Bupati Tegal Umi Azizah Resmikan Rumah Anak SIGAP

Ahmad Syaiful Bahri
Membaca dan Menulis
Konten dari Pengguna
2 Februari 2023 9:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Syaiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cegah Stunting, Pemkab Tegal dan Tanoto Foundation Kerja Sama Tingkatkan Kualitas Pengasuhan Anak Usia Dini
Bupati Tegal, Ibu Dra. Hj. Umi Azizah meresmikan Rumah Anak SIGAP di Desa Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Jawa Tengah dengan menandatangani prasasti peresmian, Rabu, (1/2).
Provinsi Jawa Tengah dengan total penduduk sebanyak 36,7 juta jiwa (BPS 2021) telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 31,2 persen di 2018 (RISKESDAS) menjadi 20,9 persen pada tahun 2021 (SSGI). Meskipun angka penurunan tersebut cukup signifikan, tetapi jika mengingat jumlah penduduk Jawa Tengah yang cukup besar, angka absolut anak balita yang menderita stunting jumlahnya juga cukup banyak, yaitu sekitar 500 ribu anak.
ADVERTISEMENT
Untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, diperlukan upaya yang intensif, terstruktur dan terkoordinasi, yang melibatkan seluruh jajaran pemerintahan mulai dari Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa, serta pendampingan dari lembaga swasta, organisasi filantropi, mitra pembangunan, akademisi dan media.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Tegal untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting melalui peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini.
Salah satu hasil dari kerja sama ini adalah pendirian pusat layanan pengasuhan untuk stimulasi dan pembelajaran dini bagi anak usia 0-3 tahun yang disebut Rumah Anak SIGAP, di mana salah satunya terletak di Kabupaten Tegal.
ADVERTISEMENT
Rumah Anak SIGAP adalah bagian dari program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP), yang merupakan bentuk kemitraan antara Tanoto Foundation dengan pemerintah daerah, dan melibatkan masyarakat. Rumah Anak SIGAP didirikan dengan mengembangkan model layanan yang bertujuan untuk membekali keluarga agar mampu memberikan pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak usia 0-3 tahun secara menyeluruh (holistik), serta terintegrasi dengan layanan kebutuhan esensial anak lainnya.
Ragam layanan yang tersedia di Rumah Anak SIGAP ditujukan untuk memastikan anak-anak usia 0-3 tahun berkembang sesuai dengan usia mereka, dengan meningkatkan keterampilan orang tua/pengasuh dalam praktik pengasuhan yang berbasis pemenuhan hak anak. Layanan tersebut meliputi kegiatan kelompok pengasuhan tematik, kegiatan stimulasi dengan bermain, pendampingan individual (orang tua dan anak), kunjungan rumah, dan beragam kegiatan pendukung lainnya.
ADVERTISEMENT
Bupati Tegal, Umi Azizah, pada acara peresmian Rumah Anak SIGAP yang dilakukan pada Rabu, 1 Februari 2023, di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal menjelaskan, “Rumah Anak SIGAP ini menggambarkan pentingnya pengasuhan anak sejak lahir hingga usia 3 tahun dalam membentuk generasi pemimpin. Pada momentum peresmian Rumah Anak SIGAP ini saya berharap seluruh elemen bertanggung jawab dalam pembangunan keluarga untuk membangun komitmen kembali dalam menurunkan angka stunting melalui pola pengasuhan.
Lebih lanjut, Bupati Tegal mengatakan bahwa stunting merupakan permasalahan yang harus dihadapi dan ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak, pemerintah, pengusaha swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat. “Upaya percepatan penurunan stunting dapat dimulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai individu, dengan membangun ketahanan keluarga secara utuh di berbagai bidang, baik bidang kesehatan, bidang ekonomi, pendidikan anak maupun kebahagiaan keluarga, mulai dari penanganan gizi, kualitas sanitasi, kualitas lingkungan, akses pendidikan, dan kesehatan,”.
ADVERTISEMENT
“Saya berharap pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan dinas terkait juga aktif dalam mendukung program Rumah Anak SIGAP ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Eddy Henry, Head of ECED Tanoto Foundation, menjelaskan bahwa upaya pencegahan stunting dapat dimulai dari keluarga. “Stunting disebabkan oleh faktor multi-dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk, tapi juga bersumber dari pola asuh. Melalui Rumah Anak SIGAP, keterampilan orang tua dalam praktik pengasuhan yang positif dan responsif diharapkan dapat meningkat,” ujar Eddy.
Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry, memberikan sambutan pada acara peresmian Rumah Anak SIGAP di Desa Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Jawa Tengah, Rabu, (1/2).
Eddy juga menuturkan bahwa Tanoto Foundation terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam program percepatan penurunan stunting dan memajukan sumber daya manusia di Indonesia melalui program bagi anak usia dini. “Meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi generasi Indonesia di masa depan. Hal tersebut membutuhkan komitmen, sinergi, dan kerja sama lintas sektor demi tercapainya Indonesia bebas stunting,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Juli tahun 2022 lalu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Anggota Dewan Wali Amanat Tanoto Foundation Anderson Tanoto juga meresmikan Rumah Anak SIGAP di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.
Menurut Ganjar, program pencegahan dan penanganan stunting harus dilakukan secara berkesinambungan dari mulai bayi dalam kandungan dan setelah bayi lahir. Dirinya berharap program ini bisa memfasilitasi edukasi dan pendampingan terhadap ibu hamil dan ibu yang memiliki anak bayi, sehingga anak-anak di Jawa Tengah dapat terbebas dari risiko stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan tidak mendapatkan stimulasi psikososial yang cukup, terutama yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1.000 Hari Pertama Kehidupan). Dampaknya, perkembangan fisik dan perkembangan otak anak dapat terganggu sehingga terjadi penurunan kapasitas intelektual yang akan berpengaruh pada produktivitas saat dewasa, serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, dan stroke.
ADVERTISEMENT