Konten dari Pengguna

Inspirasi Warga Desa Lonjoboko Lewat Inovasi Cetakan Batako

Bahmi
Kasi Pembangunan desa Lonjoboko Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan
25 Oktober 2024 13:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Inspirasi Warga Desa Lonjoboko Lewat Inovasi Cetakan Batako Manual Dari Plat Besi
ADVERTISEMENT
Bahmi (52), mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan dengan NIM 2161201657, membuktikan bahwa ide sederhana bisa membawa perubahan besar bagi masyarakat. Berawal dari kepeduliannya terhadap kondisi warga di kampung halamannya, Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ia menginisiasi program pembuatan cetakan batako manual yang terjangkau.
"Desa kami sebenarnya kaya akan bahan baku material bangunan berupa tambang golongan C.pasir dan batu kali . Sayangnya, banyak warga yang masih kesulitan membangun rumah karena kendala biaya," ujar Bahmi saat ditemui di lokasi pembuatan batako.
Inovasi yang diperkenalkan Bahmi berupa cetakan batako manual berukuran 15x35x8 cm. awalnya bekerja sama dengan salah seorang temannya yang berprofesi sebagai tukang las dan membuat dua buah cetakan dan meminjamkannya kepada siapa saja warga yang membutuhkannya.
Salah satu rumah warga desa yang menggunakan hasil cetakan batako manual Inovasi Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan
Dengan alat ini, warga bisa memproduksi batako sendiri secara bertahap sesuai kemampuan finansial mereka. Bahan baku yang melimpah di desa tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan material bangunan berkualitas dengan biaya produksi yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
"Keunggulan membuat batako sendiri adalah warga bisa mengerjakan sedikit demi sedikit. Misalnya hari ini membuat 50 batako, besok membuat lagi, sampai jumlahnya cukup untuk membangun rumah," jelasnya.
Dampak positif dari inisiatif ini mulai terlihat. Beberapa warga telah berhasil membangun rumah mereka berkat ketersediaan cetakan batako tersebut. Salah satunya adalah Kamaruddin, warga Dusun Bontoloe yang berhasil membangun rumah permanen setelah sebelumnya tinggal di rumah semi permanen.
"Alhamdulillah, dengan adanya cetakan batako ini, kami bisa membuat material bangunan sendiri. Biayanya jadi lebih murah dan bisa dikerjakan sesuai kemampuan," ungkap Kamaruddin
Program ini juga membuka peluang usaha bagi warga yang ingin memproduksi batako untuk dijual. Beberapa pemuda desa bahkan sudah mulai merintis usaha pembuatan batako, menciptakan lapangan kerja baru di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahmi berharap inovasi sederhana ini bisa terus berkembang dan membantu lebih banyak warga di desanya untuk memiliki hunian yang layak. "Ini bukti bahwa dengan memanfaatkan potensi lokal dan sedikit kreativitas, kita bisa membantu sesama," tutupnya.
Inisiatif mahasiswa ITB Ahmad Dahlan ini menunjukkan bahwa peran mahasiswa dalam pengembangan masyarakat tidak selalu harus dimulai dengan teknologi canggih. Terkadang, solusi sederhana yang tepat sasaran justru bisa memberikan dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat.