HATI & ISTIDRAJ

Konten dari Pengguna
24 Mei 2018 6:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahrul Maulana Rs tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
HATI & ISTIDRAJ
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Bahrul Maulana Rs
HATI
Dalam bahasa Arab, hati adalah qolbu. Kata qolbu banyak disebut didalam Al-Qur’an dan hadits. Hati sesungguhnya memiliki dua pengertian, yaitu fisik dan spiritual. Secara fisik hati merupakan daging yaitu organ tubuh manusia yang tersimpan dan terlindungi oleh tulang belulang. Hati secara spiritual merupakan sesuatu yang halus, rabbaniyah (ketuhanan), ruhaniah (kerohanian) dan mempunyai keterkaitan dengan hati yang jasmaniah. Qolbu merupakan tempat berkumpulnya 2 sifat, yaitu sifat malaikat dan sifat setan. sifat malaikat yaitu takwa, segala sesuatu yang baik merupakan bagian dari takwa. sifat setan yaitu nafsu, segala sesuatu yang tidak baik merupakan bagian dari nafsu. Manusia memiliki kedua sifat itu dalam satu tempat, yaitu hati/qolbu. Ketika manusia melakukan perbuatan yang baik maka sifat takwa akan mendominasi di dalam qolbu, pun sebaliknya. Takwa disebutkan dalam al qur'an sebanyak 115 kali dan nafsu disebutkan dalam al qur'an sebanyak 115 kali. Dengan jumlah yang sama itulah menandakan bahwa setiap sesuatu yang sifatnya baik pasti ada lawan nya, yaitu keburukan.
ADVERTISEMENT
Baik atau buruknya sifat manusia bukan ditentukan oleh otak nya dan juga bukan ditentukan oleh cara berpikirnya. Sebab, begitu banyak manusia-manusia di muka bumi ini yang memiliki kecerdaan luar biasa namun disalah gunakan. Betapa banyak mereka yang memiliki kecerdasan namun dengan kecerdasan itu pula dia melawan syari'at islam. Dia tahu dan paham bahwa yang dilakukan nya adalah salah, namun tetap dilakukan nya. Apa penyebab nya? yaitu hati yang di dominasi oleh nafsu. Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad nya. dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad nya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
ADVERTISEMENT
Pada hakikatnya qolbu itu suci, bersih. Namun seiring berjalan nya waktu, hati itu bisa berubah menjadi titik-titik hitam dan akan menjadi hitam pekat, bahkan bisa berubah menjadi keras. Dosa yang kita perbuatlah yang menyebabkan hati itu menjadi hitam dan keras.
ISTIDRAJ
Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja (Arab: درج ) yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Sementara istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman. Sederhana nya, istidraj adalah azab berupa kenikmatan. Dari Ubah bin Amir radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ
ADVERTISEMENT
“Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.”
Allah sengaja memberikan segala nikmat kepada hamba nya yang selalu bermaksiat kepada nya. Ibarat layangan, semakin di ulur maka semakin jauh. Begitulah ketika allah sedang menimpakan istidraj kepada hamba nya. tujuan pemberian nikmat itu bukanlah karena allah sayang kepadanya, melainkan agar semakin jauh dari genggaman dan pandangan allah swt.
Ciri-ciri orang yang terkena istidraj :
ADVERTISEMENT
HUBUNGAN HATI DAN ISTIDRAJ
Ketika seseorang sedang terkena azab istidraj, maka hatinya akan hitam dan keras. Jika hati sudah hitam dan keras, nasihat seperti apapun dan dari siapapun tidak akan pernah diterima nya. karena orang yang terkena istidraj selalu merasa dirinya yang paling benar. Dan orang yang terkena istidraj akan asik dengan dunia nya sendiri. Karena orang yang terkena istidraj hati nya sudah tidak bisa membedakan mana halal mana haram, mana baik mana buruk. Dalam pandangan nya semua yang dilakukan nya adalah benar. Allah sudah buta kan hatinya terhadap itu semua.
Naudzubillah.