Konten dari Pengguna

Anggota DPRD DKI Partai Golkar Kritik Keras Pelatihan OKE OCE

9 Januari 2018 17:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Balad Siliwangi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anggota DPRD DKI Partai Golkar Kritik Keras Pelatihan OKE OCE
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BaladSiliwangi - Pelatihan One Kecamatan One Center Enterpreneur (OK OCE) menuai kritik dari anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta. Bahkan, pelatihan yang digagas Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno itu dinilai aneh.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi B DPRD DKI Partai Golkar Jakarta mengatakan, pelatihan OK OCE terkesan dipaksakan. Rekrutmen pendamping OK OCE pun terlihat asal-asalan.
“Itu asal rekrutmen. Apalagi tadi dikatakan yang memilih lurah. Bagaimana lurah tahu (kompetensi pendamping),” kata Anggota DPRD itu di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Januari 2018.
Politikus Partai Golkar ini menilai pelatihan OK OCE tidak efektif. Sebab, pelatihan hanya diisi cuap-cuap.
“Kalau di Dinas Ketenagakerjaan itu ada latihan merakit HP, solder, jahit. Itu masih oke. Ini hanya cuap-cuap. Aneh, sangat aneh,” ucap dia.
Ia meyakini pelatihan ini akan lebih menarik bila pendamping dipilih berdasarkan kompetensi. Target untuk menciptakan 200 ribu tenaga usaha pun akan terwujud.
ADVERTISEMENT
“Kalau cuma begitu saja sangat tidak tertarik. Sungguh tidak. Kalau asal-asalan kan sayang, mending uangnya untuk menyediakan loksem atau lokbit untuk mereka,” ujarnya.
Rapat kerja terkait OK OCE ini dipimpin oleh Ketua Komisi B DPRD DKI Yusriah Dzinnnun. Hadir pula Ketua UMKM DKI Jakarta Irwandi dan suku dinas di lima wilayah.
Selain mengkritisi besaran bunga pinjaman dalam program OK OCE, Anggota DPRD tersebut juga bependapat pelatihan OK OCE yang diberikan Dinas UMKM di beberapa wilayah DKI belum diselenggarakan secara maksimal.
Ia berharap Dinas UMKM dapat segera memperbaiki efektifitas pelaksanaan pelatihan OK OCE. Sebab jika tidak, ia menyarankan anggaran untuk OK OCE dapat dialihkan untuk kegiatan-kegiatan lainnya.
“Bikin kegiatan yang baik. Kalau enggak perlu pelatihan enggak apa-apa, tapi sampaikan kebutuhan. Pelatihan yang saya lihat cuma paparan. Mana mungkin pelaku usaha sanggup meminjam ke Bank DKI atau Jamkrida (perusahaan Penjaminan Kredit Daerah) dengan bunga 13 persen, kalah dengan bank swasta,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sumber : Wartakota