Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.6
24 Ramadhan 1446 HSenin, 24 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Menelusuri Jejak-Jejak Ramadhan Masa Kecil: Tidur di Musholla Tiap Malam
19 Maret 2025 5:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ahmad Syaiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada saja aktivitas masa kecil di saat Ramadhan tiba yang tiba-tiba saya ingat di masa dewasa sekarang. Rasa rindu, kangen ingin kembali ke masa itu tak terbendung. Tidak terasa air mata menetes, masa di mana cuma hanya main dan main, tidak terbebani beban hidup yang teramat berat.
ADVERTISEMENT
Salah satu memori masa kecil yang harus saya tulis di Ramadhan 1446 H/2025 H ini adalah ketika setiap malam saya tidur di Musholla, dalam bahasa orang Indramayu namanya tajug atau surau. Bangunannya khas zaman dulu ada serambi di depannya, dibuat blong tanpa pintu, sekitar 4 apa 6 gitu. Ah kangen pokoknya.
Masa-masa yang buat segalanya tidak ada yang perlu ditakutkan, dikhawatirkan. Jadi biasanya kalau sehabis sholat tarawih anak-anak yang sudah lancar mengajinya akan melakukan tadarrus membaca al-qur'an di dalam musholla. Yang lain main di halaman musholla, masih tanah lapang berpasir, dengan pola lapangan badminton. Bisa untuk main lompat kotak-kotak, ayunan yang pakai karet, umpet-umpetan, main bola, hingga badminton. Semuanya menjadi satu di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Kalau pas sholat tarawih, lapangan depan musholla juga dijadikan tempat sholat bagi ibu-ibu dan anak perempuan yang tidak kebagian sholat di dalam musholla, sedangkan anak laki-laki di emperan madrasah, juga kadang di depan rumah kakek saya. Ya namanya juga anak-anak, momen ramadhan adalah saat yang paling ditunggu kedatangannya. Semua bergembira.
Salah satu yang paling menyenangkan selama satu bulan penuh ya tidur di musholla, biasanya setelah mengaji al-qur'an, kalau masih ada jaburan sejenis makanan ringan dan teh manis ya kita makan-makan jaburan dulu, dihabiskan, dengan gelas cangkir teh zaman dulu, bukan gelas ya. pokoknya asyik.
Nah, jika sudah jam 10 an biasanya sudah pada ambil posisi masing-masing untuk tidur, ada yang dipojokan, di tengah, dan di depan. Nanti bangun pada saat sahur dan dibangunkan sama orangtua masing-masing dengan mendatangi musholla nurussyuhada tersebut. jam 03.00 pagi hingga jam 03.30 biasanya ibu-ibu yang menjemput anak mereka, termasuk ibu saya.
ADVERTISEMENT
Oh iya, musholla tersebut dulunya tingkat dua, jadi memiliki loteng di atas, biasanya untuk yang sudah besar pada tidur di atas, meskipun jarang dan seringnya kosong, karena mungkin malas ke atas. Tapi zaman dulu memang asyik, ada dua orang yang tinggal di atas kalau gak salah, orang sudikampiran, namanya Daskinah dan ditemani oleh orang Sleman, namanya Mang Jabang, waktu saya masih mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah setingkat Sekolah Dasar.
Dulu asyik, berkumpul satu sama lain, karena belum ada handphone, beda dengan sekarang, apa-apa pegang hp. Zaman dulu belum ada alat komunikasi, jadi semuanya ya membaur, ngobrol dan saling bercanda satu sama lain.