Konten dari Pengguna

Kenduri Ternyata Kental dengan Nilai-nilai Pancasila

Bagus Sedya
Mahasiswa pre klinik FK Unej angkatan 2019
1 April 2022 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bagus Sedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makanan dalam kenduri (berkat). Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan dalam kenduri (berkat). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kenduri atau dalam bahasa Jawa disebut "genduren" sudah ada sejak zaman Jawa Kuno. Pada dasarnya acara ini diadakan untuk mensyukuri nikmat pemberian Tuhan yang Maha Esa. Acara ini berbentuk doa bersama yang dipimpin oleh seorang tetua adat atau orang yang dihormati, kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan.
ADVERTISEMENT
Sebelum islam masuk ke Jawa, upacara kenduri lebih erat dengan tradisi Hindu. Namun sejak Wali Songo menyebarkan ajaran Islam, kenduri perlahan terisi oleh nilai-nilai islami. Misalkan doa yang dibaca dari yang tadinya berisi mantra-mantra, sekarang diganti dengan doa dalam agama Islam.
Pergeseran ini tentu bukan berarti budaya tersebut hilang atau rusak, namun sebagai akulturasi budaya. Sebuah budaya yang terpengaruh budaya lain, akan menghasilkan budaya baru yang lebih kaya dan lebih sesuai dengan masyarakatnya.
Adat kenduri mungkin sudah mengandung nilai-nilai religius, namun apakah adat ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? mengingat kita sebagai bangsa Indonesia harus selalu berpedoman pada Pancasila. Kita akan mengurai alasan mengapa kenduri kental dengan nilai-nilai Pancasila.
Alasan yang pertama, inti dari acara kenduri adalah mensyukuri nikmat dan memohon berkat dari Tuhan yang maha Esa. Dari poin ini kita bisa melihat bahwa acara ini sesuai dengan sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
Kedua, adab sangat dijunjung dalam acara kenduri. Misalnya semua orang duduk di lantai yang tingginya sama, tidak ada yang merasa lebih tinggi atau merendahkan orang lain. Selain itu, cara duduk dan cara berjalan di depan orang lain juga harus diperhatikan. Duduk dengan bersila dan sedikit membungkukkan badan saat lewat di depan orang yang lebih tua, sesuai dengan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Alasan yang ketiga, doa bersama dan dilanjutkan makan bersama tentunya dapat mempererat persaudaraan dan persatuan antar anggota masyarakat. Dengan adanya acara berkumpul, akan terjalin komunikasi harmonis yang dapat meningkatkan rasa persatuan dan terhindar dari perpecahan. Hal ini sesuai dengan sila Persatuan Indonesia.
Keempat, acara kenduri dipimpin oleh tetua adat atau orang yang dituakan. Dalam kenduri juga sering diadakan sesi diskusi mengenai masalah lingkungan sekitar sehingga masalah tersebut dapat diatasi bersama-sama. Inilah letak nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
ADVERTISEMENT
Nilai yang kelima, seluruh tetangga diundang dalam acara kenduri tanpa kecuali. Baik kaya, miskin, pengangguran, pejabat, semuanya diundang dalam satu acara yang sama tanpa diskriminasi. Hal ini menunjukkan adanya keadilan sosial di masyarakat di mana semuanya diperlakukan adil sesuai dengan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Penjabaran di atas tentunya merupakan alasan yang jelas mengapa adat kenduri sangat kental dengan nilai-nilai Pancasila. Bagaimana tidak, Pancasila diambil dari adat kebiasaan masyarakat itu sendiri. Memang sudah seharusnya ideologi bangsa diambil dari masyarakatnya sendiri, sehingga bagaimanapun adat yang ada akan sesuai dengan ideologi bangsa.
Semoga adat kenduri terus dilestarikan. Dengan melestarikan adat kenduri, maka secara tidak langsung kita mengamalkan nilai-nilai Pancasila, sebagaimana kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia.
ADVERTISEMENT