Inovasi Guru Tak Boleh Berhenti di Saat Pandemi Corona

Ahmad Syaiful Bahri
Membaca dan Menulis
Konten dari Pengguna
21 November 2020 15:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Syaiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dedi Hendriyanto (kiri), guru Bahasa Inggris SMPN 21 Batang Hari Propinsi Jambi mengajar dari rumah. Ia memanfaatkan media sosial Facebook agar tetap terhubung dengan siswanya di tengah pandemi Covid-19. Foto: Ahmad Syaiful Bahri.
zoom-in-whitePerbesar
Dedi Hendriyanto (kiri), guru Bahasa Inggris SMPN 21 Batang Hari Propinsi Jambi mengajar dari rumah. Ia memanfaatkan media sosial Facebook agar tetap terhubung dengan siswanya di tengah pandemi Covid-19. Foto: Ahmad Syaiful Bahri.
ADVERTISEMENT
Penggerak pendidikan, seperti guru, kepala sekolah maupun pengawas memiliki peranan penting di tengah pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Guru maupun kepala sekolah penggerak diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Seperti menggerakkan ekosistem pendidikan mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
"Menjadi penggerak pendidikan berarti guru aktif melakukan perubahan dan berinovasi dalam pembelajaran," ujar Yantoro, dosen Universitas Jambi yang juga fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation, Sabtu, (21/11/2020).
Menurut Yantoro, guru dan kepala sekolah adalah kunci penentu kualitas hasil belajar siswa.
"Apalagi di saat pandemi seperti itu," katanya.
Inovasi menggunakan Facebook
Sebagai guru penggerak, Yantoro mencontohkan apa yang dilakukan oleh Dedi Hendriyanto, guru Bahasa Inggris SMPN 21 Batang Hari Jambi yang terus konsisten memberikan pembelajaran di tengah pandemi.
"Walaupun pandemi, siswa tetap melakukan pembelajaran seperti membuat video bahasa Inggris," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, salah satu yang dilakukan Dedi kala mengajar virtual adalah dengan menggunakan Facebook.
Ia dan teman sesama guru membuat Facebook Batang Hari Belajar dari Rumah (BBDR).
Tujuannya adalah siswa yang tidak memiliki cukup kuota bisa mengikuti pembelajaran.
Facebook rata-rata semua punya, juga irit kuota. Jika siswa ketinggalan, mereka bisa melihat rekamannya di lain waktu,” katanya.
Inisiatif itu datang setelah Dedi melihat kondisi pembelajaran jarak jauh, Ia harus memiliki inovasi dalam mewujudkan pembelajaran berkualitas di tengah Covid-19.
"Harus terus berinovasi, tidak boleh berhenti," ujar Dedi, yang juga fasilitator Tanoto Foundation.