Society 5.0 dan Transhumanisme

Bahrul Bangsawan
Mahasiswa tingkat akhir
Konten dari Pengguna
7 September 2020 21:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahrul Bangsawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
http://www.longlonglife.org/en/transhumanism-longevity/aging/transhumanism/
zoom-in-whitePerbesar
http://www.longlonglife.org/en/transhumanism-longevity/aging/transhumanism/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Percepatan teknologi dan peran manusia dalam perkembangan ini tak terlepas dari istilah revolusi industri. Revolusi industri adalah istilah perubahan secara besar-besaran atau perubahan total pada segala bidang mulai dari pertanian, manufaktur, pendidikan, transportasi, industri, teknologi dan lain sebagainya. Pola revolusi industri pertama (Hunting Society) kali diketahui pada peradaban manusia yang mulai mengenal istilah food gathering atau zaman yang hidup dengan memanfaatkan apa yang mereka temukan. Kedua, pengembangan teknik irigasi dan pemukiman manusia (Agrarian Society). Ketiga, penemuan lokomotif uap dan awal produksi massal (Industrial Society). Dan terakhir yang keempat sering dipropagandakan, penemuan komputer dan teknologi informasi (Information Society).
ADVERTISEMENT
Dalam era revolusi industri 4.0, konsep teknologi tidak hanya membantu manusia pada pekerjaan manusia dengan mesin. Tetapi integrated system, dimana konsep Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Big Data, AR/VR, Sharing on Demand, Cryptocurrency dan Artificial Intelligence menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Artificial Intelligence adalah kemampuan sistem dalam menafsirkan data dengan benar untuk belajar dan menggunakan pembelajaran tersebut guna untuk tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi sistem.
Perkembangan inipun tak luput dari akademisi, peniliti dan para ahli yang lahir dari sebuah pemikiran brilian manusia. Manusia sebagai hiposentrum dari sains dan teknologi yang berkembang saat ini merupakan salah satu alasan kuat akan pembuktian entitas manusia sebagai pusat revolusi peradaban. Konteks dari manusia disini tidak hanya terfokus pada manusia terdidik yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tapi lebih daripada itu, manusia adalah seorang terpelajar yang adil sejak dalam pikiran maupun perbuatan walaupun dalam konsep keadilannya tersebut terdapat kelabilan pada setiap tindakan yang diambilnya.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan sains maupun teknologi, manusia semakin membuat inovasi yang bahkan kebanyakan dari kita tidak sadar akan suatu saat terciptanya teknologi yang mampu mengatasi keterbatasan manusia. Teknologi tidak hanya diciptakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan tugas-tugas yang berulang maupun membantu meringankan beban manusia dalam mengerjakan tugas kesehariannya. Tapi lebih daripada itu, di masa depan teknologi akan mampu menutupi bahkan menghilangkan keterbatasan manusia sehingga saat ini ketika kita membayangkan akan hal tersebut, akan timbul pertanyaan. Di masa depan apakah manusia akan semakin manusiawi atau manusia akan mengalami disrupsi kemanusiaan sehingga slogan memanusiakan manusia hanya tinggal slogan?
Pertanyaan yang sulit dijawab tapi kita akan membedah permasalahan ini satu persatu. Konsep yang dijelaskan diatas adalah konsep transhumanisme. Transhumanisme atau transformasi kemanusiaan (transhumanism/human transformation) adalah ideologi atau pemahaman atau biasa disebut gerakan intelektual yang percaya bahwa suatu saat melalui teknologi dan sains keterbatasan fisik manusia dapat mengadopsi teknologi. Bahkan hingga manusia dapat hidup abadi dengan teknologi. Sederhananya, jika manusia sekarang memiliki umur maksimal 100 tahun lamanya, manusia memiliki keterbatasan dalam ingatan maupun kecerdasan atau kita ketika berkomunikasi dengan perangkat lain menggunakan perantara seperti handphone atau laptop atau lain sebagainya, dengan adanya teknologi dan sains di masa depan. Manusia tidak lagi memiliki keterbatasan umur, pengetahuan akan didapatkan dengan mudah tanpa harus belajar, manusia tidak membutuhkan teknologi eksternal lagi untuk berkomunikasi, tapi manusia akan menyatu dengan teknologi (untuk membantu membayangkan hal ini, pembaca bisa menonton film Lucy, Westworld, Tron, I Robot, Robocop, Ghost in the shell, Terminator dan lain sebagainya).
ADVERTISEMENT
Konsep transhumanisme ini yang diciptakan oleh Julian Huxley pada tahun 1957 sudah mulai berkembang pesat di dunia bahkan saat ini menurut hasil investigasi media vice.com, di Florida ada sebuah Gereja yang mempercayai bahwa sains dan teknologi adalah kunci untuk memperpanjang kehidupan manusia. Bahkan menurut Francis Fukuyama, transhumanisme adalah the world’s most dangerous idea.
Betapa mengerikan dan revolusioner bukan?
Sebelum hal itu terjadi, perkembangan teknologi melalui revolusi industri mengalami peningkatan menjadi 5.0. Banyak yang berpendapat bahwa revolusi industri 5.0 ini lebih berfokus pada perkembangan peradaban manusia bukan pada perkembangan teknologi, revolusi industri yang dirumuskan oleh pemerintah jepang ini menyalahi milestone perkembangan teknologi yang dimana dalam konsep perkembangan teknologi, seharusnya ada pembaharuan teknologi menjadi lebih meningkat atau lebih baik dari sebelumnya. Tetapi hal ini beda dari yang dirumuskan oleh pemerintah jepang, konsep ini lebih dikenal sebagai Society 5.0 yang diartikan sebagai konsep masyarakat cerdas yang berpusat pada manusia (Human Centered) dan berbasis teknologi (Techonology Based) dimana Big Data dan IoT dikonversikan menjadi artificial intelligence yang akan menjangkau setiap sudut masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Jepang pada hari senin, 21 Januari 2019 bahwa “Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the internet of things akan menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna”. Konsep yang dijelaskan Perdana Menteri Jepang ini merupakan transformasi pemahaman manusia bahwa kebutuhan teknologi akan manusia dapat bermakna lebih untuk menjalani kehidupan yang baik. Ini menjelaskan juga bahwa konsepsi transhuman akan semakin dekat. Selanjutnya, bagaimana kita sebagai seorang manusia menanggapi percepatan ini yang memiliki dampak positif dan negatif? Tentunya sangat sulit untuk membayangkan hal tersebut. Peradaban yang tidak dapat dihindari tapi kita hanya dapat meminimalisir kemungkinan buruk yang terjadi dimasa depan dengan melakukan inovasi-inovasi yang memanusiakan manusia dan berdampak baik bagi perjalanan kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya transformasi Society 5.0, teknologi akan sangat memudahkan untuk membantu mewujudkan Sustainable Development Goals yaitu program dari United Nations untuk mengurangi ketimpangan sosial mulai dari memberantas kemiskinan, mengakhiri kelaparan, hidup sehat dan sejahtera, pendidikan yang bermutu, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, perkembangan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, industri, inovasi dan infrastruktur, mengurangi ketimpangan, kota dan komunitas berkelanjutan, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, penanganan iklim, menjaga ekosistem laut, menjaga ekosistem darat, perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat dan yang terakhir kemitraan untuk mencapai tujuan. di dunia sehingga tidak ada ketimpangan sosial yang akan terjadi dimasa depan.
Teknologi tentunya memiliki banyak dampak positif maupun negatif, jika kita membayangkan masa depan peradaban manusia seperti yang tergambarkan pada film-film, tentunya akan banyak ketimpangan kemanusiaan ketika hal itu terjadi jika teknologi digunakan atas dasar monopoli serta kapitalisasi segelintir orang-orang elit. Teknologi yang seharusnya dapat diakses dengan mudah oleh siapapun itu dan oleh apapun akan berdampak buruk jika teknologi digunakan sebagai alat monopoli oleh kekuasaan atau segelintir orang-orang yang berwenang. Pengetahuan dan teknologi adalah hak umat manusia tanpa ada monopoli atau hak kepemilikan individu sehingga terjadi peradaban yang berpengetahuan dan memiliki kemandirian atas kehidupan yang bermartabat. Teknologi tidaklah berbahaya jika digunakan dengan baik dan tujuan agar manusia akan semakin manusiawi dengan berbasis teknologi.
ADVERTISEMENT