namun sayangnya, jenis wayang yang dimodernisasi memiliki fasenya dan tidak seperti wayang purwa yang masih relevan melintasi zaman. Sekalipun demikian, esensi wayang tersebut masihlah sama. Semua ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO pada 2003 silam.
ADVERTISEMENT